Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lagi, Lahan Bekas Tambang di Gunungkidul Jadi Lokasi Pembuangan Sampah Ilegal

Kompas.com - 08/05/2024, 22:20 WIB
Markus Yuwono,
Dita Angga Rusiana

Tim Redaksi

YOGYAKARTA,KOMPAS.com - Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Gunungkidul, DI Yogyakarta, kembali menemukan lokasi pembuangan sampah ilegal di bekas tambang batu putih di Kalurahan Mulusan, Kapanewon Paliyan. Sampah akan digunakan untuk menguruk lahan bekas tambang.

"Iya kemarin sudah dihentikan langsung setelah mendapatkan informasi adanya pembuangan sampah di Kalurahan Mulusan," kata Kepala DLH Gunungkidul, Harry Sukmono saat dihubungi melalui telepon Rabu (8/5/2024).

Dikatakannya, pihaknya belum mengetahui sejak kapan pembuangan sampah ilegal itu dilakukan. Namun demikian, dipastikan lokasi sudah ditutup untuk pembuangan sampah.

"Yang pasti sudah langsung dihentikan," kata dia.

Baca juga: Sampah Dibuang di Bekas Tambang Gunungkidul, Bupati Sleman: Bukan dari Jasa Pengangkutan Pemerintah

Sementara Lurah Mulusan, Supodo mengatakan, lahan tersebut merupakan miliknya sendiri. Dia mengatakan sampah tersebut awalnya mau dibuang ke wilayah Giring, Paliyan tapi sudah ditutup pada Senin (6/5/2024) lalu.

Dia akhirnya memperbolehkan dua truk sampah untuk dibuang di lahan bekas galian batu putih yang beroperasi dari tahun 2007 sampai 2016. Kebetulan dirinya merencanakan untuk menguruk lahan tersebut, karena berupa cekungan sedalam 20 meter, dengan luasan 3 hektar.

"Dari DLH, Pak Panewu suruh memberhentikan ya sudah dihentikan, baru 2 rit," kata dia.

Dia mengaku tidak mengetahui jika hal itu melanggar aturan. Adapun aturan yang dilanggar yakni Perda No.14/2020 tentang Pengelolaan Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Rumah Tangga. Dalam aturan itu disebutkan bahwa sampah dari luar daerah dilarang dibuang di Gunungkidul.

Supodo mengaku tidak menerima bayaran terhadap truk pengangkut sampah tersebut.

"Mungkin di Giring juga tidak mengetahui terkait adanya perda itu juga," kata dia.

Sementara, pemilik lahan bekas tambang di Kalurahan Giring Paliyan, Kusmiyanto mengaku tidak mengetahui adanya larangan membuang sampah dari luar wilayah. Dia mengatakan pembuangan sampah dari luar Gunungkidul sudah berjalan lima hari.

Menurutnya, sudah ada sekitar 154 truk yang membuang sampahnya di lahan bekas galian. Sampah tidak hanya dari Sleman, tapi dari Kota Yogyakart  dan Bantul.

"Awalnya tidak tahu mengenai Perda tentang larangan itu. Ketika berjalan lima sampai enam hari (pembuangan sampah) saya diberitahu oleh Dinas Lingkungan Hidup kalau itu melanggar," kata dia.

Dikatakannya, selain untuk menguruk lahan, dia mengaku digunakan untuk membantu permasalahan sampah di DIY saat ini. Sebab, TPA Regional Piyungan sudah ditutup.

"Niat saya membantu dalam permasalahan sampah, karena penutupan TPA Piyungan, jasa pengangkut sampah juga menyambut baik. Rupanya hal yang saya lakukan ternyata menyalahi aturan," ucap Kus.

Kusmiyanto mengaku akan menimbun sampah sesuai dengan arahan DLH Gunungkidul, Dia tidak akan menerima sampah kembali ke depannya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Senin 20 Mei 2024, dan Besok : Cerah Berawan Sepanjang Hari

Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Senin 20 Mei 2024, dan Besok : Cerah Berawan Sepanjang Hari

Yogyakarta
Prakiraan Cuaca Yogyakarta Hari Ini Senin 20 Mei 2024, dan Besok : Pagi ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Yogyakarta Hari Ini Senin 20 Mei 2024, dan Besok : Pagi ini Cerah Berawan

Yogyakarta
Duka Keluarga Korban Pesawat Jatuh di BSD Serpong: Lebaran Kemarin Tak Sempat Pulang...

Duka Keluarga Korban Pesawat Jatuh di BSD Serpong: Lebaran Kemarin Tak Sempat Pulang...

Yogyakarta
Sejumlah Daerah Larang 'Study Tour', Pemda DIY Yakin Tak Pengaruhi Kunjungan Wisata

Sejumlah Daerah Larang "Study Tour", Pemda DIY Yakin Tak Pengaruhi Kunjungan Wisata

Yogyakarta
Ditemukan Selamat, 2 Nelayan Gunungkidul Disambut Tangis Haru Keluarga

Ditemukan Selamat, 2 Nelayan Gunungkidul Disambut Tangis Haru Keluarga

Yogyakarta
Hilang 2 Hari, Nelayan Ditemukan Terombang-ambing karena Mesin Kapal Rusak

Hilang 2 Hari, Nelayan Ditemukan Terombang-ambing karena Mesin Kapal Rusak

Yogyakarta
Kapal Karam, Nelayan di Gunungkidul Kirim Video kepada Petugas Minta Pertolongan

Kapal Karam, Nelayan di Gunungkidul Kirim Video kepada Petugas Minta Pertolongan

Yogyakarta
Prakiraan Cuaca Yogyakarta Hari Ini Minggu 19 Mei 2024, dan Besok : Pagi hingga Siang Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Yogyakarta Hari Ini Minggu 19 Mei 2024, dan Besok : Pagi hingga Siang Cerah Berawan

Yogyakarta
Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Minggu 19 Mei 2024, dan Besok : Malam Ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Minggu 19 Mei 2024, dan Besok : Malam Ini Cerah Berawan

Yogyakarta
Dua Nelayan Hilang Kontak di Perairan Gunungkidul, Hasil Pencarian Masih Nihil

Dua Nelayan Hilang Kontak di Perairan Gunungkidul, Hasil Pencarian Masih Nihil

Yogyakarta
Tolak Larangan Study Tour, PHRI DIY: Awasi Kelayakan Kendaraan

Tolak Larangan Study Tour, PHRI DIY: Awasi Kelayakan Kendaraan

Yogyakarta
Jokowi Diminta Tetap Berpolitik Usai Tidak Jadi Presiden, Projo: Rakyat Masih Butuh Bapak

Jokowi Diminta Tetap Berpolitik Usai Tidak Jadi Presiden, Projo: Rakyat Masih Butuh Bapak

Yogyakarta
Prakiraan Cuaca Yogyakarta Hari Ini Sabtu 18 Mei 2024, dan Besok : Malam Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Yogyakarta Hari Ini Sabtu 18 Mei 2024, dan Besok : Malam Cerah Berawan

Yogyakarta
Bantul dan Yogyakarta Kerja Sama Olah Sampah, Sultan: Semoga UMKM Tumbuh

Bantul dan Yogyakarta Kerja Sama Olah Sampah, Sultan: Semoga UMKM Tumbuh

Yogyakarta
Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Sabtu 18 Mei 2024, dan Besok :Cerah Berawan Sepanjang Hari

Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Sabtu 18 Mei 2024, dan Besok :Cerah Berawan Sepanjang Hari

Yogyakarta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com