Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal Tobong Gamping, Calon Ikon Gunungkidul yang Baru

Kompas.com - 27/09/2022, 20:13 WIB
Markus Yuwono,
Dita Angga Rusiana

Tim Redaksi

Salah satunya Palio, yang usianya sudah diatas 65 tahun. Palio hanya menggunakan penutup kepala dari kaos, untuk mengurangi debu yang masuk ke dalam hidung, dan rambutnya.

Sudah sejak tahun 2006 dirinya bergelut dengan debu dan batu. Akhirnya, beberapa tahun terakhir dirinya menyewa tobong gamping untuk digunakan sendiri.

Meski hampir setiap hari menghirup debu baik dari pembakaran maupun gamping, Palio mengaku pernafasannya tidak terganggu. Menggunakan jamu tradisional seperti sambiloto yang direbus agar tubuhnya tetap bugar.

"Saya menyewa tempat ini, tobong gamping ini berdiri sudah sejak lama," kata Palio.

"Sesak yang kadang, tetapi kalau lemes ya tidur saja. Sekarang hanya beberapa orang yang membantu karena sulit mencari pekerja," kata dia

Selama 10 hari dirinya mendapatkan keuntungan bersih sekitar Rp 500.000. Palio menerima pesanan dari berbagai kota seperti kota Yogyakarta. Dia mengaku tidak mengetahui digunakan untuk apa.

Baca juga: Polemik Penggantian Patung Penggendang di Gunungkidul, DPRD: Bupati Disurati tapi Tidak Ditanggapi

Adapun untuk gamping per karung seberat 25 kilogram dijual Rp 10.000. Sementara untuk yang masih ada batu 1 tonnya Rp 1.000.000.

Pemilik tobong gamping lainnya, Wardoyo mengatakan, miliknya sudah dikelola oleh beberapa generasi. Tobong gamping miliknya memang cukup besar dibandingkan dua tobong gamping di sekitarnya.

Meski ada gempuran batu giling, dirinya tetap mempertahankan tobong miliknya. Apalagi saat ini, lesunya permintaan, hingga paceklik regenerasi pekerja menjadi tantangan tersendiri.

"Kasihan tetangga, mereka perlu bekerja," kata Wardoyo.

Tobong gamping miliknya pernah ikut disurvei untuk dijadikan contoh replika di bundaran siyono, sebagai pengganti patung kendang. Hal inilah yang membuat dirinya semakin semangat untuk tetap mempertahankan.

Penolakan Penggantian Tobong Gamping

Hari ini dari Aliansi Rakyat Gunungkidul (ARG) menggelar penolakan pembangunan tobong gamping. Puluhan orang membawa keranda ini melakukan aksi jalan kaki dari Pasar Pring, menuju ke alun-alun Kota Wonosari.

Mereka membawa tulisan penolakan terhadap penggantian ini.

"Ketika wakil rakyat sudah tidak didengarkan, ini merupakan aksi penolakan terhadap pendirian replika tobong gamping di bundaran Siyono," kata koordinator ARG Ervan Bambang. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:


Terkini Lainnya

Jadwal KRL Solo-Jogja 1-31 Mei 2024, Berangkat dari Stasiun Klaten

Jadwal KRL Solo-Jogja 1-31 Mei 2024, Berangkat dari Stasiun Klaten

Yogyakarta
Jadwal KRL Solo-Jogja 1-31 Mei 2024, Berangkat dari Stasiun Solo Balapan dan Purwosari

Jadwal KRL Solo-Jogja 1-31 Mei 2024, Berangkat dari Stasiun Solo Balapan dan Purwosari

Yogyakarta
Jadwal KRL Solo-Jogja 1-31 Mei 2024, Berangkat dari Solo ke Arah Yogyakarta

Jadwal KRL Solo-Jogja 1-31 Mei 2024, Berangkat dari Solo ke Arah Yogyakarta

Yogyakarta
Ditinggal Hajatan, Dua Rumah di Gunungkidul Ludes Terbakar, Termasuk Sertifikat dan 20 Gram Emas

Ditinggal Hajatan, Dua Rumah di Gunungkidul Ludes Terbakar, Termasuk Sertifikat dan 20 Gram Emas

Yogyakarta
Pemkot Yogyakarta Kembali Komunikasi dengan Warga Piyungan untuk Bangun TPST

Pemkot Yogyakarta Kembali Komunikasi dengan Warga Piyungan untuk Bangun TPST

Yogyakarta
Masih Banyak Jalan Rusak, Pemkab Gunungkidul Ajukan Perbaikan ke Pemerintah Pusat

Masih Banyak Jalan Rusak, Pemkab Gunungkidul Ajukan Perbaikan ke Pemerintah Pusat

Yogyakarta
YIA Jadi Bandara Internasional Satu-satunya di Jateng dan DIY, Sultan Harap Penerbangan Ditambah

YIA Jadi Bandara Internasional Satu-satunya di Jateng dan DIY, Sultan Harap Penerbangan Ditambah

Yogyakarta
Soal Pj Kepala Daerah Maju Pilkada, Sultan: Perlu Dipertimbangkan, 'Rasah Kesusu'

Soal Pj Kepala Daerah Maju Pilkada, Sultan: Perlu Dipertimbangkan, "Rasah Kesusu"

Yogyakarta
Hardiknas, Haedar Nashir: Pendidikan Bukan Pabrik Pencipta Robot

Hardiknas, Haedar Nashir: Pendidikan Bukan Pabrik Pencipta Robot

Yogyakarta
Tarif Pariwisata di Bantul Naik mulai 1 Mei, Sekian Besarannya

Tarif Pariwisata di Bantul Naik mulai 1 Mei, Sekian Besarannya

Yogyakarta
PDI-P Buka Penjaringan untuk Pilkada Yogyakarta, Baru Satu Orang yang Ambil Formulir Pendaftaran

PDI-P Buka Penjaringan untuk Pilkada Yogyakarta, Baru Satu Orang yang Ambil Formulir Pendaftaran

Yogyakarta
Prakiraan Cuaca Yogyakarta Hari Ini Kamis 2 Mei 2024, dan Besok : Berawan Sepanjang Hari

Prakiraan Cuaca Yogyakarta Hari Ini Kamis 2 Mei 2024, dan Besok : Berawan Sepanjang Hari

Yogyakarta
Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Kamis 2 Mei 2024, dan Besok : Berawan Sepanjang Hari

Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Kamis 2 Mei 2024, dan Besok : Berawan Sepanjang Hari

Yogyakarta
Buruh Tuntut Rumah Murah, Kepala Disnakertrans DIY: Kami Komunikasikan

Buruh Tuntut Rumah Murah, Kepala Disnakertrans DIY: Kami Komunikasikan

Yogyakarta
Jadwal KRL Jogja-Solo 1-31 Mei 2024, Berangkat dari Yogyakarta ke Arah Solo

Jadwal KRL Jogja-Solo 1-31 Mei 2024, Berangkat dari Yogyakarta ke Arah Solo

Yogyakarta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com