Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ombudsman DI Yogyakarta Terima Laporan Ada Dugaan Pungutan di SMKN Depok 2 Sleman

Kompas.com - 21/09/2022, 20:59 WIB
Wijaya Kusuma,
Ardi Priyatno Utomo

Tim Redaksi

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Ombudsman RI Perwakilan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) menyatakan, mereka menerima laporan dari wali murid adanya dugaan pungutan di SMKN 2 Depok Sleman.

Kepala Ombudsman RI Perwakilan DI Yogyakarta, Budhi Masturi mengatakan, sekolah tersebut dikritik oleh wali siswa karena hendak melakukan pungutan.

"Orangtua komplain mulai mengkritisi, beberapa orangtua lainnya kan tahu, yang kritis ini anaknya siapa. Belum lapor Ombudsman itu, kemudian ada reaksi-reaksi yang cukup tidak membuat nyaman anaknya lah," ujar Budhi kepada Kompas.com, Rabu (21/9/2022).

Baca juga: AMPPY: Dugaan Pungli di SMKN 2 Yogya, Tiap Siswa Ditarik Rp 5 Juta

Budhi Masturi melanjutkan, wali murid tersebut kemudian memutuskan untuk melaporkan dugaan pungutan tersebut ke Ombudsman RI Perwakilan DI Yogyakarta. Selain itu juga melaporkan situasi yang dialami oleh anaknya.

"Tadi jam 8 orangtua melapor ke kantor kami terkait dengan adanya dugaan pungutan sekolah dan apa yang dialami oleh anaknya. Harusnya memang sekolah berkewajiban untuk melindungi anaknya," tegasnya.

Terkait jumlah nominal dan akan digunakan untuk apa, Budhi Masturi belum mengetahui detailnya. Namun dugaan pungutan tersebut sudah sampai pada tahap persetujuan dari wali murid.

"Sudah mulai diminta persetujuan itu berapa gitu sudah minta dibawa ke sekolah, formulirnya dan sebagainya. Persisnya (nominal per wali murid) berapa saya (belum tahu), karena saya belum menelaah, (laporan) kan baru masuk tadi," tuturnya.

Menurut Budhi Masturi saat ini masih dalam tahap laporan awal. Ombudsman masih akan melakukan verifikasi.

"Ini baru proses laporan awal dan kita baru mulai proses verifikasi syarat materil. Saya belum masuk ke meja saya untuk mempelajari, tapi saya mendengar sekilas dari orang tuanya," tandasnya.

Baca juga: Tak Bisa Bayar Uang Seragam, Siswa SMK di Surabaya Pakai Baju SMP

Sementara itu, salah satu wakil wali murid berinisial E menceritakan pada saat rapat komite, dipaparkan tentang anggaran Rp 5,3 miliar.

Anggaran itu berupa standar kompetensi kelulusan, standar kompetensi isi, standar proses, standar penilaian, standar pengelolaan, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar pelayanan.

Dari standar-standar yang ada tersebut, lanjut E, dirinci kembali menjadi per angkatan. Setiap angkatan nominalnya tidak sama. Ada yang Rp 2 miliar sampai dengan Rp 500 juta.

"Pada saat rapat komite itu ada satu wali murid yang protes. Menyampaikan bahwa sumbangan itu adalah dari hati, bukan sifatnya dipaksa, kalau dari hati itu ya, munculnya dari hati, bukan ditentukan jumlahnya, dan ditentukan waktunya," ungkapnya.

"Setelah rapat kemudian disodori surat kesanggupan keikhlasan dan dikumpulkan pada hari Senin kemarin," imbuhnya.

Menurut E, ada beberapa wali murid yang kemarin belum mengumpulkan surat kesanggupan. Kemudian wali murid ada yang chat di grup wali murid untuk segera mengumpulkan surat.

Baca juga: Dewan Komite Sebut Pungutan di SDN Pondok Pucung 02 sebagai Sumbangan Sukarela

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jelang Desentralisasi Sampah, PJ Wali Kota: Pembangunan TPST 3R Karangmiri Mundur

Jelang Desentralisasi Sampah, PJ Wali Kota: Pembangunan TPST 3R Karangmiri Mundur

Yogyakarta
Tak Mau 'Snack Lelayu' Terulang Saat Pilkada, Ketua KPU DIY Minta Lebih Teliti

Tak Mau "Snack Lelayu" Terulang Saat Pilkada, Ketua KPU DIY Minta Lebih Teliti

Yogyakarta
Terdapat 3 Sengketa Pemilu, Penetapan Anggota Legislatif di DIY Terancam Mundur

Terdapat 3 Sengketa Pemilu, Penetapan Anggota Legislatif di DIY Terancam Mundur

Yogyakarta
Muncul dalam Penjaringan PDI Perjuangan, Soimah Tidak Bersedia Maju Pilkada

Muncul dalam Penjaringan PDI Perjuangan, Soimah Tidak Bersedia Maju Pilkada

Yogyakarta
Lansia di Kulon Progo Dibacok Residivis yang Cemburu Buta

Lansia di Kulon Progo Dibacok Residivis yang Cemburu Buta

Yogyakarta
Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Jumat 26 April 2024, dan Besok : Siang Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Jumat 26 April 2024, dan Besok : Siang Hujan Ringan

Yogyakarta
Prakiraan Cuaca Yogyakarta Hari Ini Jumat 26 April 2024, dan Besok : Siang Hujan Sedang

Prakiraan Cuaca Yogyakarta Hari Ini Jumat 26 April 2024, dan Besok : Siang Hujan Sedang

Yogyakarta
Pelihara Buaya dari Sekecil Tokek Kini 2 Meter, Pemilik Ngeri dan Serahkan ke BKSDA Yogyakarta

Pelihara Buaya dari Sekecil Tokek Kini 2 Meter, Pemilik Ngeri dan Serahkan ke BKSDA Yogyakarta

Yogyakarta
Saat Bansos Jelang Pilkada Jadi Perhatian Khusus KPU DIY...

Saat Bansos Jelang Pilkada Jadi Perhatian Khusus KPU DIY...

Yogyakarta
Pembebasan Lahan di IKN, AHY: Tidak Boleh Asal Gusur

Pembebasan Lahan di IKN, AHY: Tidak Boleh Asal Gusur

Yogyakarta
Soal Gugatan 'Snack Lelayu', KPU Sleman: No Comment, Kami Sampaikan pada Waktu yang Tepat

Soal Gugatan "Snack Lelayu", KPU Sleman: No Comment, Kami Sampaikan pada Waktu yang Tepat

Yogyakarta
Soal Posisi PDI-P Pasca-Pilpres 2024, Ganjar: Rasanya Iya, di Luar Pemerintahan

Soal Posisi PDI-P Pasca-Pilpres 2024, Ganjar: Rasanya Iya, di Luar Pemerintahan

Yogyakarta
Besok BPBD DIY Gelar Simulasi Gempa, Masyarakat Diminta Tidak Kaget

Besok BPBD DIY Gelar Simulasi Gempa, Masyarakat Diminta Tidak Kaget

Yogyakarta
Ganjar Pastikan Siap Turun untuk Pemenangan PDI-P pada Pilkada 2024

Ganjar Pastikan Siap Turun untuk Pemenangan PDI-P pada Pilkada 2024

Yogyakarta
Partai Ramai-ramai Jaring Bakal Calon Kepala Daerah, Ini Kata Pengamat UGM

Partai Ramai-ramai Jaring Bakal Calon Kepala Daerah, Ini Kata Pengamat UGM

Yogyakarta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com