YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Orangtua Tang Aulia Delfi Safitri (16), seorang anggota pasukan pengibar bendera (Paskibra) Kapanewon Gedangsari, Gunungkidul, DI Yogyakarta, menceritakan hari terakhir bersama anaknya.
Hal itu diungkapkan saat bupati Gunungkidul Sunaryanta datang ke rumah duka, Dusun Bogem, Desa Bogem, Kecamatan Bayat, Klaten, Jawa Tengah, Sabtu (12/8/2023). Suasana duka masih terasa karena tenda masih terpasang di depan rumah duka.
Ayah Tang, Sinom menyambut bupati dan menceritakan secara rinci mengenai kondisi anaknya sebelum meninggal dunia. Sementara ibu Tang, Sutinah masih tampak berduka, dan sesekali menyeka air mata ketika mendengar nama anak ketiganya itu.
Baca juga: Sosok Paskibra Kapanewon Gedangsari, Gunungkidul yang Meninggal Dunia Usai Latihan
Sinom mengatakan, Tang Aulia termasuk anak yang lincah dan pandai bergaul. Selama ini, dia aktif dalam kegiatan masyarakat seperti ikut kader Posyandu remaja di desanya.
Selain itu, aktif dalam berolah raga mulai melakukan lari jika waktu senggang, hingga berenang seminggu sekali.
"Anaknya happy, sehat. Tidak ada keluhan," kata Sinom saat ditemui di rumahnya Sabtu.
Sambil menerawang, Sinom menceritakan sepekan sebelum anaknya meninggal dunia mengeluh kelelahan pada Rabu 2 Agustus 2023 lalu. Setelah itu dirinya memeriksakan kesehatan, dan ada masalah tekanan darah rendah.
Namun sebagai orangtua dirinya khawatir dengan kesehatan putrinya itu, memilih agar anaknya tidak masuk sekolah mulai Kamis 3 Agustus 2023.
"Senin saya tanya mau masuk sekolah atau tidak dik? (Korban menjawab) Aku sehat pak," kata Sinom.
Saat sore pulang sekolah, dirinya kembali bertanya kepada anaknya dan dijawab sehat. Seperti biasa, Tang Aulia mencium ibunya selepas sekolah.
"Hari Rabu (9/8/2023), biasa mencium saya, mencari ibunya. Saat itu, ibunya senam bersama ibu-ibu kampung," kata dia.
Saat itu, rumahnya digunakan untuk berlatih sepak bola menjelang perayaan HUT RI. Saat itu, Tang Aulia ikut makan mie ayam.
Rabu sore menjelang Maghrib anaknya mengalami lemas, dan dibawa ke Puskesmas Bayat akhirnya meninggal dunia.
Sementara Bupati Gunungkidul Sunaryanta mengatakan, pihaknya bersama kepala organisasi perangkat daerah (OPD) datang ke rumah duka untuk menyampaikan bela sungkawa mewakili pemerintah dan masyarakat Gunungkidul.
"Nanti akan kita buatkan piagam penghargaan, meskipun belum selesai bertugas," kata dia.
Baca juga: Paskibra Meninggal Tidak Diganti dan Tetap Diberi Penghargaan
Pensiunan TNI AD ini juga meminta agar memperhatikan kesehatan karena paling utama. "Pertama harus diutamakan kesehatan, jangan sampai terjadi lagi," kata dia.
Sebelumnya, seorang anggota pasukan pengibar bendera (Paskibra) Kapanewon Gedangsari, Gunungkidul, DI Yogyakarta, meninggal dunia karena sakit seusai latihan. Almarhumah bernama Tang Aulia Delfi Safitri (16) pelajar SMK N 2 Gedangsari.
"Iya Pagi (Rabu 9 Agustus 2023) ikut latihan dan sore hari di rumahnya sakit mendadak dan Meninggal dunia," kata Kapolsek Gedangsari AKP Suryanto saat dihubungi melalui telepon Kamis (10/8/2023).
Dijelaskannya, Aulia yang merupakan pelajar kelas XI SMK N 2 Gedangsari, sudah dua tahun ikut anggota paskibra Kapanewon Gedangsari. Tahun lalu berjalan sukses, dan lancar.
Baca juga: Anggota Paskibra Kapanewon Gedangsari, Gunungkidul, Meninggal Dunia Setelah Latihan
Setiap hari, puluhan anggota paskibra menjalani latihan, di lapangan Hargomulyo, Gedangsari dan selesai pukul 11.00 WIB. "Tidak ada keluhan, saya juga kaget dan kehilangan," kata dia.
Suryanto mengatakan, Aulia dimakamkan hari ini di pemakaman umum Padukuhan Bogem, Kalurahan Bogem, Kecamatan Bayat, Klaten, Jawa Tengah.
"Tadi siang dimakamkan, di pemakaman dekat rumahnya," kata dia.
Untuk anggota paskibra yang lain tetap latihan mempersiapkan diri untuk memperingati hari Kemerdekaan Republik Indonesia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.