YOGYAKARTA,KOMPAS.com - Gedung Grha Sabha Pramana (GSP) Universitas Gadjah Mada (UGM) pada Rabu (21/02/2024) dipenuhi para wisudawan. Tak hanya itu, para orangtua pun hadir untuk menyaksikan langsung prosesi wisuda anak mereka.
Di deretan tempat para orangtua wisudawan tampak duduk berdampingan sepasang suami istri yang usianya sudah tidak muda lagi. Sang istri mengenakan baju kebaya berwarna hitam, sementara suaminya mengenakan baju batik.
Sang suami, tampak duduk dengan kedua tanganya memeluk foto seorang perempuan yang tidak lain adalah buah hatinya. Wajahnya lebih sering tertunduk, sembari tanganya yang sudah berkerut karena usia, beberapa kali mengusap foto buah hatinya.
Baca juga: Saat Ayah dan Anak Wisuda Bersama di UIN Walisongo Semarang
Mata keduanya menatap satu per satu wisudawan yang naik ke podium untuk menerima ijazah. Mungkin, para wisudawan itu usianya tak berbeda dengan putri mereka. Sesekali keduanya terlihat mengusap air mata yang keluar dengan tisu yang digenggam.
Pasangan suami istri ini bernama Ngadinah (58) dan Jono (80) warga Panggungharjo, Kapanewon Sewon, Kabupaten Bantul.
Keduanya merupakan orangtua dari Mahasiswa Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada (UGM), Dewi Sekar Rumpoko yang telah wafat pada 26 Januari 2024 lalu.
Keduanya hadir di acara wisuda untuk mewakili buah hatinya Dewi Sekar Rumpoko untuk menerima ijazah.
Saat nama Dewi Sekar Rumpoko dipanggil, keduanya berjalan maju ke podium. Sang ayah berjalan sembari memeluk foto buah hatinya.
Di atas podium, Rektor UGM, Prof Ova Emilia kemudian menyerahkan ijazah kepada ibu dari almarhum Dewi Sekar Rumpoko. Serentak suasana haru pun mewarnai seluruh yang hadir di Grha Sabha Pramana UGM.
Tepuk tangan para wisudawan dan para keluarga yang hadir di Grha Sabha Pramana serentak bergemuruh.
"Bangga ya, yang menyerahkan ijazah anak saya Bu Rektor sendiri. Mungkin kalau anak Saya tahu dia bahagia ya. Biar dia tenang di sana," ujar Ngadinah saat ditemui di Grha Sabha Pramana (GSP) Universitas Gadjah Mada (UGM), Rabu (21/02/2024).
Ngadinah menceritakan perjuangan putri keduanya Dewi Sekar Rumpoko selama proses mengerjakan skripsinya. Menurut Ngadinah, Dewi kerap keluar masuk hutan untuk mencari data.
"Perjuangan dia selama empat tahun lebih, masuk keluar hutan untuk mengambil data. Dan sekarang mendapatkan hasil, menjadi sarjana, saya juga ikut bangga, walaupun Dewi sudah nggak ada (meninggal)," tuturnya.
Baca juga: Perjuangan Elo, Mahasiswa Disabilitas UB yang Disemangati oleh Rektor Saat Wisuda
Menurut Ngadinah, putrinya telah menyelesaikan skripsi dan tinggal menjalani sidang skripsi. Namun putrinya mengalami kecelakaan lalu lintas.
Akibat kecelakaan itu, Dewi harus keluar masuk rumah sakit. Bahkan sempat dirawat di rumah sakit selama satu bulan. Lalu pada 26 Januari 2024 lalu, Dewi Sekar Rumpoko menghadap kepada Sang Pencipta.