Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ragam Upacara Keagamaan di Candi Prambanan, Kompleks Candi Hindu Terbesar di Indonesia

Kompas.com, 12 November 2024, 23:11 WIB
Puspasari Setyaningrum

Editor

KOMPAS.com - Candi Prambanan adalah kompleks candi Hindu terbesar di Indonesia yang dibangun sekitar pertengahan abad ke-9.

Lokasi Candi Prambanan berada di perbatasan antara Kecamatan Prambanan Desa Bokoharjo, Kabupaten Sleman, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta dan Kecamatan Prambanan, Kabupaten Klaten, Provinsi Jawa Tengah.

Baca juga: Tutup di Hari Nyepi, Candi Prambanan Dijaga Prajurit Bergodo dan Pasukan Berkuda

Menilik sejarahnya, pembangunan Candi Prambanan dilakukan oleh raja dari Wangsa Sanjaya, yaitu Rakai Pikatan yang secara berkelanjutan disempurnakan serta diperluas oleh Raja Lokapala dan Raja Balitung Maha Sambu.

Adapun tujuan dibangunnya Candi Prambanan adalah sebagai persembahan bagi Trimurti, tiga dewa utama Hindu yaitu Brahma sebagai dewa pencipta, Wisnu sebagai dewa pemelihara, dan Siwa sebagai dewa pemusnah.

Baca juga: Bagian Kompleks Candi Prambanan: Pelataran, Candi, Arca, dan Relief

Kini, keindahan Candi Prambanan telah dikenal hingga ke mancanegara, bahkan masuk dalam jajaran Situs Warisan Dunia UNESCO pada tahun 1991.

Selain menjadi sebuah destinasi wisata, Candi Prambanan juga telah resmi dijadikan sebagai tempat ibadah umat Hindu di Indonesia dan juga dunia.

Baca juga: Candi Prambanan Punya Paket Wisata Spiritual untuk Umat Hindu

Hal ini seperti dituangkan dalam Surat Keputusan Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Hindu Nomor 350 Tahun 2024 tentang Petunjuk Teknis Pemanfaatan Candi Prambanan Sebagai Tempat Ibadah Umat Hindu Indonesia dan Dunia.

Sehinggapada waktu-waktu tertentu, di lokasi ini ada beberapa upacara keagamaan yang digelar oleh umat Hindu.

1. Upacara Hari Suci Purnama dan Tilem

Upacara Hari Suci Purnama dan Tilem adalah hari suci bagi umat Hindu yang didasarkan pada sasih (bulan) dan dirayakan setiap 15 hari sekali dalam setiap bulannya.

Hari Purnama jatuh setiap malam bulan penuh (Sukla Paksa) untuk memuja Sang Hyang Chandra.

Sedangkan hari Tilem dirayakan setiap malam pada waktu bulan mati (Krsna Paksa) untuk memuja Sang Hyang Surya.

Bagi umat Hindu, dirayakan untuk memohon berkah dan karunia dari Hyang Widhi.

Upacara Hari Suci Purnama dan Tilem akan dipimpin pinandita sebagai manggala upacara, dibantu pinandita pendamping dan juru sesaji.

Di komplek Candi Prambanan, upacara Hari Suci Purnama dan Tilem diadakan di Mandala Utama atau di Halaman I.

2. Upacara Hari Suci Galungan

Hari Raya Galungan adalah salah satu peringatan keagamaan bagi umat Hindu yang dirayakan setiap 6 bulan sekali dalam kalender Bali atau atau setiap 210 hari, pada hari Rabu Kliwon Wuku Dungulan.

bagi umat Hindu, Hari Raya Galungan dirayakan untuk memperingati terciptanya alam semesta dan seluruh isinya.

Selain itu, hari raya ini juga dimaknai sebagai perayaan kemenangan dharma (kebenaran) melawan adharma (kejahatan).

Umat Hindu akan merayakan Hari Raya Galungan ini dengan melakukan persembahan pada Sang Hyang Widhi dan Dewa Bhatara dengan segala manifestasinya.

Upacara Hari Raya Galungan akan dipimpin pandita atau pinandita sebagai manggala upacara, dibantu pinandita pendamping dan juru sesaji.

Di komplek Candi Prambanan, upacara Hari Raya Galungan diadakan di Mandala Utama atau di Halaman I.

3. Upacara Hari Suci Kuningan

Hari Raya Kuningan adalah salah satu peringatan keagamaan bagi umat Hindu yang dilakukan setiap 210 hari pada hari Saniscara Kliwon Wuku Kuningan atau dilakukan 10 hari setelah Hari Raya Galungan

Hari Raya Kuningan merupakan hari raya memperingati kebesaran Sang Hyang Widhi dalam wujud Sang Hyang Parama Wisesa.

Pada Hari Raya Kuningan, umat Hindu melakukan persembahyangan menghadap para dewa dan para leluhur dengan menyiapkan sesajen dengan isi ajengan (nasi) yang berwarna kuning sebagai simbol kemakmuran.

Halaman:


Terkini Lainnya
Pedagang TTS dan Kartu Pos di Yogyakarta Terus Bertahan: Tetap Laris di Kalangan Turis
Pedagang TTS dan Kartu Pos di Yogyakarta Terus Bertahan: Tetap Laris di Kalangan Turis
Yogyakarta
Berpotensi Viral, Pelaku Wisata di Gunungkidul Diimbau Tak 'Nutuk' Harga saat Libur Nataru
Berpotensi Viral, Pelaku Wisata di Gunungkidul Diimbau Tak 'Nutuk' Harga saat Libur Nataru
Yogyakarta
Cerita Kusir Andong Malioboro Sambut Nataru: Kuda Diberi Jamu Bergizi hingga Waspada Musik
Cerita Kusir Andong Malioboro Sambut Nataru: Kuda Diberi Jamu Bergizi hingga Waspada Musik
Yogyakarta
Basuki Pastikan Kantor Wapres di IKN Segera Selesai
Basuki Pastikan Kantor Wapres di IKN Segera Selesai
Yogyakarta
Simak Jalur Alternatif Masuk Yogyakarta di Libur Natal-Tahun Baru, Jangan Sampai Terjebak Macet!
Simak Jalur Alternatif Masuk Yogyakarta di Libur Natal-Tahun Baru, Jangan Sampai Terjebak Macet!
Yogyakarta
Bantul kirim Tim Kesehatan ke Aceh Tamiang
Bantul kirim Tim Kesehatan ke Aceh Tamiang
Yogyakarta
Target Kunjungan Wisatawan ke Sleman Saat Nataru Turun Dibandingkan Tahun Lalu, Ini Alasannya
Target Kunjungan Wisatawan ke Sleman Saat Nataru Turun Dibandingkan Tahun Lalu, Ini Alasannya
Yogyakarta
Viral Video Mahasiswa Diduga Mabuk Bikin Onar di Gamping Sleman, Ditangkap Polisi
Viral Video Mahasiswa Diduga Mabuk Bikin Onar di Gamping Sleman, Ditangkap Polisi
Yogyakarta
UMP 2026 Tak Kunjung Terbit, Buruh Yogyakarta Resah dan Khawatir Dialog Jadi Formalitas
UMP 2026 Tak Kunjung Terbit, Buruh Yogyakarta Resah dan Khawatir Dialog Jadi Formalitas
Yogyakarta
Sleman Bersiap Hadapi Lonjakan Arus Nataru, Dishub Petakan Titik Rawan Macet
Sleman Bersiap Hadapi Lonjakan Arus Nataru, Dishub Petakan Titik Rawan Macet
Yogyakarta
Pemerintah Tak Kunjung Tetapkan Formula UMP, Pengusaha Yogyakarta: Kami Butuh Kepastian Aturan
Pemerintah Tak Kunjung Tetapkan Formula UMP, Pengusaha Yogyakarta: Kami Butuh Kepastian Aturan
Yogyakarta
Swasta Boleh Tarik Tarif Parkir 5 Kali Lipat di Jogja, Aturannya Terbit Era Haryadi Suyuti
Swasta Boleh Tarik Tarif Parkir 5 Kali Lipat di Jogja, Aturannya Terbit Era Haryadi Suyuti
Yogyakarta
Sultan Minta Pemkot Yogyakarta Tertibkan Parkir Liar: Kalau Kewalahan, Saya Terjun!
Sultan Minta Pemkot Yogyakarta Tertibkan Parkir Liar: Kalau Kewalahan, Saya Terjun!
Yogyakarta
Baru Saja Dilantik, 2.018 PPPK Kulon Progo Langsung Pecahkan Rekor Dunia Lewat Macapat
Baru Saja Dilantik, 2.018 PPPK Kulon Progo Langsung Pecahkan Rekor Dunia Lewat Macapat
Yogyakarta
Tak Pandang Hari Libur, Pengawasan Ibu Hamil di Gunungkidul Diperketat demi Kelahiran yang Aman
Tak Pandang Hari Libur, Pengawasan Ibu Hamil di Gunungkidul Diperketat demi Kelahiran yang Aman
Yogyakarta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau