Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sejarah Berdirinya Muhammadiyah: Pendiri, Latar Belakang, dan Tujuan

Kompas.com - 15/11/2022, 19:44 WIB
Puspasari Setyaningrum

Editor

KOMPAS.com - Muhammadiyah adalah organisasi sekaligus gerakan Islam modernis terbesar di Indonesia.

Sejak awal pendiriannya hingga saat ini, kontribusi Muhammadiyah dalam pembangunan selalu terlihat dari waktu ke waktu.

Baca juga: Muhadjir Effendy Resmikan Museum Muhammadiyah di Yogya, Sebut Pemberian Jokowi

Peran Muhammadiyah di berbagai bidang kehidupan termasuk keterlibatannya di ranah politik membuat makin dikenal dan diperhitungkan.

Baca juga: Ketua PP Muhammadiyah Resmikan Serambi Buya Syafii

Jelang Hari Lahir Muhammadiyah yang diperingati tiap 18 November, simak sejarah singkat berdirinya organisasi ini.

Baca juga: 10 Universitas Muhammadiyah Terbaik di Indonesia Versi Webometrics 2022

Latar Belakang Pendirian Muhammadiyah

Keberadaan Muhammadiyah tidak dapat dilepaskan dari sosok pendirinya yaitu Kyai Haji Ahmad Dahlan atau Muhammad Darwis yang berasal dari kota santri Kauman di Yogyakarta.

Dikutip dari laman resminya, gagasan tersebut diperoleh Kyai Haji Ahmad Dahlan setelah menunaikan ibadah haji ke Tanah Suci dan bermukim yang kedua kalinya pada tahun 1903.

Ide gerakan tersebut didapatkan beliau setelah berguru kepada ulama-ulama Indonesia yang bermukim di Mekkah seperti Syeikh Ahmad Khatib dari Minangkabau, Kyai Nawawi dari Banten, Kyai Mas Abdullah dari Surabaya, dan Kyai Fakih dari Maskumambang.

Beliau juga membaca pemikiran-pemikiran para pembaharu Islam seperti Ibnu Taimiyah, Muhammad bin Abdil Wahhab, Jamaluddin Al-Afghani, Muhammad Abduh, dan Rasyid Ridha.

Awal mula lahirnya Muhammadiyah sebagai sebuah organisasi adalah hasil interaksi Kyai Haji Ahmad Dahlan dengan kawan-kawan dari Boedi Oetomo yaitu R. Budihardjo dan R. Sosrosugondo.

Gagasan pendirian Muhammadiyah juga merupakan saran dari salah seorang siswanya di Kweekscholl Jetis yang menyarankan agar kegiatan pendidikan yang dirintis beliau tidak diurus sendiri tetapi oleh suatu organisasi agar terdapat kesinambungan setelah beliau wafat.

Menurut Adaby Darban, gagasan pendirian organisasi Muhammadiyah tersebut selain bertujuan untuk mengaktualisasikan pikiran-pikiran Kyai Haji Ahmad Dahlan juga secara praktis-organisatoris untuk mewadahi dan memayungi sekolah Madrasah Ibtidaiyah Diniyah Islamiyah, yang didirikan pada 1 Desember 1911.

Sekolah tersebut adalah rintisan lanjutan dari kegiatan Kyai Dahlan dalam memberikan pelajaran yang mengandung ilmu agama Islam dan pengetahuan umum di beranda rumahnya.

Sementara dalam tulisan Djarnawi Hadikusuma, sekolah yang didirikan pada tahun 1911 di kampung Kauman Yogyakarta tersebut merupakan ”Sekolah Muhammadiyah”, yakni sebuah sekolah agama yang tidak diselenggarakan di surau seperti pada umumnya, tetapi bertempat di dalam sebuah gedung milik ayah Kyai Dahlan dengan menggunakan meja dan papan tulis, untuk mengajarkan agama dengan dengan cara baru serta ilmu-ilmu umum.

Muhammadiyah Resmi Berdiri sebagai Organisasi

Selanjutnya pada tanggal 18 November 1912 atau 8 Dzulhijjah 1330 H selalu diingat sebagai momentum penting lahirnya Muhammadiyah.

Muhammadiyah sebagai organisasi kemudian diajukan pengesahannya pada tanggal 20 Desember 1912 dengan mengirim ”Statuten Muhammadiyah” (Anggaran Dasar Muhammadiyah).

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Komplotan Pencuri di Yogyakarta Ditangkap, Sehari Ganjal 10 Mesin ATM, Uang Rp 150 Juta Disikat

Komplotan Pencuri di Yogyakarta Ditangkap, Sehari Ganjal 10 Mesin ATM, Uang Rp 150 Juta Disikat

Yogyakarta
Jelang Desentralisasi Sampah, Pj Wali Kota: Pembangunan TPST 3R Karangmiri Mundur

Jelang Desentralisasi Sampah, Pj Wali Kota: Pembangunan TPST 3R Karangmiri Mundur

Yogyakarta
Tak Mau 'Snack Lelayu' Terulang Saat Pilkada, Ketua KPU DIY Minta Lebih Teliti

Tak Mau "Snack Lelayu" Terulang Saat Pilkada, Ketua KPU DIY Minta Lebih Teliti

Yogyakarta
Terdapat 3 Sengketa Pemilu, Penetapan Anggota Legislatif di DIY Terancam Mundur

Terdapat 3 Sengketa Pemilu, Penetapan Anggota Legislatif di DIY Terancam Mundur

Yogyakarta
Muncul dalam Penjaringan PDI Perjuangan, Soimah Tidak Bersedia Maju Pilkada

Muncul dalam Penjaringan PDI Perjuangan, Soimah Tidak Bersedia Maju Pilkada

Yogyakarta
Lansia di Kulon Progo Dibacok Residivis yang Cemburu Buta

Lansia di Kulon Progo Dibacok Residivis yang Cemburu Buta

Yogyakarta
Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Jumat 26 April 2024, dan Besok : Siang Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Jumat 26 April 2024, dan Besok : Siang Hujan Ringan

Yogyakarta
Prakiraan Cuaca Yogyakarta Hari Ini Jumat 26 April 2024, dan Besok : Siang Hujan Sedang

Prakiraan Cuaca Yogyakarta Hari Ini Jumat 26 April 2024, dan Besok : Siang Hujan Sedang

Yogyakarta
Pelihara Buaya dari Sekecil Tokek Kini 2 Meter, Pemilik Ngeri dan Serahkan ke BKSDA Yogyakarta

Pelihara Buaya dari Sekecil Tokek Kini 2 Meter, Pemilik Ngeri dan Serahkan ke BKSDA Yogyakarta

Yogyakarta
Saat Bansos Jelang Pilkada Jadi Perhatian Khusus KPU DIY...

Saat Bansos Jelang Pilkada Jadi Perhatian Khusus KPU DIY...

Yogyakarta
Pembebasan Lahan di IKN, AHY: Tidak Boleh Asal Gusur

Pembebasan Lahan di IKN, AHY: Tidak Boleh Asal Gusur

Yogyakarta
Soal Gugatan 'Snack Lelayu', KPU Sleman: No Comment, Kami Sampaikan pada Waktu yang Tepat

Soal Gugatan "Snack Lelayu", KPU Sleman: No Comment, Kami Sampaikan pada Waktu yang Tepat

Yogyakarta
Soal Posisi PDI-P Pasca-Pilpres 2024, Ganjar: Rasanya Iya, di Luar Pemerintahan

Soal Posisi PDI-P Pasca-Pilpres 2024, Ganjar: Rasanya Iya, di Luar Pemerintahan

Yogyakarta
Besok BPBD DIY Gelar Simulasi Gempa, Masyarakat Diminta Tidak Kaget

Besok BPBD DIY Gelar Simulasi Gempa, Masyarakat Diminta Tidak Kaget

Yogyakarta
Ganjar Pastikan Siap Turun untuk Pemenangan PDI-P pada Pilkada 2024

Ganjar Pastikan Siap Turun untuk Pemenangan PDI-P pada Pilkada 2024

Yogyakarta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com