Salin Artikel

Biografi Kolonel Sugiyono, Korban Peristiwa G30S di Yogyakarta

KOMPAS.com - Tragedi Gerakan 30 September atau peristiwa G30S tak hanya terjadi di Jakarta, tapi juga di Yogyakarta.

Peristiwa pada 30 September 1965 yang menjadi sejarah kelam bangsa Indonesia ini adalah sebuah pemberontakan oleh Partai Komunis Indonesia (PKI) yang bertujuan untuk mengubah ideologi bangsa Indonesia.

Dalam peristiwa tersebut, jatuh korban yang berasal dari para petinggi Tentara Nasional Indonesia (TNI), Angkatan Darat AD, dan beberapa korban lainnya.

Mereka yang telah gugur ditetapkan sebagai Pahlawan Revolusi lewat Keputusan Presiden di tahun 1965.

Salah satu Pahlawan Revolusi korban peristiwa G30S adalah Kolonel Inf. Anm. R. Sugiyono Mangunwiyoto atau yang dikenal dengan Kolonel Sugiyono.

Biografi Singkat Kolonel Sugiyono

Sugiyono Mangunwiyoto adalah sosok kelahiran Gedaren, Sumbergiri, Ponjong, Gunung Kidul pada 12 Agustus 1926.

Kolonel Sugiyono memiliki istri bernama Supriyati dan dalam pernikahannya tersebut, beliau dikaruniai tujuh anak.

Ketujuh anaknya tersebut terdiri dari enam orang putra yaitu Erry Guthomo, R. Agung Pramuji, R. Haryo Guritno, R. Danny Nugroho, R. Budi Winoto , dan R. Ganis Priyono, serta seorang putri bernama Rr. Sugiarti Takarina.

Sugiyono mengenyam pendidikan di sekolah guru, namun setamat sekolah ia kemudian lebih tertarik dengan dunia militer.

Kolonel Sugiyono meninggal dunia 2 Oktober 1965 dan menjadi korban peristiwa G30S di Yogyakarta.

Ia diculik dari markas Korem 72 dan dibawa menuju Kentungan di mana ia gugur dan jasadnya dimasukkan ke dalam sebuah sumur bersama jasad Brigadir Jenderal Katamso.

Jasad Kolonel Sugiyono baru ditemukan pada 21 Oktober 1965 dan kemudian disemayamkan di TMP Semaki, Yogyakarta.

Kolonel Sugiyono kemudian dianugerahi gelar Pahlawan Revolusi berdasarkan Surat Kepres RI No. 111KOTI/1975, pada 5 Oktober 1965.

Karir Militer Kolonel Sugiyono

Dilansir dari Kompas.com, Sugiyono pertama kali terjun di dunia militer dengan bergabung menjadi anggota Pembela Tanah Air (PETA) yaitu sebuah kesatuan militer bentukan Jepang.

Saat bergabung dengan PETA, Sugiyono diangkat menjadi Budanco (komandan pleton) untuk wilayah Wonosari.

Setelah Indonesia merdeka, Sugiyono kembali melanjutkan karier militernya dengan bergabung sebagai anggota dari Badan Keamanan Rakyat (BKR).

Badan Keamanan Rakyat (BKR) kemudian berubah nama menjadi Tentara Keamanan Rakyat (TKR) pada 5 Oktober 1945.

Pada 1946, Sugiyono pun dipercaya untuk menjadi Ajudan Komandan Brigade 10 Divisi Letkol Soeharto.

Sugiyono juga sempat menjabat sebagai perwira Operasi Brigade C di Yogyakarta.

Setelah perang kemerdekaan, Sugiyono menjabat sebagai Komandan Kompi 4 Batalyon 411 Brigade C di Purworejo.

Di tahun 1955, pangkatnya berubah menjadi kapten dan sempat ditugaskan di Batalyon 436 di Magelang.

Tiga tahun berselang, 1958, Sugiyono diangkat sebagai Wakil Komandan Batalyon 411 di Semarang.

Kemudian, sejak Mei 1961, ia memegang jabatan sebagai Komandan Batalyon 411/Banteng Raiders III dengan pangkat Mayor sebelum akhirnya menjadi Komandan Kompi 0718 di Pati.

Sebelum gugur, Sugiyono ditugaskan di Yogyakarta dan menjabat sebagai Komandan Kodim merangkap sebagai Pejabat Sementara Kepala Staf Korem 072/Pamungkas.

Sumber:
https://www.kompas.com/stori/read/2021/06/15/145942379/sugiyono-mangunwiyoto-masa-muda-kiprah-dan-kematiannya?page=all 
https://www.tribunnewswiki.com/2021/09/12/kolonel-sugiyono 
https://ditsmp.kemdikbud.go.id/mengenang-para-pahlawan-revolusi-yang-gugur-dalam-peristiwa-pemberontakan-g30s/ 

https://yogyakarta.kompas.com/read/2022/09/26/080200778/biografi-kolonel-sugiyono-korban-peristiwa-g30s-di-yogyakarta

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke