Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah di Balik Jalan Mozes Gatotkaca Gejayan Sleman, 25 Tahun Berlalu tapi Tak Asing bagi Sejumlah Gen Z

Kompas.com, 19 Mei 2023, 14:59 WIB
Wijaya Kusuma,
Dita Angga Rusiana

Tim Redaksi

Rio menuturkan Mozes Gatotkaca diduga menjadi korban aparat keamanan di daerah sekitar perempatan sisi timur jalan yang saat ini menjadi Jalan Moses Gatotkaca. Lokasi tersebut tidak jauh dari Jalan Gejayan.

"Dipukuli di situ, ditemukan di sekitar situ juga," ucapnya.

Nama Mozes Gatotkaca lantas diabadikan menjadi nama jalan yang berada di selatan Universitas Sanata Dharma (USD) Mrican, Caturtunggal, Kapanewon Depok, Kabupaten Sleman.

Rio mengungkapkan saat mengabadikan Mozes Gatotkaca menjadi nama jalan di Selatan Universitas Sanata Dharma (USD) Mrican, Sleman, diadakan doa bersama lintas iman. Hadir di lokasi saat itu ada dari para mahasiswa, warga sekitar hingga keluarga Mozes Gatotkaca.

"Nama jalan itu mulai 20 Mei 1998. Seingat saya Romo Mangun (Y.B Mangunwijaya) ada disitu memimpin doa bersama lintas iman," ucapnya.

Kakak kandung Mozes Gatotkaca, Tinny mengungkapkan, keluarganya memang diundang saat nama adiknya diabadikan menjadi nama jalan. Dia mengatakan yang datang saat itu hanya suami dan satu anaknya.

"Kita resmi diundang, tapi saya tidak hadir. Bapaknya (suami) yang hadir sama anak saya yang mbarep (anak tertua), hadir sampai selesai," tutur kakak kandung Mozes Gatotkaca.

Gen Z soal Jalan Mozes Gatotkaca

Jalan Mozes Gatotkaca berada di Kapanewon Depok, Kabupaten Sleman memang bukan jalan yang besar seperti Jalan Gejayan. Namun, lokasinya dekat dengan beberapa kampus.

Di antaranya Universitas Sanata Dharma (USD), Kampus I Universitas Atmajaya dan Universitas Negeri Yogyakarta (UNY). Sehingga, Jalan Mozes Gatotkaca tidaklah asing bagi para mahasiswa, yang saat ini diominasi oleh Gen Z.  Terutama bagi para mahasiswa yang kampusnya berada di sekitar Jalan Mozes Gatotkaca.

Salah satu Mahasiswi Universitas Atmajaya Fakultas Hukum Laura (19) mengatakan cukup sering melintas di Jalan Mozes Gatotkaca. Laura mengaku mengetahui sejarah Jalan Mozes Gatotkaca tersebut dari ibunya.

Saat itu, dirinya berboncengan dengan ibunya melintas di Jalan Mozes Gatotkaca. Saat itulah, ibunya menceritakan tentang Mozes Gatotkaca.

"Mama yang cerita waktu lewat. Mama, cerita kalau Mozes Gatotkaca itu nama korban meninggal saat peristiwa demo di Jalan Gejayan, tahun 98," ujar Laura salah satu Mahasiswi Universitas Atmajaya Fakultas Hukum, Rabu (17/05/2023).

Laura menyampaikan, cerita dari ibunya saat itu, Mozes Gatotkaca meninggal setelah dianiaya.

"Mama cerita (Mozes Gatotkaca) dipukuli," ungkapnya.

Baca juga: Kisah Korban Kerusuhan Mei 1998: Pakai Kopiah, Menyamar Jadi Pribumi agar Selamat

Alfonsus (19), salah satu Mahasiswa Pendidikan Sosiologi Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) mengaku mengetahui cerita Jalan Mozes Gatotkaca dari ayahnya.

Halaman:


Terkini Lainnya
Penyu Lekang Terdampar Lemas di Pantai Glagah, Satlinmas: Kurus, Berenangnya Tak Normal
Penyu Lekang Terdampar Lemas di Pantai Glagah, Satlinmas: Kurus, Berenangnya Tak Normal
Yogyakarta
Pedagang TTS dan Kartu Pos di Yogyakarta Terus Bertahan: Tetap Laris di Kalangan Turis
Pedagang TTS dan Kartu Pos di Yogyakarta Terus Bertahan: Tetap Laris di Kalangan Turis
Yogyakarta
Berpotensi Viral, Pelaku Wisata di Gunungkidul Diimbau Tak 'Nutuk' Harga saat Libur Nataru
Berpotensi Viral, Pelaku Wisata di Gunungkidul Diimbau Tak 'Nutuk' Harga saat Libur Nataru
Yogyakarta
Cerita Kusir Andong Malioboro Sambut Nataru: Kuda Diberi Jamu Bergizi hingga Waspada Musik
Cerita Kusir Andong Malioboro Sambut Nataru: Kuda Diberi Jamu Bergizi hingga Waspada Musik
Yogyakarta
Basuki Pastikan Kantor Wapres di IKN Segera Selesai
Basuki Pastikan Kantor Wapres di IKN Segera Selesai
Yogyakarta
Simak Jalur Alternatif Masuk Yogyakarta di Libur Natal-Tahun Baru, Jangan Sampai Terjebak Macet!
Simak Jalur Alternatif Masuk Yogyakarta di Libur Natal-Tahun Baru, Jangan Sampai Terjebak Macet!
Yogyakarta
Bantul kirim Tim Kesehatan ke Aceh Tamiang
Bantul kirim Tim Kesehatan ke Aceh Tamiang
Yogyakarta
Target Kunjungan Wisatawan ke Sleman Saat Nataru Turun Dibandingkan Tahun Lalu, Ini Alasannya
Target Kunjungan Wisatawan ke Sleman Saat Nataru Turun Dibandingkan Tahun Lalu, Ini Alasannya
Yogyakarta
Viral Video Mahasiswa Diduga Mabuk Bikin Onar di Gamping Sleman, Ditangkap Polisi
Viral Video Mahasiswa Diduga Mabuk Bikin Onar di Gamping Sleman, Ditangkap Polisi
Yogyakarta
UMP 2026 Tak Kunjung Terbit, Buruh Yogyakarta Resah dan Khawatir Dialog Jadi Formalitas
UMP 2026 Tak Kunjung Terbit, Buruh Yogyakarta Resah dan Khawatir Dialog Jadi Formalitas
Yogyakarta
Sleman Bersiap Hadapi Lonjakan Arus Nataru, Dishub Petakan Titik Rawan Macet
Sleman Bersiap Hadapi Lonjakan Arus Nataru, Dishub Petakan Titik Rawan Macet
Yogyakarta
Pemerintah Tak Kunjung Tetapkan Formula UMP, Pengusaha Yogyakarta: Kami Butuh Kepastian Aturan
Pemerintah Tak Kunjung Tetapkan Formula UMP, Pengusaha Yogyakarta: Kami Butuh Kepastian Aturan
Yogyakarta
Swasta Boleh Tarik Tarif Parkir 5 Kali Lipat di Jogja, Aturannya Terbit Era Haryadi Suyuti
Swasta Boleh Tarik Tarif Parkir 5 Kali Lipat di Jogja, Aturannya Terbit Era Haryadi Suyuti
Yogyakarta
Sultan Minta Pemkot Yogyakarta Tertibkan Parkir Liar: Kalau Kewalahan, Saya Terjun!
Sultan Minta Pemkot Yogyakarta Tertibkan Parkir Liar: Kalau Kewalahan, Saya Terjun!
Yogyakarta
Baru Saja Dilantik, 2.018 PPPK Kulon Progo Langsung Pecahkan Rekor Dunia Lewat Macapat
Baru Saja Dilantik, 2.018 PPPK Kulon Progo Langsung Pecahkan Rekor Dunia Lewat Macapat
Yogyakarta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau