Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berkunjung ke Lembaga Pembinaan Khusus Anak di Gunungkidul, "Rumah Sementara" yang Jauh dari Kesan Seram

Kompas.com - 21/08/2023, 16:36 WIB
Markus Yuwono,
Ardi Priyatno Utomo

Tim Redaksi

"PKL kita juga antar, kalau ujian sekolah antar sekolah. Tahun ini ada tiga sekolah kita antar menggunakan tiga mobil yang berbeda, itu gratis tidak membebani orang tua," kata dia.

Untuk meyakinkan pihak sekolah, beberapa kali mengundang kepala sekolah untuk mengetahui kegiatan anak-anak ini. Sebab, masih banyak yang beranggapan dipenjara hanya terkurung dan tidak bisa melakukan kegiatan apapun.

"Untuk biaya sekolah yang negeri gratis semua, tapi kalau swasta ya itu tanggung jawab orang tua ya," kata Aris.

Baca juga: KPK Eksekusi Eks Bupati Talaud ke Lapas Anak Wanita Tangerang

Selama di dalam LPKA anak-anak ini berkegiatan dari bangun tidur hingga menjelang tidur. Semua sudah terjadwal dengan rapi. Bahkan jadwal dipasang di masing-masing kamar mereka.

Kegiatan mulai rohani, hingga olahraga dilakukan anak yang berperkara dengan hukum ini. Olah raga pun cukup lengkap, mulai futsal hingga olahraga keterampilan seperti catur.

Bahkan sering kali mereka diajak rekreasi berenang di Kota Wonosari. "Anak di sini kelebihan energi, maka kita fasilitasi kelebihan energi itu," kata Aris.

Untuk pendidikan lanjutan, ada beberapa yang sudah keluar difasilitasi mendaftar ke perguruan tinggi. Pada awal masuk menggunakan sistem daring, dan dilanjutkan perkuliahan saat dirinya keluar.

"Pernah ada yang kita fasilitasi sampai perguruan tinggi. Sekarang sudah bebas," kata Aris.

Untuk keterampilan, selain berkebun, memasak, juga ada pelatihan bengkel, hingga potong rambut. Bengkel membuat kanopi dari baja ringan.

Baca juga: Hari Anak Nasional, 35 Penghuni Lapas Anak di Bandung Dapat Remisi

Kegiatan musik mulai dari alat band komplit, dan akustik pun tersedia. Bahkan alat musik tradisional seperti gamelan, dan alat hadroh juga ada.

Makanan dengan Acuan Ketat

Kepala subseksi Perawatan LPKA II Yogyakarta, Hijrah mengatakan, divisinya membawahi kebutuhan anak, salah satunya makanan. Menu yang disediakan sesuai dengan kebutuhan anak, dan tumbuh kembang mereka.

Hasil masakan pun diawasi oleh petugas. Jika ada yang kurang layak, tidak boleh disajikan. Bahkan, daftar menu harian juga dipajang di dalam wisma anak.

Sehingga mereka mengetahui apa saja yang dimakan hari ini. "Ada acuannya detail untuk makanan," kata dia.

Baca juga: Hari Sumpah Pemuda: Saat Binaan Lapas Anak Pun Punya Masa Depan

Ada anak yang diajak membantu untuk memasak juru masak. Anak-anak itu, yang sudah melewati pemantauan dan tidak membahayakan. Sebab, dapur terdapat alat yang berbahaya.

"Sudah aman dan ikut pelatihan tidak berisiko diajak ke sini," kata Hijrah.

Setelah aman, anak-anak mengikuti program asimilasi. Sehingga dapur merupakan' saringan' terakhir sebelum mereka masuk program asimilasi itu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Prakiraan Cuaca Yogyakarta Hari Ini Sabtu 18 Mei 2024, dan Besok : Malam Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Yogyakarta Hari Ini Sabtu 18 Mei 2024, dan Besok : Malam Cerah Berawan

Yogyakarta
Bantul dan Yogyakarta Kerja Sama Olah Sampah, Sultan: Semoga UMKM Tumbuh

Bantul dan Yogyakarta Kerja Sama Olah Sampah, Sultan: Semoga UMKM Tumbuh

Yogyakarta
Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Sabtu 18 Mei 2024, dan Besok :Cerah Berawan Sepanjang Hari

Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Sabtu 18 Mei 2024, dan Besok :Cerah Berawan Sepanjang Hari

Yogyakarta
Mahasiswa FH UGM Hendak Tabrak Mahasiswa Lain Pakai Mobil, Ini Penyebabnya

Mahasiswa FH UGM Hendak Tabrak Mahasiswa Lain Pakai Mobil, Ini Penyebabnya

Yogyakarta
Duet Kustini-Danang di Pilkada Sleman Masih Terbuka, meski Sama-sama Daftar Bakal Calon Bupati

Duet Kustini-Danang di Pilkada Sleman Masih Terbuka, meski Sama-sama Daftar Bakal Calon Bupati

Yogyakarta
Pemkot Yogyakarta Bakal Kirim Sampah ke Bantul untuk Diolah

Pemkot Yogyakarta Bakal Kirim Sampah ke Bantul untuk Diolah

Yogyakarta
Kantornya Digeruduk Warga Gara-gara Penumpukan Sampah, Ini Respons DLH Yogyakarta

Kantornya Digeruduk Warga Gara-gara Penumpukan Sampah, Ini Respons DLH Yogyakarta

Yogyakarta
Bupati Sleman Kustini Mendaftar Maju Pilkada lewat PDI-P

Bupati Sleman Kustini Mendaftar Maju Pilkada lewat PDI-P

Yogyakarta
Tumpukan Sampah di Depo Pengok Yogyakarta, Ekonomi Warga Terdampak

Tumpukan Sampah di Depo Pengok Yogyakarta, Ekonomi Warga Terdampak

Yogyakarta
Bau Sampah Tercium hingga Radius 1 Km, Warga Kampung Pengok Geruduk Kantor DLH Kota Yogyakarta

Bau Sampah Tercium hingga Radius 1 Km, Warga Kampung Pengok Geruduk Kantor DLH Kota Yogyakarta

Yogyakarta
Sayangkan Larangan 'Study Tour' di Sejumlah Daerah, PHRI Gunungkidul: Bisa Berdampak Luas

Sayangkan Larangan "Study Tour" di Sejumlah Daerah, PHRI Gunungkidul: Bisa Berdampak Luas

Yogyakarta
Beberapa Daerah Larang 'Study Tour', PHRI DIY: Apa Bedanya dengan Kunker?

Beberapa Daerah Larang "Study Tour", PHRI DIY: Apa Bedanya dengan Kunker?

Yogyakarta
Pegawai K2 Gunungkidul Minta Diangkat Jadi ASN, Sudah Mengabdi dan Sebagian Akan Pensiun

Pegawai K2 Gunungkidul Minta Diangkat Jadi ASN, Sudah Mengabdi dan Sebagian Akan Pensiun

Yogyakarta
Sumbu Filosofi Yogyakarta Miliki Potensi Bencana, Apa Saja?

Sumbu Filosofi Yogyakarta Miliki Potensi Bencana, Apa Saja?

Yogyakarta
 Mengenal Hewan Raja Kaya dan Maknanya dalam Kehidupan Masyarakat Jawa

Mengenal Hewan Raja Kaya dan Maknanya dalam Kehidupan Masyarakat Jawa

Yogyakarta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com