Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ingin Bertemu Jokowi, Bocah SD Ini Naik Sepeda dan Rela Tunggu Berjam-jam di Depan Gedung Agung Yogyakarta

Kompas.com, 30 Juni 2023, 14:41 WIB
Wijaya Kusuma,
Ardi Priyatno Utomo

Tim Redaksi

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Lalu lalang kendaraan melintas di jalan Malioboro. Para wisatawan pun, tampak berjalan kaki melewati depan Istana Kepresidenan Gedung Agung Yogyakarta menuju titik Nol Km.

Seorang bocah laki-laki dengan mengenakan kaos dan celana pendek duduk sendirian berteduh dibawah pohon yang berada di seberang Gedung Agung Yogyakarta.

Bocah ini duduk menghadap ke Gedung Agung. Matanya fokus melihat halaman depan Gedung Agung, sesekali melihat hanphone yang digenggamnya.

Baca juga: Kegiatan Presiden Jokowi di Yogya Saat Hari Raya Idul Adha

Bocah laki-laki ini bernama Muhammad Nuruslan Ramadhan. Bocah Kelas Enam Sekolah Dasar (SD) ini sengaja duduk di depan Gedung Agung Yogyakarta untuk menunggu dan bertemu dengan idolanya, Presiden Joko Widodo (Jokowi).

"Rumah saya daerah Tamansiswa, kelas 6. Besok Agustus umur saya 12 tahun," ujar Muhammad Nuruslan Ramadhan saat ditemui di depan Gedung Agung Yogyakarta, Jumat (30/6/2023).

Rama mengaku mengetahui Jokowi di Gedung Agung Yogyakarta dari membaca berita. Bocah usia 11 tahun ini sudah dua kali ini menunggu di Gedung Agung Yogyakarta untuk bertemu Kepala Negara.

"Kemarin datang jam 2 (siang). Nunggu dari jam 2 sampai Maghrib tapi (Presiden Joko Widodo) tidak keluar," urainya.

Keinginan Rama yang begitu besar untuk bertemu Jokowi membuatnya kembali ke depan Gedung Agung Yogyakarta pada Jumat (30/6/2023). Pagi hari, Rama naik sepeda sendirian dari rumahnya di daerah Tamansiswa menuju Gedung Agung Yogyakarta.

Ia lantas memakirkan sepedanya di parkiran dan berjalan kaki menuju depan Gedung Agung Yogyakarta. Tak lupa Rama pun berpamitan dengan orangtuanya sebelum berangkat untuk menunggu Presiden Joko Widodo di depan Gedung Agung.

Baca juga: Kalau Amplop Segala Macam Itu Cuma Bonus, yang Penting Ketemu Presiden Jokowi Sudah Bahagia

"Tadi pagi berangkat jam 8 naik sepeda sendiri. Pamit, Bu aku mau ketemu Pak Jokowi ya? Ya boleh. Ibu tidak ikut, ibu jualan angkringan," tuturnya.

Rama mengaku tidak membawa bekal dari rumah. Bocah kelas 6 SD ini hanya membawa uang untuk membeli minum. "Ya nunggu, duduk duduk aja sambil main HP," bebernya.

Bagi Rama, Presiden Joko Widodo merupakan sosok yang sederhana. Hal itulah yang membuatnya mengidolakan Presiden Joko Widodo.

Rama mengaku sangat ingin bertemu dengan Presiden Joko Widodo tahun depan sudah tidak menjabat lagi. Ia pun berharap pengganti Presiden Joko Widodo ke depan juga sosok yang sederhana.

"(Ingin ketemu) karena besok sudah tidak menjabat lagi. Ya (berharap pengganti Presiden Joko Widodo) sama Pak Jokowi orangnya sederhana," tuturnya.

Setahun lalu Rama juga menunggu Presiden Joko Widodo di depan Gedung Agung Yogyakarta. Saat itu Rama sempat mendapatkan kaos dari Presiden Joko Widodo.

Baca juga: Mesranya Prabowo-Jokowi dan Sinyal Kekhawatiran PDI-P...

Halaman:


Terkini Lainnya
Pedagang TTS dan Kartu Pos di Yogyakarta Terus Bertahan: Tetap Laris di Kalangan Turis
Pedagang TTS dan Kartu Pos di Yogyakarta Terus Bertahan: Tetap Laris di Kalangan Turis
Yogyakarta
Berpotensi Viral, Pelaku Wisata di Gunungkidul Diimbau Tak 'Nutuk' Harga saat Libur Nataru
Berpotensi Viral, Pelaku Wisata di Gunungkidul Diimbau Tak 'Nutuk' Harga saat Libur Nataru
Yogyakarta
Cerita Kusir Andong Malioboro Sambut Nataru: Kuda Diberi Jamu Bergizi hingga Waspada Musik
Cerita Kusir Andong Malioboro Sambut Nataru: Kuda Diberi Jamu Bergizi hingga Waspada Musik
Yogyakarta
Basuki Pastikan Kantor Wapres di IKN Segera Selesai
Basuki Pastikan Kantor Wapres di IKN Segera Selesai
Yogyakarta
Simak Jalur Alternatif Masuk Yogyakarta di Libur Natal-Tahun Baru, Jangan Sampai Terjebak Macet!
Simak Jalur Alternatif Masuk Yogyakarta di Libur Natal-Tahun Baru, Jangan Sampai Terjebak Macet!
Yogyakarta
Bantul kirim Tim Kesehatan ke Aceh Tamiang
Bantul kirim Tim Kesehatan ke Aceh Tamiang
Yogyakarta
Target Kunjungan Wisatawan ke Sleman Saat Nataru Turun Dibandingkan Tahun Lalu, Ini Alasannya
Target Kunjungan Wisatawan ke Sleman Saat Nataru Turun Dibandingkan Tahun Lalu, Ini Alasannya
Yogyakarta
Viral Video Mahasiswa Diduga Mabuk Bikin Onar di Gamping Sleman, Ditangkap Polisi
Viral Video Mahasiswa Diduga Mabuk Bikin Onar di Gamping Sleman, Ditangkap Polisi
Yogyakarta
UMP 2026 Tak Kunjung Terbit, Buruh Yogyakarta Resah dan Khawatir Dialog Jadi Formalitas
UMP 2026 Tak Kunjung Terbit, Buruh Yogyakarta Resah dan Khawatir Dialog Jadi Formalitas
Yogyakarta
Sleman Bersiap Hadapi Lonjakan Arus Nataru, Dishub Petakan Titik Rawan Macet
Sleman Bersiap Hadapi Lonjakan Arus Nataru, Dishub Petakan Titik Rawan Macet
Yogyakarta
Pemerintah Tak Kunjung Tetapkan Formula UMP, Pengusaha Yogyakarta: Kami Butuh Kepastian Aturan
Pemerintah Tak Kunjung Tetapkan Formula UMP, Pengusaha Yogyakarta: Kami Butuh Kepastian Aturan
Yogyakarta
Swasta Boleh Tarik Tarif Parkir 5 Kali Lipat di Jogja, Aturannya Terbit Era Haryadi Suyuti
Swasta Boleh Tarik Tarif Parkir 5 Kali Lipat di Jogja, Aturannya Terbit Era Haryadi Suyuti
Yogyakarta
Sultan Minta Pemkot Yogyakarta Tertibkan Parkir Liar: Kalau Kewalahan, Saya Terjun!
Sultan Minta Pemkot Yogyakarta Tertibkan Parkir Liar: Kalau Kewalahan, Saya Terjun!
Yogyakarta
Baru Saja Dilantik, 2.018 PPPK Kulon Progo Langsung Pecahkan Rekor Dunia Lewat Macapat
Baru Saja Dilantik, 2.018 PPPK Kulon Progo Langsung Pecahkan Rekor Dunia Lewat Macapat
Yogyakarta
Tak Pandang Hari Libur, Pengawasan Ibu Hamil di Gunungkidul Diperketat demi Kelahiran yang Aman
Tak Pandang Hari Libur, Pengawasan Ibu Hamil di Gunungkidul Diperketat demi Kelahiran yang Aman
Yogyakarta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau