Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jalan Tol Lingkar Luar Solo Belum Pasti, Pemkot Solo Siapkan Solusi Lain untuk Atasi Kepadatan Lalu Lintas

Kompas.com, 9 Januari 2023, 11:09 WIB
Muhamad Syahrial

Editor

KOMPAS.com - Kepadatan lalu lintas di Kota Solo, Jawa Tengah (Jateng), disebut terus meningkat setiap tahun.

Menurut kajian yang dilakukan pada tahun 2021, pertumbuhan kepadatan lalu lintas di Kota Solo saat ini telah mencapai 4 persen.

Bila tak ada langkah serius, menurut kajian tersebut, lalu lintas di Kota Solo akan stagnan pada tahun 2031.

"(Kajian) ini dari zamannya Pak Hari (Kadishub Solo saat itu). Awal-awal saya menjabat, Pak Hari memaparkan kapan, berapa tahun lagi, tahun berapa lalu lintas di Solo stagnan. Bukan padat merayap lagi, stagnan," kata Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming Raka kepada TribunSolo.com, Sabtu (7/1/2023).

Baca juga: Lalu Lintas Solo Diprediksi Stagnan Tahun 2031, Gibran: Jalan Tol Lingkar Salah Satu Solusinya

Oleh karena itu, Gibran menegaskan, pihaknya mendukung rencana pembangunan Jalan Tol Lingkar Timur-Selatan Solo.

"Kita memutuskan kan berdasarkan kajian. Jalan (tol) lingkar ini salah satu solusi. Salah satu saja," ujar Gibran.

Penolakan 3 bupati

Pembangunan Jalan Tol Lingkar Timur-Selatan Solo mendapat penolakan atau keberatan dari sejumlah pihak, termasuk tiga bupati yang daerahnya bakal dilewati jalan tersebut.

Adapun ketiga bupati itu yakni Bupati Sukoharjo, Etik Suryani, Bupati Klaten, Sri Mulyani, dan Bupati Karanganyar, Juliyatmono.

Baca juga: Jalan Tol Lingkar Solo Ditolak 3 Kepala Daerah, Bupati Thoriq: Mas Gibran, Tolnya Kasih ke Lumajang Saja

Alasan ketiga bupati tersebut menolak atau keberatan dengan pembangunan tol Lingkar Timur-Selatan Solo antara lain karena bakal mengurangi lahan sawah yang dilestarikan (LSD) dan dianggap berpotensi mematikan perekonomian warga yang wilayahnya dilewati jalan tol tersebut.

"Kasihanlah anak cucu kita. Anak cucu kita nanti mau makan apa kalau sawah pertaniannya dipakai untuk tol terus?" ucap Bupati Klaten, Sri Mulyani, sebagaimana diberitakan Kompas.com pada Selasa (3/1/2023).

Siapkan solusi lain

Pemerintah Kota (Pemkot) Solo menyiapkan rencana lain bila pembangunan Jalan Tol Lingkar Timur-Selatan Solo tak kunjung terealisasi, salah satunya adalah pembangunan transportasi publik.

Kepala Dinas Perhubungan (Kadishub) Kota Solo, Taufiq Muhammad mengatakan, pihaknya tengah berupaya membangun integrasi transportasi publik, termasuk menyediakan BRT (Bus Rapid Transit) rute Solo-Wonogiri PP (pulang-pergi).

Baca juga: Gibran Sebut Wilayah yang Bakal Dilewati Jalan Tol Lingkar Solo Tetap Diuntungkan

Dia mengaku, rencana itu pun telah dikoordinasikan dengan pihak Dishub Provinsi Jateng.

"Minimal kepadatan kendaraan dari luar ke Solo, dan (masyarakat yang akan ke Solo bisa beralih menggunakan) angkutan umum," ungkap Taufiq, Minggu (8/1/2023), dikutip Kompas.com pada Senin (9/1/2023).

Taufiq menjelaskan, bila rute Solo-Wonogiri telah diluncurkan, bukan tidak mungkin Pemkot Solo akan mengupayakan BRT rute lain, seperti menuju Klaten, Boyolali, Karanganyar, dan Sragen.

Halaman:


Terkini Lainnya
Pedagang TTS dan Kartu Pos di Yogyakarta Terus Bertahan: Tetap Laris di Kalangan Turis
Pedagang TTS dan Kartu Pos di Yogyakarta Terus Bertahan: Tetap Laris di Kalangan Turis
Yogyakarta
Berpotensi Viral, Pelaku Wisata di Gunungkidul Diimbau Tak 'Nutuk' Harga saat Libur Nataru
Berpotensi Viral, Pelaku Wisata di Gunungkidul Diimbau Tak 'Nutuk' Harga saat Libur Nataru
Yogyakarta
Cerita Kusir Andong Malioboro Sambut Nataru: Kuda Diberi Jamu Bergizi hingga Waspada Musik
Cerita Kusir Andong Malioboro Sambut Nataru: Kuda Diberi Jamu Bergizi hingga Waspada Musik
Yogyakarta
Basuki Pastikan Kantor Wapres di IKN Segera Selesai
Basuki Pastikan Kantor Wapres di IKN Segera Selesai
Yogyakarta
Simak Jalur Alternatif Masuk Yogyakarta di Libur Natal-Tahun Baru, Jangan Sampai Terjebak Macet!
Simak Jalur Alternatif Masuk Yogyakarta di Libur Natal-Tahun Baru, Jangan Sampai Terjebak Macet!
Yogyakarta
Bantul kirim Tim Kesehatan ke Aceh Tamiang
Bantul kirim Tim Kesehatan ke Aceh Tamiang
Yogyakarta
Target Kunjungan Wisatawan ke Sleman Saat Nataru Turun Dibandingkan Tahun Lalu, Ini Alasannya
Target Kunjungan Wisatawan ke Sleman Saat Nataru Turun Dibandingkan Tahun Lalu, Ini Alasannya
Yogyakarta
Viral Video Mahasiswa Diduga Mabuk Bikin Onar di Gamping Sleman, Ditangkap Polisi
Viral Video Mahasiswa Diduga Mabuk Bikin Onar di Gamping Sleman, Ditangkap Polisi
Yogyakarta
UMP 2026 Tak Kunjung Terbit, Buruh Yogyakarta Resah dan Khawatir Dialog Jadi Formalitas
UMP 2026 Tak Kunjung Terbit, Buruh Yogyakarta Resah dan Khawatir Dialog Jadi Formalitas
Yogyakarta
Sleman Bersiap Hadapi Lonjakan Arus Nataru, Dishub Petakan Titik Rawan Macet
Sleman Bersiap Hadapi Lonjakan Arus Nataru, Dishub Petakan Titik Rawan Macet
Yogyakarta
Pemerintah Tak Kunjung Tetapkan Formula UMP, Pengusaha Yogyakarta: Kami Butuh Kepastian Aturan
Pemerintah Tak Kunjung Tetapkan Formula UMP, Pengusaha Yogyakarta: Kami Butuh Kepastian Aturan
Yogyakarta
Swasta Boleh Tarik Tarif Parkir 5 Kali Lipat di Jogja, Aturannya Terbit Era Haryadi Suyuti
Swasta Boleh Tarik Tarif Parkir 5 Kali Lipat di Jogja, Aturannya Terbit Era Haryadi Suyuti
Yogyakarta
Sultan Minta Pemkot Yogyakarta Tertibkan Parkir Liar: Kalau Kewalahan, Saya Terjun!
Sultan Minta Pemkot Yogyakarta Tertibkan Parkir Liar: Kalau Kewalahan, Saya Terjun!
Yogyakarta
Baru Saja Dilantik, 2.018 PPPK Kulon Progo Langsung Pecahkan Rekor Dunia Lewat Macapat
Baru Saja Dilantik, 2.018 PPPK Kulon Progo Langsung Pecahkan Rekor Dunia Lewat Macapat
Yogyakarta
Tak Pandang Hari Libur, Pengawasan Ibu Hamil di Gunungkidul Diperketat demi Kelahiran yang Aman
Tak Pandang Hari Libur, Pengawasan Ibu Hamil di Gunungkidul Diperketat demi Kelahiran yang Aman
Yogyakarta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau