Salin Artikel

Mengenal Pleret, Kalurahan Digital di Bantul DI Yogyakarta

Hal ini untuk mengurai permasalahan yang ada hingga menjadikan penyelenggara negara yang terbuka.

Berangkat dari visi misinya saat mencalonkan diri sebagai Lurah Pleret,dengan visi untuk membawa Kalurahan Pleret menjadi Kalurahan Digital yang Mandiri, Sejahtera dan Agamis.

"Jadi asal usulnya setiap pemerintah ingin menyelesaikan masalah warganya," kata Taufiq saat ditemui di kantornya, Rabu (31/5/2023).

Ternyata permasalahan warga cukup rumit dan beragam. Dengan solusinya pembangunan manusia, proses ekonomi, pertumbuhan ekonomi.

Untuk pembangunan manusia sebagai sistem pemerintahan dirinya harus turun ke bawah untuk melihat situsasi. Namun hal itu tidak bisa setiap saat dilakukan, karena dengan jumlah penduduk sekitar 14 ribu orang akan sulit memantau pergerakan masyarakat.

"Tapi kalau kami 11 padukuhan dengan penduduk sekitar 14 ribu orang, nah bagaiamana saya bisa bersosial terus menerus," kata Taufiq.

Untuk itulah dirinya berfikir kemandirian kalurahan dengan sistem informasi desa, tata kelola pemerintahan yang baik, dan ekonomi di desa. Sistem informasi digunakan untuk menyelesaikan masalah dalam program kerjanya.

"Untuk itulah waktu itu dimulai dengan sistem informasi desa dengan diawali pleret.id itu," kata dia.

Lulusan S1 Teknik Informatika STMIK Akakom Yogyakarta dan S2 Ilmu Komputer Universitas Gadjah Mada (UGM) melakukan koordinasi dengan pemkab Bantul. Waktu itu, menungu.

"Waktu itu suruh menunggu, saya tidak bisa menunggu karena masa bakti saya 6 tahun. Saya harus memiliki progres untuk rencana kerja saya," kata dia.

"Muncullah penganggaran kita buat sistem informasi sendiri, karena domainnya sudah punya tinggal 'digatukke'. Yang penting sistemnya yang bisa memfasilitasi kita dalam pemerintahan yang baik. Itu awal mulanya pleret.id," kata dia.

Disinggung mengenai SID yang sudah disediakan oleh Pemkab, Taufiq mengatakan hal itu dua sistem yang berbeda. Dia menganalogikan setiap desa atau kalurahan memiliki sejarah yang berbeda sehingga untuk pengelolaan pun tidak bisa disamakan.

Menurut dia, pleret.id juga berisi tentang transparansi anggaran, dipublikasikan mulai dari penganggaran hingga implementasinya. Sehingga masyarakat bisa melihat kegiatannya dari yang direncanakan hingga selesai.

"Jadi kita mentrasnparansikan semuanya, biar semuanya mengawal. Dari dulu merencanakan. Jadi ini good goverment saya berhasil," kata Dosen non aktif Universitas Nadhatul Ulama Yogyakarta ini.

Taufiq mengatakan, pihaknya juga mengumumkan pegawai kalurahan, siapa yang masuk kerja hari ini. Apakah mereka telat, atau izin tidak masuk kerja semuanya bisa dipantau.

"Kami 07.30 WIB sudah masuk kerja," kata dia.

QRCode di setiap rumah

Untuk permasalahan masyarakat. Pihaknya QR code di setiap rumah warga. Pihaknya mengumpulkan kader pemberdayaan untuk melakukan pendataan karena belum semua masyarakat melek akan gawai.

Jadi ada 27 pertanyaan mulai dari perumahan, kemudian kesehatan, sumber penghasilan, kepemilikan aset hingga sandang dan pangan.

Indikator itu untuk menentukan kemiskinan sehingga publik tahu urutan kesejahteraan seperti apa dan dari situ bisa dianalisis bagaimana kondisi di Kalurahan Pleret. "Jadi kalau di rumah di-scan bisa muncul indikator itu," kata dia.

Taufiq mengatakan pembaharuan akan dilakukan oleh kader pemberdayaan yang ada di setiap RT.

"Rencana ke depan, sudah sadar dengan dirinya sendiri orang bisa meng update sendiri," kata dia.

Dia menunjukkan isi laman pleret.id bisa terlihat indikator warganya. Bahkan foto rumah juga ada, hingga pangan.

Dengan program ini, sistem Informasi desa menjadi tertata, kedua yaitu pertumbuhan ekonomi tampak dan ketiga tercipta kepemimpinan yang transformatif atau dengan kata lain lebih ke reformasi birokrasi sekarang.

Dengan sistem informasi tersebut bisa mengetahui permasalahan lebih cepat. Selain itu, dengan pengolahan sistem pemerintahan yang baik pihaknya bisa melakukan proses penumbuhan ekonomi.

Data itu kedepan bisa menjadi sumber data bagi pemerintah pusat dalam rangka pengentasan kemiskinan atau permasalahan sosial lainnya.

"BLT menggunakan dana desa itu bisa tepat sasaran tidak ada yang meleset," kata dia.

Juara I Lomba Desa/Kalurahan tingkat Kabupaten Bantul pada tahun 2022; Juara I Lomba Desa/Kalurahan tingkat Provinsi DIY tahun 2022; Juara III Lomba Desa/Kalurahan tingkat Regional 2 Nasional tahun 2022 dan Juara III Lomba Pindeskel Dirjen Bina Pemdes Kemendagri tahun 2022.

"Dengan sistem pemerintahan yang bagus ternyata bisa mendatangkan kunjungan ke sini. UMKM kami juga laku, banyak yang datang. Selain pleret id ada juga visit.pleret.id juga banyak, di sana ada paket wisata studi desa, tempat wisata dan UMKM, semua itu untuk mensejahterakan masyarakat saya," kata dia.

Banyak kunjungan dari berbagai wilayah untuk belajar mengenai sistem pemerintahan Kalurahan Pleret. Saat kunjungan, inilah diperkenalkan terkait destinasi wisata di sana.

Seperti saat kompas.com berkunjung ke Pleret, mereka mendapatkan kunjungan dari Kapanewon Rongkop, Gunungkidul.

"Kami ingin belajar dari Kalurahan Pleret, karena di sini sudah lebih maju," kata Panewu Rongkop, Esi Suharto

https://yogyakarta.kompas.com/read/2023/05/31/183804178/mengenal-pleret-kalurahan-digital-di-bantul-di-yogyakarta

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke