Setelah Sri Sultan Hamengku Buwono II memperkuat benteng keraton dengan membangun bagian pojok pada masa pemerintahannya, terjadi beberapa perubahan yang mempengaruhi bentuk bangunannya.
Diketahui ada dua peristiwa besar yang mempengaruhi perubahan tersebut, yaitu gempa bumi tahun 1867 dan pendudukan Jepang pada rentang tahun 1942-1945.
Gempa bumi tahun 1867 yang membuat kerusakan parah membuat Sri Sultan Hamengkubuwono VI memperkenankan para Abdi Dalem untuk menempati tempat-tempat terbuka di sisi-sisi benteng dan reruntuhan Tamansari sebagai tempat tinggal sementara.
Hal yang sama terjadi pada masa pendudukan Jepang, di mana Sri Sultan Hamengku Buwono IX kemudian memutuskan untuk menampung rakyat yang ketakutan di sisi dalam dan sekitar benteng.
Seiring berjalannya waktu, sebagian besar benteng kemudian telah tertutup oleh pemukiman termasuk bekas reruntuhan Jokteng Lor Wetan.
Baru pada sekitar tahun 2020, pembangunan kembali Jokteng Lor Wetan dilakukan sebagai upaya pemugaran bangunan cagar budaya dan memulihkan nilai historis bangunan tersebut.
Sumber:
kratonjogja.id
pariwisata.jogjakota.go.id
kompas.id
jogja.tribunnews.com .
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.