"Wali murid menjapri ke grup wali murid untuk segera mengumpulkan, paling lambat hari ini. Dan japri itu tidak hanya di grup wali murid, tetapi japri di grup murid. Ini yang saya tidak sreg di situ ya, karena murid itu kan tugasnya belajar, bukan urusan dengan masalah keuangan," urainya.
Untuk nominal per orang, E mengungkapkan memang tidak ditentukan besarannya.
"Nominal tidak ditentukan, tapi di grup-grup wali murid timbul asumsi kita mau menyumbang berapa ya, Rp 3 juta, atau Rp 1,5 juta karena kalau tahun kemarin itu Rp 3 juta sampai Rp 4 juta. Nah di grup wali murid inilah yang menimbulkan psikolog orangtua itu untuk menyumbang," bebernya.
Meski tidak ditentukan nominalnya, E menilai sumbangan tersebut wajib. Sebab tidak ada poin wali murid boleh tidak menyumbang.
"Kan masanya kayak gini BBM naik, mereka kalau disuruh menyumbang sebenarnya tidak mau, tetapi menyumbang karena terpaksa. Enggak ada (tidak ada opsi boleh tidak menyumbang), cuman ada surat pernyataan mau menyumbang berapa itu saja," pungkasnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.