"Maka dengan ketiga landasan tersebut DEMA UIN Raden Mas Said Surakarta secara resmi dan legal dapat melakukan segala persiapan mekanisme PBAK dan Festival Budaya tahun 2023 termasuk dalam hal pendanaan dan kerjasama," tulis pihak DEMA UIN Surakarta.
Baca juga: Video Viral Pencuri Motor Ditembak Tiga Kali di Malang, Ini Penjelasan Polisi
DEMA UIN Surakarta juga menyatakan, pihaknya hanya bekerja sama dengan lembaga dan organisasi masyarakat yang resmi dan legal, termasuk BCA, Akulaku, dan Aladin.
"Ketiga lembaga di atas telah dinaungi dan diawasi oleh otoritas jasa keuangan (OJK) RI. Dapat dipastikan segala bentuk kecurangan dan penyalahgunaan data akan mendapat sanksi, seperti tertera dalam Undang-Undang No. 21 tahun 2011," sambungnya.
Mereka pun memastikan bahwa segala bentuk kerja sama dengan ketiga lembaga tersebut sebatas registrasi atau aktivasi akun.
Presiden Mahasiswa UIN Raden Mas Said, Ayuk Latifah menyatakan, kerja sama dengan aplikasi pinjol tidak terkait dengan kegiatan ospek atau PABK 2023, melainkan untuk kepentingan festival budaya yang akan mereka selenggarakan.
Dia memaparkan, total dana yang akan mereka terima dari sponsor dihitung berdasarkan jumlah mahasiswa pendaftar yang telah aktif.
"Sebetulnya kami belum mendapatkan keuntungan dari sponsor," tutur Ayuk
Baca juga: Siswi SMA di Gresik Dicabuli 9 Kali oleh Pria Beristri
"Mereka (sponsor) itu akan memberikan dana asal data yang sudah registrasi terlihat," imbuhnya.
Dari 3.000 orang yang mendaftar selama kegiatan PBAK, Ayuk membeberkan, 2.000 orang lolos dan 1.000 orang lainnya tidak lolos.
"Sebetulnya kami hanya mengedukasi, bukan bermaksud untuk menginstruksikan maba untuk mendaftar pinjol," ujarnya.
Rektor UIN Raden Mas Said Surakarta, Mudofir menegaskan, pihaknya akan menggelar sidang kode etik untuk memastikan tingkat kesalahan para mahasiswa yang terlibat dalam kasus tersebut.
Jika dalam sidang kode etik dapat ditemukan pelanggaran, para mahasiswa yang terlibat akan diberi sanksi.
"Pasti ada sanksi kalau berat, salah satunya pemecatan atau drop out (DO)," ungkap Mudofir.
Baca juga: Rekonstruksi Penembakan Bripda IDF Digelar Tertutup di Rusun Polri Cikeas
Terkait data para mahasiswanya yang telah terdaftar di aplikasi pinjol, Mudofir mengakui pihaknya tak bisa menjamin keamanan data tersebut.
"Itu di luar tanggung jawab kampus, jadi kami tidak bisa menjamin data-data yang sudah terdaftar," ucapnya.
"Satu-satunya jalan harus di-uninstall atau dihapus, karena sudah telanjur dan tidak bisa ditarik kembali," pungkasnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.