Ia diculik dari markas Korem 72 dan dibawa menuju Kentungan di mana ia gugur dan jasadnya dimasukkan ke dalam sebuah sumur bersama jasad Brigadir Jenderal Katamso.
Jasad Kolonel Sugiyono baru ditemukan pada 21 Oktober 1965 dan kemudian disemayamkan di TMP Semaki, Yogyakarta.
Kolonel Sugiyono kemudian dianugerahi gelar Pahlawan Revolusi berdasarkan Surat Kepres RI No. 111KOTI/1975, pada 5 Oktober 1965.
Dilansir dari Kompas.com, Sugiyono pertama kali terjun di dunia militer dengan bergabung menjadi anggota Pembela Tanah Air (PETA) yaitu sebuah kesatuan militer bentukan Jepang.
Saat bergabung dengan PETA, Sugiyono diangkat menjadi Budanco (komandan pleton) untuk wilayah Wonosari.
Setelah Indonesia merdeka, Sugiyono kembali melanjutkan karier militernya dengan bergabung sebagai anggota dari Badan Keamanan Rakyat (BKR).
Badan Keamanan Rakyat (BKR) kemudian berubah nama menjadi Tentara Keamanan Rakyat (TKR) pada 5 Oktober 1945.
Pada 1946, Sugiyono pun dipercaya untuk menjadi Ajudan Komandan Brigade 10 Divisi Letkol Soeharto.
Sugiyono juga sempat menjabat sebagai perwira Operasi Brigade C di Yogyakarta.
Setelah perang kemerdekaan, Sugiyono menjabat sebagai Komandan Kompi 4 Batalyon 411 Brigade C di Purworejo.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.