Penulis
Tempat-tempat doa itu antara lain di Candi Dwarawati, Candi Arjuna, Sendang Maerokoco, Candi Gatot Kaca, Telaga Balai Kambang.
Kemudian Candi Bima, Kawah Sikidang, hingga kompleks pertapaan Mandalasari dan pemakaman Dieng.
Setelah doa, pada malam hari akan digelar ritual jamasan pusaka, yaitu pencucian pusaka yang akan dibawa saat anak-anak rambut gimbal dikirab.
Pada keesokan harinya, anak-anak yang akan dipotong rambut gimbalnya akan dikirab dari rumah sesepuh adat menuju Sendang Maerokoco.
Selama kirab anak-anak itu akan didampingi oleh para sesepoh, tokoh masyarakat, hingga kelompok seni tradisional.
Tradisi ruwatan rambut gimbal menarik perhatian masyarakat luas, terutama dari luar kawasan Dieng.
Saat ini, tradisi budaya itu sudah menjadi pertunjukan, yaitu dengan digelarnya ruwatan masal dan menjadi bagian dari Festival Budaya Dieng atau Dieng Culture Festival.
Selain itu, ruwatan rambut gimbal saat ini juga sudah ditetapkan sebagai Warisan Budaya Takbenda Indonesia dari Jawa Tengah oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Sumber:
Kompas.com
Jogjaprov.go.id
Jatengprov.go.id