Salin Artikel

Sejarah Berdirinya Muhammadiyah: Pendiri, Latar Belakang, dan Tujuan

KOMPAS.com - Muhammadiyah adalah organisasi sekaligus gerakan Islam modernis terbesar di Indonesia.

Sejak awal pendiriannya hingga saat ini, kontribusi Muhammadiyah dalam pembangunan selalu terlihat dari waktu ke waktu.

Peran Muhammadiyah di berbagai bidang kehidupan termasuk keterlibatannya di ranah politik membuat makin dikenal dan diperhitungkan.

Jelang Hari Lahir Muhammadiyah yang diperingati tiap 18 November, simak sejarah singkat berdirinya organisasi ini.

Latar Belakang Pendirian Muhammadiyah

Keberadaan Muhammadiyah tidak dapat dilepaskan dari sosok pendirinya yaitu Kyai Haji Ahmad Dahlan atau Muhammad Darwis yang berasal dari kota santri Kauman di Yogyakarta.

Dikutip dari laman resminya, gagasan tersebut diperoleh Kyai Haji Ahmad Dahlan setelah menunaikan ibadah haji ke Tanah Suci dan bermukim yang kedua kalinya pada tahun 1903.

Ide gerakan tersebut didapatkan beliau setelah berguru kepada ulama-ulama Indonesia yang bermukim di Mekkah seperti Syeikh Ahmad Khatib dari Minangkabau, Kyai Nawawi dari Banten, Kyai Mas Abdullah dari Surabaya, dan Kyai Fakih dari Maskumambang.

Beliau juga membaca pemikiran-pemikiran para pembaharu Islam seperti Ibnu Taimiyah, Muhammad bin Abdil Wahhab, Jamaluddin Al-Afghani, Muhammad Abduh, dan Rasyid Ridha.

Awal mula lahirnya Muhammadiyah sebagai sebuah organisasi adalah hasil interaksi Kyai Haji Ahmad Dahlan dengan kawan-kawan dari Boedi Oetomo yaitu R. Budihardjo dan R. Sosrosugondo.

Gagasan pendirian Muhammadiyah juga merupakan saran dari salah seorang siswanya di Kweekscholl Jetis yang menyarankan agar kegiatan pendidikan yang dirintis beliau tidak diurus sendiri tetapi oleh suatu organisasi agar terdapat kesinambungan setelah beliau wafat.

Menurut Adaby Darban, gagasan pendirian organisasi Muhammadiyah tersebut selain bertujuan untuk mengaktualisasikan pikiran-pikiran Kyai Haji Ahmad Dahlan juga secara praktis-organisatoris untuk mewadahi dan memayungi sekolah Madrasah Ibtidaiyah Diniyah Islamiyah, yang didirikan pada 1 Desember 1911.

Sekolah tersebut adalah rintisan lanjutan dari kegiatan Kyai Dahlan dalam memberikan pelajaran yang mengandung ilmu agama Islam dan pengetahuan umum di beranda rumahnya.

Sementara dalam tulisan Djarnawi Hadikusuma, sekolah yang didirikan pada tahun 1911 di kampung Kauman Yogyakarta tersebut merupakan ”Sekolah Muhammadiyah”, yakni sebuah sekolah agama yang tidak diselenggarakan di surau seperti pada umumnya, tetapi bertempat di dalam sebuah gedung milik ayah Kyai Dahlan dengan menggunakan meja dan papan tulis, untuk mengajarkan agama dengan dengan cara baru serta ilmu-ilmu umum.

Muhammadiyah Resmi Berdiri sebagai Organisasi

Selanjutnya pada tanggal 18 November 1912 atau 8 Dzulhijjah 1330 H selalu diingat sebagai momentum penting lahirnya Muhammadiyah.

Muhammadiyah sebagai organisasi kemudian diajukan pengesahannya pada tanggal 20 Desember 1912 dengan mengirim ”Statuten Muhammadiyah” (Anggaran Dasar Muhammadiyah).

Muhammadiyah kemudian disahkan sebagai organisasi oleh Gubernur Jenderal Belanda pada 22 Agustus 1914.

Asal Usul Nama Muhammadiyah

Nama ”Muhammadiyah” secara bahasa berarti ”pengikut Nabi Muhammad” yang dimaksudkan untuk menisbahkan (menghubungkan) dengan ajaran dan jejak perjuangan Nabi Muhammad SAW.

Dalam catatan Adaby Darban, seorang ahli sejarah dari UGM, nama ”Muhammadiyah” pada mulanya diusulkan oleh kerabat dan sekaligus sahabat Kyai Ahmad Dahlan yang bernama Muhammad Sangidu.

Muhammad Sangidu adalah seorang Ketib Anom Kraton Yogyakarta dan tokoh pembaruan yang kemudian menjadi penghulu Kraton Yogyakarta,

Usulan nama tersebut kemudian diputuskan Kyai Haji Ahmad Dahlanan setelah melalui shalat istikharah.

Sementara menurut H. Djarnawi Hadikusuma, nama Muhammadiyah memiliki maksud untuk menjelaskan bahwa pendukung organisasi itu adalah umat Muhammad, dan asasnya adalah ajaran Nabi Muhammad SAW, yaitu Islam.

Lebih lanjut,dengan nama tersebut maka tujuan pendirian Muhammadiyah adalah untuk memahami dan melaksanakan agama Islam sebagai ajaran yang dicontohkan oleh Nabi Muhammad SAW agar dapat menjalani kehidupan dunia sepanjang kemauan agama Islam.

Dengan demikian ajaran Islam yang suci dan benar itu dapat memberi nafas bagi kemajuan umat Islam dan bangsa Indonesia pada umumnya.

Faktor Pendukung dan Tujuan Berdirinya Muhammadiyah

Dikutip dari laman Gramedia, kelahiran Muhammadiyah didorong oleh beberapa faktor- faktor pendukung, antara lain:

1. Islam tidak lagi bersinar dalam cahaya murninya

2. Kurangnya persatuan dan kesatuan umat Islam sebagai akibat gagalnya penegakan Uhuwah Islamiyah dan lemahnya organisasi yang kuat

3. Beberapa lembaga pendidikan Islam tidak mampu menghasilkan eksekutif-eksekutif Islam karena tidak lagi memenuhi tuntutan zaman

4. Sebagian besar umat Islam hidup dalam kisaran sempit fanatisme, keyakinan buta, pemikiran dogmatis, konservatisme, formalisme, dan tradisionalisme

5. Dari persepsi bahaya Islam yang mengancam jiwa, dan sehubungan dengan misi dan kegiatan pusat Kristen di Indonesia yang semakin mempengaruhi penduduk

Lebih lanjut, maksud didirikan organisasi Muhammadiyah ini adalah sebagai berikut:

1. Menyebarkan pengajaran Agama islam berdasarkan panutan Nabi Muhammad SAW kepada penduduk Bumiputra di dalam residensi Yogyakarta

2. Memajukan hal Agama kepada anggota-anggotanya, yakni memajukan pendidikan dan pembelajaran agama di Hindia Belanda

3. Memajukan dan menikmati hidup (way of life) selama kehendak Islam mencapai akhir

Sementara dikutip dari laman Muhammadiyah, organisasi ini memiliki alasan dan tujuan sebagai berikut:

1. Membersihkan Islam di Indonesia dari pengaruh dan kebiasaan yang bukan Islam.

2. Reformulasi doktrin Islam dengan pandangan alam pikiran modern.

3. Reformulasi ajaran dan pendidikan Islam.

4 Mempertahankan Islam dari pengaruh dan serangan luar.

Peran Muhammadiyah dalam Pembangunan

Peran Muhammadiyah juga memiliki pengaruh besar di bidang kemasyarakatan dan pendidikan.

Muhammadiyah telah mendirikan klinik-klinik perawatan kesehatan, panti asuhan, dan sekolah dari jenjang pendidikan usia dini hingga universitas.

Muhammadiyah juga membentuk ‘Aisyiyah, sebuah organisasi perempuan yang didirikan oleh Nyai Ahmad Dahlan pada 19 Mei 1917 yang bergerak dalam ranah sosial, pendidikan, kesehatan, dan keagamaan.

Sumber:
muhammadiyah.or.id  
gramedia.com  

https://yogyakarta.kompas.com/read/2022/11/15/194453378/sejarah-berdirinya-muhammadiyah-pendiri-latar-belakang-dan-tujuan

Terkini Lainnya

Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Regional
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Regional
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com