"Bantul itu karena tanahnya lunak, berguncang dahsyat karena resonansi gelombang gempa yang tanah lunak itu," ujar dia.
Dia menuturkan, akibat gempa tidak hanya ditentukan dengan seberapa besar magnitudonya, tetapi juga ditentukan dengan jarak pusat gempa dan kondisi tanah.
Kondisi ini membuat bangunan wajib tahan gempa dan harus mengacu pada building code yang perumusannya sudah berdasarkan dengan mitigasi gempa bumi.
Baca juga: Wisatawan Malioboro Bertemu Pengamen Memaksa, PJ Wali Kota Yogyakarta: Kirim DM ke Saya
Untuk DIY, acuannya tentu saja zona megathrust yang mengacu magnitudo 8,7 dan Sesar Opak magnitudo 6,6.
"Kalau terhambat biasa bisa menggunakan arsitektur berbasis kayu dan bambu. Teknik ini aman dari bahaya gempa bumi. Sementara untuk segi biaya tidak lebih mahal dari konsep bangunan beton," ujar dia.
Arsitektur kayu dan bambu ini menurut dia dapat diterapkan di seluruh DIY, namun secara khusus di wilayah Sesar Opak untuk antisipasi gempa bumi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.