YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Sejak dilantik menjadi Lurah Pleret, Kapanewon Pleret, Bantul, DI Yogyakarta, 20 Desember 2020 lalu, Taufiq Kamal (37) ingin menjadikan kalurahan digital.
Hal ini untuk mengurai permasalahan yang ada hingga menjadikan penyelenggara negara yang terbuka.
Berangkat dari visi misinya saat mencalonkan diri sebagai Lurah Pleret,dengan visi untuk membawa Kalurahan Pleret menjadi Kalurahan Digital yang Mandiri, Sejahtera dan Agamis.
Baca juga: 3 Dampak Negatif Digitalisasi Terhadap Kesehatan Mental
"Jadi asal usulnya setiap pemerintah ingin menyelesaikan masalah warganya," kata Taufiq saat ditemui di kantornya, Rabu (31/5/2023).
Ternyata permasalahan warga cukup rumit dan beragam. Dengan solusinya pembangunan manusia, proses ekonomi, pertumbuhan ekonomi.
Untuk pembangunan manusia sebagai sistem pemerintahan dirinya harus turun ke bawah untuk melihat situsasi. Namun hal itu tidak bisa setiap saat dilakukan, karena dengan jumlah penduduk sekitar 14 ribu orang akan sulit memantau pergerakan masyarakat.
"Tapi kalau kami 11 padukuhan dengan penduduk sekitar 14 ribu orang, nah bagaiamana saya bisa bersosial terus menerus," kata Taufiq.
Untuk itulah dirinya berfikir kemandirian kalurahan dengan sistem informasi desa, tata kelola pemerintahan yang baik, dan ekonomi di desa. Sistem informasi digunakan untuk menyelesaikan masalah dalam program kerjanya.
"Untuk itulah waktu itu dimulai dengan sistem informasi desa dengan diawali pleret.id itu," kata dia.
Baca juga: Banyak BPR Tutup, Regulator Dorong Merger dan Digitalisasi
Lulusan S1 Teknik Informatika STMIK Akakom Yogyakarta dan S2 Ilmu Komputer Universitas Gadjah Mada (UGM) melakukan koordinasi dengan pemkab Bantul. Waktu itu, menungu.
"Waktu itu suruh menunggu, saya tidak bisa menunggu karena masa bakti saya 6 tahun. Saya harus memiliki progres untuk rencana kerja saya," kata dia.
"Muncullah penganggaran kita buat sistem informasi sendiri, karena domainnya sudah punya tinggal 'digatukke'. Yang penting sistemnya yang bisa memfasilitasi kita dalam pemerintahan yang baik. Itu awal mulanya pleret.id," kata dia.
Disinggung mengenai SID yang sudah disediakan oleh Pemkab, Taufiq mengatakan hal itu dua sistem yang berbeda. Dia menganalogikan setiap desa atau kalurahan memiliki sejarah yang berbeda sehingga untuk pengelolaan pun tidak bisa disamakan.
Menurut dia, pleret.id juga berisi tentang transparansi anggaran, dipublikasikan mulai dari penganggaran hingga implementasinya. Sehingga masyarakat bisa melihat kegiatannya dari yang direncanakan hingga selesai.
"Jadi kita mentrasnparansikan semuanya, biar semuanya mengawal. Dari dulu merencanakan. Jadi ini good goverment saya berhasil," kata Dosen non aktif Universitas Nadhatul Ulama Yogyakarta ini.
Baca juga: Digitalisasi, Upaya Pemerintah Identifikasi Potensi Kecurangan Pengadaan Barang dan Jasa
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.