Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah di Balik Jalan Mozes Gatotkaca Gejayan Sleman, 25 Tahun Berlalu tapi Tak Asing bagi Sejumlah Gen Z

Kompas.com, 19 Mei 2023, 14:59 WIB
Wijaya Kusuma,
Dita Angga Rusiana

Tim Redaksi

YOGYAKARTA,KOMPAS.com - Plakat berwarna hitam terpasang di tiang besi berdiri di tengah-tengah pertigaan sebelah timur Jalan Gejayan, Kabupaten Sleman. Plakat tersebut seakan dipayungi oleh keteduhan rimbunya dahan pohon.

Plakat yang menghadap ke Jalan Gejayan ini bertuliskan "JL Mozes GK". Beberapa cat memang tampak sudah mengelupas, tapi tulisan"JL Mozes GK" berwarna putih masih tampak jelas.

Hampir di kanan dan kiri sepanjang Jalan Mozes Gatotkaca, Caturtunggal, Kapanewon Depok, Kabupaten Sleman berjajar kios-kios handphone dan asesoris. Meski pun ada beberapa warung makan dan warung lainya.

Penamaan Jalan Mozes Gatotkaca tak lepas dari tragedi di tahun 1998 silam yang dikenal dengan peristiwa Gejayan.

Baca juga: Kesaksian Warga Gang Brojolamatan soal Mozes Gatotkaca, Awalnya Hanya Cari Makan, lalu Tewas Saat Tragedi Gejayan 1998

Pada 8 Mei 1998, ribuan mahasiswa dari berbagai Universitas di Yogyakarta dan sejumlah elemen masyarakat berkumpul menjadi satu di Jalan Gejayan. Mereka mengelar aksi demo menyuarakan reformasi dan turunnya Soeharto.

"Seingat saya itu hari Jumat tanggal 8 Mei (1998)," ujar Heru salah satu orang yang dulu ikut dalam aksi demo di Jalan Gejayan pada 8 Mei 1998, Minggu (14/05/2023).

Selepas shalat Jumat, di Jalan Gejayan terdengar suara tiang listrik dan tiang telepon yang dipukul. Seiring bunyi suara tersebut, berbondong-bondong para mahasiswa dan sejumlah elemen masyarakat datang ke Jalan Gejayan. Mereka lantas mengelar aksi demo di Jalan Gejayan.

"Awalnya ada yang memukul tiang listrik, tiang telepon kemudian berkumpul, menjadi kumpulan massa dan demo," ucapnya.

Aksi demo di Jalan Gejayan awalnya berlangsung aman. Peristiwa bentrokan terjadi setelah aparat keamanan diduga berusaha membubarkan massa yang masih berkumpul di Jalan Gejayan usai aksi demo selesai.

"Seingat saya demo sudah ditutup, sudah selesai. Posisi demo sudah selesai, tapi masih berkumpul, setelah itu pecah bentrokan," ungkapnya.

Aparat keamanan saat itu menembakkan gas air mata hingga mengerahkan water canon untuk membubarkan massa di Jalan Gejayan. Upaya itu mendapat perlawanan dari para mahasiswa dan berbagai elemen masyarakat.

"Itu kejadian Jumat, kebetulan seingat saya, hari Sabtunya itu Sadhar (Universitas Santa Dharma) ada wisuda, itu gas air mata masih terasa di mata," ucapnya.

Salah satu warga Mrican, Condongcatur, Kapanewon Depok, Kabupaten Sleman, Hari mengaku masih ingat dengan peristiwa 8 Mei 1998. Rumah Hari, berada di kampung sebelah timur Jalan Gejayan.

Saat itu Hari datang ke Jalan Gejayan karena mendengar ada aksi demo. Dirinya kemudian berangkat dari rumahnya untuk menonton aksi demo tersebut.

Baca juga: 25 Tahun Hilangnya Sang Aktivis 1998, Herman Hendrawan dan Petrus Bima Anugerah

"Saya kan dengar demonya belum selesai. Nah saya naik sepeda dari rumah mau nonton. Saya pamit bapak mau nonton demo, bapak pesan ati-ati (hati-hati)," ucap Hari saat ditemui di sekitar Jalan Mozes Gatotkaca.

Halaman:


Terkini Lainnya
Penyu Lekang Terdampar Lemas di Pantai Glagah, Satlinmas: Kurus, Berenangnya Tak Normal
Penyu Lekang Terdampar Lemas di Pantai Glagah, Satlinmas: Kurus, Berenangnya Tak Normal
Yogyakarta
Pedagang TTS dan Kartu Pos di Yogyakarta Terus Bertahan: Tetap Laris di Kalangan Turis
Pedagang TTS dan Kartu Pos di Yogyakarta Terus Bertahan: Tetap Laris di Kalangan Turis
Yogyakarta
Berpotensi Viral, Pelaku Wisata di Gunungkidul Diimbau Tak 'Nutuk' Harga saat Libur Nataru
Berpotensi Viral, Pelaku Wisata di Gunungkidul Diimbau Tak 'Nutuk' Harga saat Libur Nataru
Yogyakarta
Cerita Kusir Andong Malioboro Sambut Nataru: Kuda Diberi Jamu Bergizi hingga Waspada Musik
Cerita Kusir Andong Malioboro Sambut Nataru: Kuda Diberi Jamu Bergizi hingga Waspada Musik
Yogyakarta
Basuki Pastikan Kantor Wapres di IKN Segera Selesai
Basuki Pastikan Kantor Wapres di IKN Segera Selesai
Yogyakarta
Simak Jalur Alternatif Masuk Yogyakarta di Libur Natal-Tahun Baru, Jangan Sampai Terjebak Macet!
Simak Jalur Alternatif Masuk Yogyakarta di Libur Natal-Tahun Baru, Jangan Sampai Terjebak Macet!
Yogyakarta
Bantul kirim Tim Kesehatan ke Aceh Tamiang
Bantul kirim Tim Kesehatan ke Aceh Tamiang
Yogyakarta
Target Kunjungan Wisatawan ke Sleman Saat Nataru Turun Dibandingkan Tahun Lalu, Ini Alasannya
Target Kunjungan Wisatawan ke Sleman Saat Nataru Turun Dibandingkan Tahun Lalu, Ini Alasannya
Yogyakarta
Viral Video Mahasiswa Diduga Mabuk Bikin Onar di Gamping Sleman, Ditangkap Polisi
Viral Video Mahasiswa Diduga Mabuk Bikin Onar di Gamping Sleman, Ditangkap Polisi
Yogyakarta
UMP 2026 Tak Kunjung Terbit, Buruh Yogyakarta Resah dan Khawatir Dialog Jadi Formalitas
UMP 2026 Tak Kunjung Terbit, Buruh Yogyakarta Resah dan Khawatir Dialog Jadi Formalitas
Yogyakarta
Sleman Bersiap Hadapi Lonjakan Arus Nataru, Dishub Petakan Titik Rawan Macet
Sleman Bersiap Hadapi Lonjakan Arus Nataru, Dishub Petakan Titik Rawan Macet
Yogyakarta
Pemerintah Tak Kunjung Tetapkan Formula UMP, Pengusaha Yogyakarta: Kami Butuh Kepastian Aturan
Pemerintah Tak Kunjung Tetapkan Formula UMP, Pengusaha Yogyakarta: Kami Butuh Kepastian Aturan
Yogyakarta
Swasta Boleh Tarik Tarif Parkir 5 Kali Lipat di Jogja, Aturannya Terbit Era Haryadi Suyuti
Swasta Boleh Tarik Tarif Parkir 5 Kali Lipat di Jogja, Aturannya Terbit Era Haryadi Suyuti
Yogyakarta
Sultan Minta Pemkot Yogyakarta Tertibkan Parkir Liar: Kalau Kewalahan, Saya Terjun!
Sultan Minta Pemkot Yogyakarta Tertibkan Parkir Liar: Kalau Kewalahan, Saya Terjun!
Yogyakarta
Baru Saja Dilantik, 2.018 PPPK Kulon Progo Langsung Pecahkan Rekor Dunia Lewat Macapat
Baru Saja Dilantik, 2.018 PPPK Kulon Progo Langsung Pecahkan Rekor Dunia Lewat Macapat
Yogyakarta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau