Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ketua PP Muhammadiyah Resmikan Serambi Buya Syafii

Kompas.com - 10/11/2022, 15:03 WIB
Wijaya Kusuma,
Ardi Priyatno Utomo

Tim Redaksi

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Haedar Nashir meresmikan Serambi Buya Syafii di Jalan Halmahera D76, Perumahan Nogotirto, Kapanewon Gamping, Kabupaten Sleman, DI Yogyakarta.

Serambi Buya Syafii merupakan rumah kediaman semasa hidup cendekiawan Buya Ahmad Syafii Maarif.

Di rumah yang berlamatkan Jalan Halmahera D76, Perumahan Nogotirto, Kapanewon Gamping ini lah, Buya Syafii tumbuh sebagai tokoh negarawan dan guru bangsa.

Baca juga: Sketsa Pemikiran Politik Buya Syafii di Mata Anak Muda

Terdapat 9.000 koleksi judul buku yang dimiliki Buya Syafii dengan beragam tema. Termasuk buku-buku karyanya sendiri.

Selain itu terdapat pula dokumentasi dan benda-benda semasa hidup Buya Syafii Maarif. Tak ketinggalan, sepeda yang biasa sehari-hari dipakai oleh Buya Syafii Maarif pun turut dipajang. Semua buku dan benda-benda tersebut, dapat dilihat di Serambi Buya Syafii.

Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Haedar Nashir mengatakan, Serambi Buya Syafii merupakan ruang publik dan terbuka untuk semua warga masyarakat.

"Ini untuk seluruh warga masyarakat yang ingin lebih mengenal Buya (Buya Syafii Maarif) baik koleksi bukunya dengan karya-karyanya. Bahkan bagian dari aktivitas hidupnya dan benda-benda terkait dengan Beliau, seperti museum lah," ujar Haedar Kamis (10/11/2022).

Haedar Nashir menyampaikan, ada banyak hal yang bisa diambil dari Buya Syafii Maarif. Sebagai tokoh Muhammadiyah, Buya Syafii Maarif, mengikuti Kyai Haji Ahmad Dahlan untuk membuka horison pemikiran Muhammadiyah semakin maju dan inklusif.

"Buya selalu demokratis dalam ber-Muhammadiyah," ungkapnya.

Baca juga: Maarif Institute Luncurkan Tiga Buku Karya Buya Syafii

Di dalam konteks umat Islam, lanjut Haedar, Buya Syafii Maarif sering mengkritisi. Namun sikap kritis dari Buya Syafii bukan tidak cinta dengan umat Islam.

Justru, dalam pandangan Haedar, sikap kritis Buya Syafii tersebut merupakan bentuk dari kecintaan Buya Syafii Maarif pada umat Islam.

"Beliau sering memang mengkritisi umat Islam karena kecintaanya, bahwa mayoritas di republik ini umat Islam memang harus berdaya, berfikir maju, harus bersatu dan harus siuman istilahnya," tegasnya.

Haedar menuturkan tentang bangsa, Buya Syafii Maarif mengajarkan tentang kebhinekaan. Buya tidak hanya bersuara, tetapi menjalankan kebhinekaan tersebut.

"Kebhinekaan itu bukan hanya Beliau suarakan, tetapi Dia praktikan dengan membangun relasi yang luas, berbagai pihak tanpa ada sekat dan itulah yang menjadikan Buya sebagai tokoh bangsa, bapak bangsa, guru bangsa. Sehingga ketika Beliau wafat, semua merasa kehilangan," tandasnya.

Baca juga: Komisioner Komnas Perempuan: Buya Syafii Maarif Feminis Muslim Indonesia...

Serambi Buya Syafii sebagai rumah intelektual dan persemaian gagasan bagi semua kalangan. Di tempat ini, nilai-nilai Buya Syafii dihidupkan kembali dan ditularkan untuk para generasi bangsa.

"Bagi kita, generasi muda terutama lebih-lebih yang milineal ya, perlu belajar dari tokoh-tokoh bangsa ini baik, lewat media digital maupun lewat Serambi Buya ini. Agar generasi milineal ini tidak lost generation, menjadi generasi yang tercabut dari akar budayanya karena tidak mengenal tokohnya, termasuk tokoh-tokoh pendiri bangsa," ucapnya.

Sementara itu, istri Buya Syafii Maarif, Nurchalifah mengaku senang dengan adanya Serambi Buya Syafii. Selain ada yang merawat, buku-buku koleksi Buya Syafii Maarif bisa bermanfaat bagi siapapun.

"Ya Ibu senang sekali supaya ada yang merawat. Ini dipakai dua tahun dulu, nanti tempatnya Suara Muhammadiyah selesai dipindah semua ke sana," ungkapnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Penyair Joko Pinurbo Dimakamkan di Sleman, Karyanya Terus Abadi

Penyair Joko Pinurbo Dimakamkan di Sleman, Karyanya Terus Abadi

Yogyakarta
Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Minggu 28 April 2024, dan Besok : Malam Berawan

Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Minggu 28 April 2024, dan Besok : Malam Berawan

Yogyakarta
Prakiraan Cuaca Yogyakarta Hari Ini Minggu 28 April 2024, dan Besok : Malam Berawan

Prakiraan Cuaca Yogyakarta Hari Ini Minggu 28 April 2024, dan Besok : Malam Berawan

Yogyakarta
Gibran Bantah Gabung ke Partai Golkar

Gibran Bantah Gabung ke Partai Golkar

Yogyakarta
Nonton Ruwatan Gelaran Wayang Kulit Bareng Gibran, Apa Kata Yusril?

Nonton Ruwatan Gelaran Wayang Kulit Bareng Gibran, Apa Kata Yusril?

Yogyakarta
Penyair Joko Pinurbo Meninggal, Butet: Kehilangan Sedulur Sinorowedi

Penyair Joko Pinurbo Meninggal, Butet: Kehilangan Sedulur Sinorowedi

Yogyakarta
Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok : Malam Ini Berawan

Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok : Malam Ini Berawan

Yogyakarta
Prakiraan Cuaca Yogyakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok : Siang Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Yogyakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok : Siang Hujan Ringan

Yogyakarta
Ribuan Buruh Jateng Bakal Gelar Demo Saat May Day, Ini Lokasi dan Tuntutannya

Ribuan Buruh Jateng Bakal Gelar Demo Saat May Day, Ini Lokasi dan Tuntutannya

Yogyakarta
Ribuan Buruh Jateng Bakal Gelar Demo Saat May Day, Ini Lokasi dan Tuntutannya

Ribuan Buruh Jateng Bakal Gelar Demo Saat May Day, Ini Lokasi dan Tuntutannya

Yogyakarta
Diburu Usai Curi Panci dan Tabung Gas, Residivis Ini Malah Ditemukan di Tahanan

Diburu Usai Curi Panci dan Tabung Gas, Residivis Ini Malah Ditemukan di Tahanan

Yogyakarta
Ada Kades yang Ikut Penjaringan Bacawabup di Partai Golkar, Apdesi Bantul Minta Anggotanya Netral

Ada Kades yang Ikut Penjaringan Bacawabup di Partai Golkar, Apdesi Bantul Minta Anggotanya Netral

Yogyakarta
Komplotan Pencuri di Yogyakarta Ditangkap, Sehari Ganjal 10 Mesin ATM, Uang Rp 150 Juta Disikat

Komplotan Pencuri di Yogyakarta Ditangkap, Sehari Ganjal 10 Mesin ATM, Uang Rp 150 Juta Disikat

Yogyakarta
Jelang Desentralisasi Sampah, Pj Wali Kota: Pembangunan TPST 3R Karangmiri Mundur

Jelang Desentralisasi Sampah, Pj Wali Kota: Pembangunan TPST 3R Karangmiri Mundur

Yogyakarta
Tak Mau 'Snack Lelayu' Terulang Saat Pilkada, Ketua KPU DIY Minta Lebih Teliti

Tak Mau "Snack Lelayu" Terulang Saat Pilkada, Ketua KPU DIY Minta Lebih Teliti

Yogyakarta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com