"Akhir-akhir ini kita berikan imbauan kepada siswa dan wali murid untuk tidak mengonsumsi makanan yang berbahaya seperti makanan yang terlalu manis, asin dan pedas. Sehingga diharapkan siswa selalu sehat tidak mengalami sakit akibat makanan yang di makan dan faham akan bahaya larangan mengkonsumsi makanan tersebut," jelasnya.
Sementara itu Kepala Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan (BBPOM) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Trikoranti Mustikawati mengtakan BBPOM DIY terus melakukan pemantauan terhadap jajanan yang ada di sekolah-sekolah.
Pemantauan ini dilkakukan dengan bekerjasama dengan dinas pendidikan, dan juga sekolah. Tak hanya jajanan yang dijual di kantin sekolah pengawasan juga dilakukan kepada penjual-penjual makanan di luar kantin sekolah.
Seperti jajanan chiki ngebul, BBPOM DI Yogyakarta memberikan edukasi kepada pedagang yang menjualnya karena bahan yang digunakan ini berbahaya bagi kesehatan.
"Tidak menutup mereka berjualan, tapi pedagang ini bisa menerapkan pangan yang aman. Sehingga ketika mereka membuat sendiri tidak mengandung bahan berbahaya," kata dia.
Menurut dia dengan menggunakan bahan nitrogen cair tidak hanya berbahaya bagi konsumen saja tetapi juga berbahaya bagi yang menjual, karena jika kulit terkena nitrogen cair dapat berakibat buruk.
Baca juga: IDAI: Kasus “Chiki Ngebul” Jadi “Alarm” Pemerintah untuk Lakukan Pengawasan Makanan
"Jangan sampai mereka terkena nitrogen cair berakibat yang buruk pada dirinya sendiri, di sini kita perlu kerja sama baik pedagang konsumen. Dan kami dari aparat," kat adia.
Saat ini pihaknyabaru sebatas memebrikan edukasi dan pembinaan bagi para pedagang karena para pedagang belum mengetaui resiko penggunaan nitrogen cair.
"Kita berikan pembinaan dan mereka belum memahami bahaya-bahaya, mereka sementara menutup jualan dengan nitrogen cair itu, dan semoga ini tidak tumbuh lagi," kata dia.
Di DIY BBPOM menemukan terdapat 2 lokasi yang menjual jajanan berbahaya ini dan telah dilakukan pembinaan kepada para pedagang.
"Sebenanruya nitrogen cair itu bukan untuk disajikan. Bukan untuk itu. Ada proses tertentu yang menggunakan nitrogen cair," pungkasnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.