Ada enam orang dari Bregodo Rakyat Mantrijeron yang bertugas berjaga di area Candi Prambanan. Enam orang ini ada yang berjaga di sejumlah gerbang dan ada yang berpatroli.
"Biasanya kan ramai, sekarang sepi ya enak, kan kita bisa sambil menikmati suasana alam juga," urainya.
Tiyan merasa senang dapat ikut mengamankan area Candi Prambanan selama ditutup di Hari Raya Nyepi.
Baginya, toleransi serta semangat melestarikan kebudayaan harus terus dijunjung tinggi.
"Ya, kalau bisa nanti dilanjutkan, karena kebudayaan disatukan itu kan justru menjadi hal yang baik," ujarnya.
Seorang pelukis yang sudah berumur membuka koper. Ia kemudian mengeluarkan sejumlah pensil lukis cat dari koper dan meletakan di atas meja.
Tanganya kemudian mengambil stand lukis dan menempelkan kertas di papan. Ia lantas menjepit kertas di papan stand lukis agar tidak jatuh atau bergerak.
Tak lupa, dia mengambil kursi plastik kecil, kemudian duduk di depan stand lukis tersebut.
Di payungi pohon besar dan beralaskan "karpet" hijau rumput area taman Candi Prambanan, jari-jari pelukis tua ini menari-nari di atas kertas putih.
Suasana hening menemaninya dalam membuat karya.
Seorang pelukis muda pun yang berada di sekitar candi seakan tak ingin kehilangan momen mengabadikan "Candi Prambanan Dalam Sunyi" di atas kanvas.
Salah satu mahasiswa Program Pasca Sarjana Pendidikan Seni Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) Saipal mengatakan, ingin mengabadikan Prambanan dengan lukisan surealis.
Saipal mengaku baru pertama kali ini melukis di Candi Prambanan.
Baginya, suasana Candi Prambanan yang berbeda dengan hari-hari biasanya, menarik untuk diabadikan dalam karya lukis.
"Saya akan merespons ke arah surealis. Suasana sunyi juga akan saya masukan," tuturnya.