Editor
KOMPAS.com - Candi Prambanan adalah kompleks candi Hindu terbesar di Indonesia yang dibangun sekitar pertengahan abad ke-9.
Lokasi Candi Prambanan berada di perbatasan antara Kecamatan Prambanan Desa Bokoharjo, Kabupaten Sleman, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta dan Kecamatan Prambanan, Kabupaten Klaten, Provinsi Jawa Tengah.
Baca juga: Tutup di Hari Nyepi, Candi Prambanan Dijaga Prajurit Bergodo dan Pasukan Berkuda
Menilik sejarahnya, pembangunan Candi Prambanan dilakukan oleh raja dari Wangsa Sanjaya, yaitu Rakai Pikatan yang secara berkelanjutan disempurnakan serta diperluas oleh Raja Lokapala dan Raja Balitung Maha Sambu.
Adapun tujuan dibangunnya Candi Prambanan adalah sebagai persembahan bagi Trimurti, tiga dewa utama Hindu yaitu Brahma sebagai dewa pencipta, Wisnu sebagai dewa pemelihara, dan Siwa sebagai dewa pemusnah.
Baca juga: Bagian Kompleks Candi Prambanan: Pelataran, Candi, Arca, dan Relief
Kini, keindahan Candi Prambanan telah dikenal hingga ke mancanegara, bahkan masuk dalam jajaran Situs Warisan Dunia UNESCO pada tahun 1991.
Selain menjadi sebuah destinasi wisata, Candi Prambanan juga telah resmi dijadikan sebagai tempat ibadah umat Hindu di Indonesia dan juga dunia.
Baca juga: Candi Prambanan Punya Paket Wisata Spiritual untuk Umat Hindu
Hal ini seperti dituangkan dalam Surat Keputusan Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Hindu Nomor 350 Tahun 2024 tentang Petunjuk Teknis Pemanfaatan Candi Prambanan Sebagai Tempat Ibadah Umat Hindu Indonesia dan Dunia.
Sehinggapada waktu-waktu tertentu, di lokasi ini ada beberapa upacara keagamaan yang digelar oleh umat Hindu.
Upacara Hari Suci Purnama dan Tilem adalah hari suci bagi umat Hindu yang didasarkan pada sasih (bulan) dan dirayakan setiap 15 hari sekali dalam setiap bulannya.
Hari Purnama jatuh setiap malam bulan penuh (Sukla Paksa) untuk memuja Sang Hyang Chandra.
Sedangkan hari Tilem dirayakan setiap malam pada waktu bulan mati (Krsna Paksa) untuk memuja Sang Hyang Surya.
Bagi umat Hindu, dirayakan untuk memohon berkah dan karunia dari Hyang Widhi.
Upacara Hari Suci Purnama dan Tilem akan dipimpin pinandita sebagai manggala upacara, dibantu pinandita pendamping dan juru sesaji.
Di komplek Candi Prambanan, upacara Hari Suci Purnama dan Tilem diadakan di Mandala Utama atau di Halaman I.
Hari Raya Galungan adalah salah satu peringatan keagamaan bagi umat Hindu yang dirayakan setiap 6 bulan sekali dalam kalender Bali atau atau setiap 210 hari, pada hari Rabu Kliwon Wuku Dungulan.
bagi umat Hindu, Hari Raya Galungan dirayakan untuk memperingati terciptanya alam semesta dan seluruh isinya.
Selain itu, hari raya ini juga dimaknai sebagai perayaan kemenangan dharma (kebenaran) melawan adharma (kejahatan).
Umat Hindu akan merayakan Hari Raya Galungan ini dengan melakukan persembahan pada Sang Hyang Widhi dan Dewa Bhatara dengan segala manifestasinya.
Upacara Hari Raya Galungan akan dipimpin pandita atau pinandita sebagai manggala upacara, dibantu pinandita pendamping dan juru sesaji.
Di komplek Candi Prambanan, upacara Hari Raya Galungan diadakan di Mandala Utama atau di Halaman I.
Hari Raya Kuningan adalah salah satu peringatan keagamaan bagi umat Hindu yang dilakukan setiap 210 hari pada hari Saniscara Kliwon Wuku Kuningan atau dilakukan 10 hari setelah Hari Raya Galungan
Hari Raya Kuningan merupakan hari raya memperingati kebesaran Sang Hyang Widhi dalam wujud Sang Hyang Parama Wisesa.
Pada Hari Raya Kuningan, umat Hindu melakukan persembahyangan menghadap para dewa dan para leluhur dengan menyiapkan sesajen dengan isi ajengan (nasi) yang berwarna kuning sebagai simbol kemakmuran.
Upacara Hari Suci Kuningan akan dipimpin pandita atau pinandita sebagai manggala upacara, dibantu pinandita pendamping dan juru sesaji.
Di komplek Candi Prambanan, upacara Hari Suci Kuningan diadakan di Mandala Utama atau di Halaman I.
Upacara Hari Suci Saraswati adalah hari raya umat Hindu yang diperingati setiap 210 hari sekali pada Saniscara Umanis Wuku Watugunung.
Perayaan Hari Saraswati ini menandakan turunnya ilmu pengetahuan sebagai penuntun umat manusia ke jalan kebenaran.
Perayaan Hari Saraswati menjadi sebagai penanda dan wujud penghormatan bahwa ilmu pengetahuan adalah berkat dari Tuhan yang amat suci.
Sehingga perayaan ini menjadi pengingat dalam diri manusia bahwa pengetahuan tidak akan pernah lepas dari kehidupan.
Upacara Hari Saraswati akan dipimpin pinandita sebagai manggala upacara, dibantu pinandita pendamping dan juru sesaji.
Di komplek Candi Prambanan, upacara Hari Saraswati diadakan di Mandala Utama atau di Halaman I.
Upacara Hari Suci Banyu Pinaruh adalah upacara yadnya yang dilakukan umat Hindu Dharma di Bali sehari setelah Hari Raya Saraswati.
Saat perayaan Banyu Pinaruh, umat Hindu biasanya akan melakukan penglukatan dengan mendatangi ke sumber air atau pantai untuk melaksanakan ritual pembersihan diri pada pagi hari sebelum mengawali kegiatan.
Hal ini karena Banyu Pinaruh menjadi hari dimana umat Hindu di Bali memohon sumber air pengetahuan.
Upacara Hari Suci Banyu Pinaruh akan dipimpin pandita atau pinandita sebagai manggala upacara, dibantu pinandita pendamping dan juru sesaji.
Di komplek Candi Prambanan, upacara Banyu Pinaruh diadakan di Mandala Utama atau di Halaman I, sementara penglukatan dilakukan di tempuran Sungai Opak.
Hari Suci Pagerwesi adalah hari suci umat Hindu yang jatuh setiap Rabu Kliwon Wuku Sinta atau empat hari setelah perayaan Hari Saraswati.
Pada hari ini dilakukan upacara untuk memuliakan Ida Sanghyang Widhi Wasa dengan manifestasinya sebagai Sanghyang Pramesti Guru.
Sanghyang Pramesti Guru merupakan guru dari alam semesta yang dapat membimbing manusia ke jalan yang benar dalam memahami pengetahuan hidup.
Upacara Hari Suci Pagerwesi akan dipimpin pandita atau pinandita sebagai manggala upacara, dibantu pinandita pendamping dan juru sesaji.
Di komplek Candi Prambanan, upacara Pagerwesi diadakan di Mandala Utama atau di Halaman I.
Hari Suci Siwaratri dan Mahasiwaratri adalah hari suci yang dirayakan setahun sekali selama Tilem atau bulan mati ketujuh pada penanggalan kalender Saka.
Pada hari tersebut, umat Hindu akan melaksanakan pemujaan terhadap Ida Sang Hyang Widhi Wasa dalam manifestasinya sebagai Sang Hyang Siwa.
Upacara Hari Suci Siwaratri dan Mahasiwaratri akan dipimpin pandita atau pinandita sebagai manggala upacara, dibantu pinandita pendamping dan juru sesaji.
Di komplek Candi Prambanan, upacara Hari Suci Siwaratri dan Mahasiwaratri diadakan di Mandala Utama atau di Halaman I.
Upacara Tawur Agung Kesanga adalah upacara yang dilaksanakan umat Hindu sehari menjelang Nyepi yang jatuh tepat pada Tilem Sasih Sesanga.
Tawur Agung Kesanga merupakan upacara Bhuta Yadnya yang dilakukan untuk kesejahteraan dan keselarasan alam, dengan makna untuk memotivasi umat Hindu secara ritual dan spiritual agar alam senantiasa menjadi sumber kehidupan.
Upacara ini yang diselenggarakan sebagai rangkaian perayaan Hari Raya Nyepi ini juga berlangsung di pelataran Candi Prambanan yang diikuti oleh seluruh umat Hindu yang berada di Daerah Istimewa Yogyakarta dan Provinsi Jawa Tengah.
Prosesi dimulai dengan nunas tirta dan pradaksina dengan mengitari Candi Prambanan sebanyak 3 kali searah dengan jarum jam.
Pelaksanaan Upacara Tawur Agung di Pelataran Candi Prambanan akan dipimpin pandita atau pinandita sebagai manggala upacara, dibantu pinandita pendamping dan juru sesaji.
Namun dalam upacara ini, ada juga panitia serta umat yang akan mengiringi acara dengan beragam kesenian.
Di komplek Candi Prambanan, upacara Tawur Agung Kesanga diadakan di beberapa lokasi, yaitu pradaksina di Mandala Utama atau di Halaman I dan tawur agung di Mandala III atau Halaman III.
Upacara Abhiseka Samapta Diwyotama Siwagrh adalah upacara penyucian dan peringatan diresmikan Candi Prambanan oleh Rakai Pikatan Dyah Seladu pada Walung Gunung Sang Wiku atau tahun 856 M untuk menandai puncak kekuasaan kerajaan Mataram Kuno.
Upacara Abhiseka ini dilakukan di Candi Prambanan setiap hari Wrspati Wage, Mawurukung, Suklapaksa Sawelas, yang jatuh tanggal 12 November setiap tahunnya.
Upacara Abhiseka akan dipimpin sulinggih atau pandita yang diikuti pinandita dan juru sesaji.
Di komplek Candi Prambanan, upacara Abhiseka diadakan di Mandala Utama atau di Halaman I.
Upacara Parisudha Agung Candi Prambanan adalah upacara yang dilakukan umat Hindu untuk mensucikan dan memuliakan kembali Candi Prambanan.
Upacara Parisudha Agung dilakukan setiap Suklapaksa Sawelas, Sasih Margasira menurut kalender Saka, bersamaan dengan Pawedalan Agung Candi Prambanan.
Upacara ini akan dipimpin sulinggih atau pandita yang diikuti pinandita dan juru sesaji yang diadakan di Mandala Utama atau di Halaman I.
Tirta yatra adalah kegiatan peribadatan atas nama pribadi atau perseorangan maupun kolektif.
Kegiatan peribadatan ini dapat dilaksanakan di Candi Prambanan dengan peserta tirta yatra pribadi paling banyak lima orang dan selebihnya dianggap kolektif.
Sebelum datang, peserta dapat lebih dulu melengkapi syarat dan dokumen yang diperlukan.
Peserta wajib datang dengan berpakaian adat atau pakaian sembahyang saat jam operasional dengan lebih dulu melapor kepada petugas.
Seperti pada upacara lainnya, peserta tirta yatra akan masuk melalui pintu khusus.
Selama peribadatan berlangsung, petugas juga akan mendampingi umat Hindu yang beribadah hingga selesai.
Sumber:
prambanan.slemankab.go.id
bimashindu.kemenag.go.id
jatengprov.go.id
kebudayaan.kemdikbud.go.id