Di luar lingkaran tlapukan bintang diikuti dengan rengginang.
Baik tlapukan dan rengginang diberi satu buah kucu dan lima upil-upilan berbeda warna.
Untuk menghiasi gunungan darat diletakkan pula betetan sejumlah 18 buah, dan ole-ole 8 buah yang diletakkan di bagian atas.
Gunungan Gepak berbentuk keranjang-keranjang berisi lima jenis kue kecil seperti wajik, jadah, lemper, kue bolu, dan bolu emprit.
Di atas tumpukannya akan diberi buah-buahan, dengan tiap jenis buah terdiri dari dua biji berpasangan sebagai satu jodoh.
Berbagai jenis buah-buahan yang digunakan, seperti jeruk, pisang, nanas, pepaya, rambutan, salak, duku, langsep, dan jambu.
Ada pula aneka macam pala kependhem antara lain: ubi kayu, ubi jalar, gembili, gadung, kentang, dan suwek.
Semua makanan tersebut dimasukkan ke dalam jodang dan dibawa ke masjid untuk diberikan kepada para petugas yang terlibat dalam upacara grebeg.
Nama Gunungan Pawuhan berasal dari kata uwuh yang berarti sampah, karena gunungan ini terbuat dari sisa bahan gunungan yang lain.
Munculnya Gunungan Pawuhan dimaksudkan agar tidak ada sisa bahan yang terbuang percuma.
Gunungan Pawuhan memiliki bentuk seperti Gunungan Estri dan Gunungan Dharat, dengan rangka terbuat dari bambu.
Walau begitu, Gunungan Pawuhan memiliki ukuran lebih kecil dan bagian atasnya diganti dengan bendera putih sebagai pengganti mustaka.
Lebih lanjut, ketujuh gunungan tersebut akan diusung oleh para abdi dalem dan dikawal prajurit Bregodo dari Alun-alun Utara Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat menuju tiga tempat.
Lima gunungan akan dibawa ke Masjid Gedhe Kauman, satu dibawa ke Pura Pakualaman, dan satu lagi dibawa ke Kantor Kepatihan.
Gunungan akan diarak dari Alun-alun Utara Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat menuju ke Masjid Gedhe Kauman, Pura Pakualaman, dan Kantor Kepatihan.
Gunungan yang telah diserahterimakan dan didoakan kemudian akan ibgikan kepada abdi dalem serta diperebutkan oleh masyarakat.
Dengan dibagikannya seluruh gunungan kepada masyarakat, maka berakhirlah upacara Grebeg Syawal di Keraton Yogyakarta.
Sumber:
kratonjogja.id
kratonjogja.id
dpad.jogjaprov.go.id
Instagram @humasjogja
kompas.com (Penulis : Kontributor Yogyakarta, Wisang Setyo Pangaribowo, Editor : Anggara Wikan Prasetya)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.