Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Detik-detik Ambrolnya Atap SD Muhammadiyah di Gunungkidul, 1 Siswa Meninggal Tertimpa Reruntuhan

Kompas.com, 8 November 2022, 23:47 WIB
Reza Kurnia Darmawan

Editor

KOMPAS.com - Atap tiga ruangan SD Muhammadiyah Bogor, Kalurahan Playon, Kapanewon (Kecamatan) Playen, Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), ambrol pada Selasa (8/11/2022) sekitar pukul 07.30 WIB.

Kepala SD Muhammadiyah Bogor Indah Haryani mengatakan, saat insiden terjadi, ada 20-an siswa yang berada di ruangan yang atapnya ambruk.

"Untuk kejadian itu anak-anak kegiatan tahsin tafid hafalan pukul 07.30 WIB di ruang kelas, gedung moralitas. Di dalam tidak seperti waktu KBM (kegiatan belajar mengajar) karena tahsin tafid itu sesuai dengan pengelompokan suratnya, jadi di (kelompok) surat itu anak-anak kami sekitar 20 orang," ujarnya di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Wonosari.

Baca juga: Atap Ruang Kelas SD Muhammadiyah Gunungkidul Ambrol, Sejumlah Siswa Terluka

Salah seorang siswa kelas IV berinisial A mengaku mendengar bunyi seperti ledakan sebelum atap ambrol. A menuturkan, kejadian itu membuat panik siswa.

"Kaya ledakan, dan panik," ucapnya.

Seorang warga setempat, Jumiran, mengaku mendengar detik-detik ambrolnya atap ruangan SD Muhammadiyah Bogor.

"Kebetulan saya ada di belakang SD sekitar pukul 07.30 WIB, ada bunyi tuaakkk gitu, ada suara keras lambat, atap sebelah timur runtuh pelan," ungkapnya.

Baca juga: Saat Atap Ambruk, Puluhan Murid SD Muhammadiyah Sedang Belajar

Ketika dirinya mendatangi lokasi kejadian di lantai dua, Jumiran melihat para siswa yang berlindung di bawah meja.

"Kebetulan murid-murid saat atapnya ambrol pelan-pelan itu murid-murid berlindung di bawah meja," tuturnya.

Jumiran lantas berusaha menolong para siswa.

"Tak suruh ke pinggir tembok, tembok, terus saya mecahi eternit (plafon) untuk evakuasi mengeluarkan. Nah sehubungan ada yang terjepit, saya minta pertolongan pagi tadi 3 orang warga. Akhirnya saya umumkan di masjid minta bantuan karena atap SD Muhammadiyah yang di lantai dua ambrol," kisahnya.

Usai mengevakuasi siswa, Jumiran langsung membawa korban untuk mendapat pertolongan medis.

"Korbannya itu yang saya bawakan pelat hitam pertolongan pertama. Itu kurang lebih 10. Itu murid baik laki perempuan yang sobek berdarah," jelasnya.

Baca juga: Kesaksian Warga Menolong Siswa Saat Atap SD Muhammadiyah Ambrol: Kalau Cepat Brek Gitu Pasti Banyak Korban

Korban atap SD di Gunungkidul ambrol

Ruang kelas SD Muhammadiyah Bogor, Gunungkidul yang runtuh Kompas.com/Markus Yuwono Ruang kelas SD Muhammadiyah Bogor, Gunungkidul yang runtuh

Kepala Kepolisian Sektor (Kapolsek) Playen AKP Hajar Wahyudi menuturkan, terdapat 12 korban dalam peristiwa ini. Dari jumlah itu, 11 orang mengalami luka ringan. Adapun satu siswa luka berat karena bagian tubuhnya terkena reruntuhan.

"Dua tadi dirawat di RSUD Wonosari, satu sudah pulang. Satu masih dirawat, tadi sempat tidak sadar, tapi sudah sadar," terangnya.

Kepala SD Muhammadiyah Bogor Indah Haryani mengungkapkan, kondisi siswanya yang mengalami luka serius sempat membaik.

"Satu anak kami masih menjalani pengobatan, sudah mulai membaik, minta doanya untuk kesembuhan anak kami agar bisa kembali mengikuti kegiatan belajar mengajar seperti biasanya," harapnya.

Baca juga: Atap Ambrol, Belasan Murid SD Muhammadiyah di Gunungkidul Luka Ringan, 1 Luka Berat

Kepala Bagian Tata Usaha, Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi RSUD Wonosari Sumartana menerangkan, rumah sakitnya merawat dua korban yang berjenis kelamin pria dan perempuan.

"Saat datang keduanya dalam kondisi tak sadarkan diri," bebernya, dikutip dari Tribun Jogja.

Sumartana menuturkan, pelajar perempuan itu kemudian sadar, tetapi mengalami sedikit trauma akibat peristiwa yang dialaminya.

Baca juga: Polisi Akan Selidiki Konstruksi Bangunan SD Muhammadiyah yang Atapnya Ambrol

Sementara itu, satu siswa laki-laki mengalami luka serius di bagian kepala belakang. Menurut Sumartana, korban tersebut sudah memberikan respons walau belum sepenuhnya sadar.

Namun, usai menjalani perawatan selama beberapa jam, siswa berinisial FA (12) tersebut meninggal dunia.

"Betul, meninggal sekitar pukul 21.00 WIB," sebut Direktur RSUD Wonosari Heru Sulistyowati.

Baca juga: Sempat Dirawat Intensif, Seorang Siswa SD Muhammadiyah Korban Atap Ambrol Meninggal

Sumber: Kompas.com (Penulis: Kontributor Yogyakarta, Markus Yuwono | Editor: Robertus Belarminus, Dita Angga Rusiana), TribunJogja.com

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Penyu Lekang Terdampar Lemas di Pantai Glagah, Satlinmas: Kurus, Berenangnya Tak Normal
Penyu Lekang Terdampar Lemas di Pantai Glagah, Satlinmas: Kurus, Berenangnya Tak Normal
Yogyakarta
Pedagang TTS dan Kartu Pos di Yogyakarta Terus Bertahan: Tetap Laris di Kalangan Turis
Pedagang TTS dan Kartu Pos di Yogyakarta Terus Bertahan: Tetap Laris di Kalangan Turis
Yogyakarta
Berpotensi Viral, Pelaku Wisata di Gunungkidul Diimbau Tak 'Nutuk' Harga saat Libur Nataru
Berpotensi Viral, Pelaku Wisata di Gunungkidul Diimbau Tak 'Nutuk' Harga saat Libur Nataru
Yogyakarta
Cerita Kusir Andong Malioboro Sambut Nataru: Kuda Diberi Jamu Bergizi hingga Waspada Musik
Cerita Kusir Andong Malioboro Sambut Nataru: Kuda Diberi Jamu Bergizi hingga Waspada Musik
Yogyakarta
Basuki Pastikan Kantor Wapres di IKN Segera Selesai
Basuki Pastikan Kantor Wapres di IKN Segera Selesai
Yogyakarta
Simak Jalur Alternatif Masuk Yogyakarta di Libur Natal-Tahun Baru, Jangan Sampai Terjebak Macet!
Simak Jalur Alternatif Masuk Yogyakarta di Libur Natal-Tahun Baru, Jangan Sampai Terjebak Macet!
Yogyakarta
Bantul kirim Tim Kesehatan ke Aceh Tamiang
Bantul kirim Tim Kesehatan ke Aceh Tamiang
Yogyakarta
Target Kunjungan Wisatawan ke Sleman Saat Nataru Turun Dibandingkan Tahun Lalu, Ini Alasannya
Target Kunjungan Wisatawan ke Sleman Saat Nataru Turun Dibandingkan Tahun Lalu, Ini Alasannya
Yogyakarta
Viral Video Mahasiswa Diduga Mabuk Bikin Onar di Gamping Sleman, Ditangkap Polisi
Viral Video Mahasiswa Diduga Mabuk Bikin Onar di Gamping Sleman, Ditangkap Polisi
Yogyakarta
UMP 2026 Tak Kunjung Terbit, Buruh Yogyakarta Resah dan Khawatir Dialog Jadi Formalitas
UMP 2026 Tak Kunjung Terbit, Buruh Yogyakarta Resah dan Khawatir Dialog Jadi Formalitas
Yogyakarta
Sleman Bersiap Hadapi Lonjakan Arus Nataru, Dishub Petakan Titik Rawan Macet
Sleman Bersiap Hadapi Lonjakan Arus Nataru, Dishub Petakan Titik Rawan Macet
Yogyakarta
Pemerintah Tak Kunjung Tetapkan Formula UMP, Pengusaha Yogyakarta: Kami Butuh Kepastian Aturan
Pemerintah Tak Kunjung Tetapkan Formula UMP, Pengusaha Yogyakarta: Kami Butuh Kepastian Aturan
Yogyakarta
Swasta Boleh Tarik Tarif Parkir 5 Kali Lipat di Jogja, Aturannya Terbit Era Haryadi Suyuti
Swasta Boleh Tarik Tarif Parkir 5 Kali Lipat di Jogja, Aturannya Terbit Era Haryadi Suyuti
Yogyakarta
Sultan Minta Pemkot Yogyakarta Tertibkan Parkir Liar: Kalau Kewalahan, Saya Terjun!
Sultan Minta Pemkot Yogyakarta Tertibkan Parkir Liar: Kalau Kewalahan, Saya Terjun!
Yogyakarta
Baru Saja Dilantik, 2.018 PPPK Kulon Progo Langsung Pecahkan Rekor Dunia Lewat Macapat
Baru Saja Dilantik, 2.018 PPPK Kulon Progo Langsung Pecahkan Rekor Dunia Lewat Macapat
Yogyakarta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau