"Ada teman yang menggunakan kompor listrik, kan sering listrik itu tiba-tiba mati walaupun sebelumnya ada pengumuman. Tapi, kan pemadaman listrik itu sering pada jam-jam ibu-ibu memasak, akhirnya dia kembali ke kompor gas karena bisa jam berapa pun dipakai," kata dia.
Warga lainnya Ayu (35) menyampaikan, dirinya juga merasa khawatir jika harus beralih ke kompor listrik karena daya listriknya hanya menggunakan daya 900 watt.
"Kalau pakai kompor listrik khawatirnya listrik jepret (padam) kan daya listrik cuma 900 itu juga udah dipakai buat macam-macam," kata dia.
Sebelumnya, PT PLN (Persero) sedang melakukan uji coba konversi kompor elpiji ke kompor listrik atau kompor induksi di berbagai kota.
Baca juga: Pemerintah DI Yogyakarta Perketat Izin Pemanfaatan Tanah Kas Desa, Ini Syaratnya...
Direktur Utama PT PLN Darmawan Prasodjo menyebutkan, dalam program konversi kompor elpiji ke kompor listrik, masyarakat bisa hemat hingga Rp 8.000 per kilogram elpiji.
“Jadi dari per kilogram gas elpiji yang dikonversi ke kompor listrik, terdapat penghematan biaya sekitar Rp 8.000 per kilogram gas elpiji,” kata Darmawan, di Kantor Pusat PLN di Jakarta, pada Rabu (21/9/2022).
Dalam Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi VII DPR RI, Rabu (14/9/2022), Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengatakan, dengan menggunakan kompor induksi masyarakat bisa memasak dengan lebih hemat 10-15 persen dibandingkan dengan kompor elpiji.
“Menggunakan kompor induksi biaya memasaknya bisa lebih hemat 10-15 persen,” lanjut dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.