YOGYAKARTA,KOMPAS.com - Area parkir taman wisata Candi Prambanan terlihat lengang, Senin (11/3/2024).
Hembusan angin dengan leluasa menyampu debu tanah di atas aspal tanpa terhalang mobil dan bus pariwisata yang biasanya berjajar memenuhi area parkir.
Baca juga: Tutup di Hari Nyepi, Candi Prambanan Dijaga Prajurit Bergodo dan Pasukan Berkuda
Ruangan loket pun tak tampak ada aktivitas melayani pengunjung masuk ke kompleks candi di perbatasan DI Yogyakarta dan Jawa Tengah ini.
Baca juga: Upacara Tawur Agung Kesanga di Candi Prambanan Terbuka untuk Wisatawan
Riuh wisatawan di kompleks Candi Prambanan berganti kesunyian.
Suara daun serta ranting yang bergesekan diterpa angin dengan gampang tertangkap indra pendengaran.
Kupu-kupu terbang bebas, hinggap dari satu bunga ke bunga yang lainya. Seakan tak mau kalah, tupai pun dengan tenangnya menuruni pohon di iringi kicauan burung-burung.
Candi Prambanan, mahakarya arsitektur masa lalu yang berdiri dengan megah di Hari Suci Nyepi ini benar-benar bisa "bernapas".
Prajurit Bregodo atau pasukan keraton dengan pakaian lengkap sambil membawa tombak, berdiri tegap di kanan dan kiri gerbang utama menuju Candi Prambanan.
Sejumlah prajurit juga berpatroli dengan berjalan kaki di sekitar area Candi Prambanan.
Dua ekor kuda yang ditunggangi anggota polisi dari Polda DIY pun turut berpatroli mengamankan area Candi Prambanan.
Salah satu pasukan bregodo yang bertugas, Tiyan, mengatakan, mereka berasal dari Bregodo Rakyat Mantrijeron, Kota Yogyakarta. Ini kali kedua Tiyan bertugas di Candi Prambanan saat Nyepi.
"Jadi posisinya kita itu sebagai penjaga, kalau di Bali itu Pecalang. Nah, kalau penjaganya di sini bregodo," ujar Tiyan saat ditemui di kompleks Candi Prambanan, Senin.
Tahun lalu, bregodo yang berjaga mengenakan pakaian Lombok Abang. Sedangkan untuk tahun ini, mengenakan pakaian Dhaeng.
Hanya saja, pakaian yang dikenakan tidak sama persis dengan prajurit yang ada di Keraton Ngayogyakarta, karena sudah ada penambahan.
"Ini baju Dhaeng, tapi untuk baju tidak boleh sama dengan prajurit yang ada di (kraton) Yogya. Jadi baju Dhaeng, tapi kita kombinasikan dengan baju yang lain," ungkapnya.