KOMPAS.com - Pembangunan tol Lingkar Timur-Selatan Solo mendapat kontra dari tiga bupati yang daerahnya bakal dilewati jalan tersebut.
Adapun ketiga bupati itu yakni Bupati Sukoharjo, Etik Suryani, Bupati Klaten, Sri Mulyani, dan Bupati Karanganyar, Juliyatmono.
Alasan ketiga bupati tersebut menolak atau keberatan dengan pembangunan tol Lingkar Timur-Selatan Solo antara lain karena bakal mengurangi lahan sawah yang dilestarikan (LSD) dan dianggap berpotensi mematikan perekonomian warga yang wilayahnya dilewati jalan tol tersebut.
Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming Raka menanggapi penolakan yang disampaikan ketiga bupati tersebut.
Menurut Gibran, penolakan dalam suatu proyek pembangunan merupakan hal yang biasa terjadi. Perbedaan pendapat itu, lanjutnya, muncul semata-mata untuk kepentingan masyarakat.
"Namanya pro dan kontra itu biasa, bupati ingin yang terbaik untuk kabupaten masing-masing. Nanti kami koordinasi lagi, sama kementerian juga," kata Gibran, di Balai Kota Solo, Selasa (3/1/2023).
Dia mengaku, akan membicarakan kembali soal proyek pembangunan ini dengan para bupati yang menolak atau keberatan.
"Pembicaraan sudah sejak saya awal menjabat. Kalau ada masukan dari bupati, tetap kami tampung. Nanti kami ajak ngobrol satu-satu," ujar Gibran.
"Dijadwalkan kok nanti dari Bina Marga. Terus dari dirjen-dirjen yang mengurusi jalan tol biar mutar ke Sukoharjo, Klaten, dan Karanganyar dulu baru ketemu saya," ungkapnya.
Gibran menilai, pembangunan tol lingkar Timur-Selatan Solo perlu segera dilakukan agar dapat mengurangi kemacetan lalu lintas di Kota Solo, Jawa Tengah (Jateng).
"Kalau saya melihat urgensinya. Lihat saja, Solo hampir tidak bisa gerak, traffic-nya stuck. Pasti (berdampak signifikan mengurangi kemacetan), distribusi barang akan lebih mudah," ucap Gibran.
"Traffic tidak hanya di tengah kota, tapi muter. Nanti kami bahas lagi biar sama-sama enak. Ya nanti duduk barenglah," paparnya.
Dia menjelaskan, sejak awal menjabat sebagai wali kota, dia telah menerima kajian soal lalu lintas di Kota Solo.
Menurut kajian tersebut, Gibran mengungkapkan, lalu lintas Solo diprediksi bakal stagnan dalam beberapa tahun lagi.
"Dari zaman awal-awal saya menjabat di sini, Pak Hari (mantan Kepala Dishub) memaparkan kapan, berapa tahun lagi, tahun berapa, traffic di Solo ini akan stagnan. Sudah bukan padat merayap lagi," ungkap Gibran di Balai Kota Solo, Jawa Tengah, Kamis (5/1/2023).