Salin Artikel

Ingin Bertemu Jokowi, Bocah SD Ini Naik Sepeda dan Rela Tunggu Berjam-jam di Depan Gedung Agung Yogyakarta

Seorang bocah laki-laki dengan mengenakan kaos dan celana pendek duduk sendirian berteduh dibawah pohon yang berada di seberang Gedung Agung Yogyakarta.

Bocah ini duduk menghadap ke Gedung Agung. Matanya fokus melihat halaman depan Gedung Agung, sesekali melihat hanphone yang digenggamnya.

Bocah laki-laki ini bernama Muhammad Nuruslan Ramadhan. Bocah Kelas Enam Sekolah Dasar (SD) ini sengaja duduk di depan Gedung Agung Yogyakarta untuk menunggu dan bertemu dengan idolanya, Presiden Joko Widodo (Jokowi).

"Rumah saya daerah Tamansiswa, kelas 6. Besok Agustus umur saya 12 tahun," ujar Muhammad Nuruslan Ramadhan saat ditemui di depan Gedung Agung Yogyakarta, Jumat (30/6/2023).

"Kemarin datang jam 2 (siang). Nunggu dari jam 2 sampai Maghrib tapi (Presiden Joko Widodo) tidak keluar," urainya.

Keinginan Rama yang begitu besar untuk bertemu Jokowi membuatnya kembali ke depan Gedung Agung Yogyakarta pada Jumat (30/6/2023). Pagi hari, Rama naik sepeda sendirian dari rumahnya di daerah Tamansiswa menuju Gedung Agung Yogyakarta.

Ia lantas memakirkan sepedanya di parkiran dan berjalan kaki menuju depan Gedung Agung Yogyakarta. Tak lupa Rama pun berpamitan dengan orangtuanya sebelum berangkat untuk menunggu Presiden Joko Widodo di depan Gedung Agung.

"Tadi pagi berangkat jam 8 naik sepeda sendiri. Pamit, Bu aku mau ketemu Pak Jokowi ya? Ya boleh. Ibu tidak ikut, ibu jualan angkringan," tuturnya.

Rama mengaku tidak membawa bekal dari rumah. Bocah kelas 6 SD ini hanya membawa uang untuk membeli minum. "Ya nunggu, duduk duduk aja sambil main HP," bebernya.

Bagi Rama, Presiden Joko Widodo merupakan sosok yang sederhana. Hal itulah yang membuatnya mengidolakan Presiden Joko Widodo.

Rama mengaku sangat ingin bertemu dengan Presiden Joko Widodo tahun depan sudah tidak menjabat lagi. Ia pun berharap pengganti Presiden Joko Widodo ke depan juga sosok yang sederhana.

"(Ingin ketemu) karena besok sudah tidak menjabat lagi. Ya (berharap pengganti Presiden Joko Widodo) sama Pak Jokowi orangnya sederhana," tuturnya.

Setahun lalu Rama juga menunggu Presiden Joko Widodo di depan Gedung Agung Yogyakarta. Saat itu Rama sempat mendapatkan kaos dari Presiden Joko Widodo.

"Belum pernah salaman (dengan Presiden Joko Widodo), pernah nunggu, pernah juga dapat kaos tiga, (kaos) G20, KTT Asean, KTT Asean," ucapnya.

Kaos pemberian Presiden Joko Widodo tersebut lanjut Rama rencana akan membingkai. Kemudian akan dipajang.

"Dipajang, besok mau dibelikan pigura," ujarnya.

Rama pun belum mengetahui akan sampai jam berapa menunggu di depan Gedung Agung Yogyakarta. Namun Rama berencana akan menunggu sampai Presiden Joko Widodo keluar Gedung Agung.

"Tidak tahu (menunggu sampai jam berapa), ya menunggu sekeluarnya (Presiden Joko Widodo)," pungkasnya.

https://yogyakarta.kompas.com/read/2023/06/30/144154678/ingin-bertemu-jokowi-bocah-sd-ini-naik-sepeda-dan-rela-tunggu-berjam-jam

Terkini Lainnya

Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Regional
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com