Pembeli hanya sekitar dari Yogyakarta karena mi buatannya tidak awet lama, sehingga saat beli pelanggan harus segera mengolahnya kembali.
Kalau tidak habis dalam sekali masak dirinya menyarankan untuk memasukkan mi ke dalam kulkas.
Baca juga: Bertemu Ganjar, Kontraktor Gedung SMA Negeri Tawangmangu Janjikan Ini
"Ini kan enggak awet, kalau enggak habis ya bisa masukkan kulkas. Bahan-bahan baku enggak pakai pengawet," kata dia.
Saat ini dapur mi ketandan sudah menggunakan mesin pengaduk dan pemotong.
Asep bercerita sebelum menggunakan mesin dulunya masih memakai bambu untuk mengaduk dan akan memakan banyak waktu dalam produksi.
"Kalau pakai manual terlalu lama," ucap dia.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang