Lapisan pertama adalah setagen, yaitu kain pengikat jarik yang dililit melingkari perut.
Lapisan kedua adalah lonthong atau kain polos yang digunakan mengelilingi perut untuk menutup setagen.
Lapisan ketiga atau terluar adalah sabuk dengan kepala pengait yang disebut timang.
Selanjutnya ada kain yang digunakan sebagai penutup badan bagian bawah, disebut nyamping, sinjang, bebed, atau jarit.
Kain nyamping yang dikenakan Abdi Dalem bercorak batik gagrak Yogyakarta dan di luar motif larangan.
Pemakaian kain nyamping bagian depan akan dilipat (diwiron engkol) dengan ujung paling bawah harus menunjuk ke arah kiri.
Adapun fungsi kain yang diwiron engkol ini berfungsi untuk melindungi saat Abdi Dalem saat berada di posisi jongkok atau duduk.
Untuk bagian kaki, biasanya Abdi Dalem yang mengenakan busana pranakan tidak mengenakan alas kaki apapun atau bertelanjang kaki.
Sumber:
kratonjogja.id