Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Orangtua Bocah 10 Tahun yang Meninggal Diduga Keracunan di Gunungkidul Takkan Menuntut

Kompas.com - 22/09/2023, 12:28 WIB
Markus Yuwono,
Ardi Priyatno Utomo

Tim Redaksi

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Beni All England, ayah NAA, bocah  yang diduga meninggal dunia akibat keracunan usai mengonsumsi makanan dari acara Kalurahan Jerukwudel, Girisubo, Gunungkidul, DI Yogyakarta, mengaku tidak akan memperpanjang permasalahan.

Dia mengakui anaknya makan yang dibawa saat pulang dari Balai Kalurahan Jerukwudel.

"Iya emang dia makan, sebetulnya gini ya saya mau klarifikasi dulu. Saya gak mau memojokkan siapapun. Anak saya meninggal kalau dari keyakinan saya sendiri karena sudah takdirnya seperti itu. Saya gak mau memojokkan salah satu pihak. Keyakinan saya seperti itu," kata Beni saat ditemui di Balai Kalurahan Jerukwudel, Jumat (22/9/2023).

Baca juga: Diduga Keracunan Massal, Satu Anak di Gunungkidul Tewas

Dia meminta informasi terkait kabar makanan tidak disangkutpautkan dengan kematian anak pertamanya itu.

"Jadi ini murni karena anak saya umurnya nyampai segitu. Kalau soal makanan dan lain-lain saya tidak mau jadi permasalahan lebih lanjut," kata dia.

Kronologi awalnya, korban sakit perut Selasa (19/9/2023) sampai Rabu (20/9/2024) dini hari. Oleh ibunya diolesi minyak herbal. Si anak disebut kondisinya membaik usai diolesi sebanyak tiga kali.

Akhirnya tidur pulas sekitar pukul 03.00 WIB. Rabu sekitar pukul 07.00 WIB bangun ditanya ibunya sudah sembuh, lalu dijawab NAA sudah sembuh.

Lalu, NAA meminta ponselnya, oleh ibunya diserahkan. Namun, setelah bermain handphone korban muntah tiga kali.

"Tadinya di kamar saya sudah muntah dia WhatsApp saya 'yah minta maaf ya kasurnya saya muntahin'," kata Beni menirukan anaknya.

Baca juga: Cerita Siswi MTsN di Tulungagung Keracunan Usai Minum Capucino Cincau: Rasanya Seperti Berputar

Korban kembali muntah saat dipindah ke kamar neneknya. Setelah itu dicek, dia minta untuk diperiksakan, dan anaknya minta beli popok untuk perjalanan.

"Dipegang ibunya keras perutnya, malamnya masih biasa lembek biasa. Habis muntah perutnya keras," kata dia.

Di Puskesmas Girisubo, korban diperiksa sebentar dirujuk ke rumah sakit terdekat di daerah Pracimantoro, Wonogiri, Jawa Tengah. Beni mengingat bagaimana saat awal perjalanan si anak masih mau mengobrol. Namun di pertengahan sudah tidak ada suaranya.

Beni mengungkapkan, kondisi NAA terus menurun. Istrinya sudah tahu jika putranya tersebut telah meninggal.

"Kemungkinan di separuh perjalanan sudah tidak ada (meninggal dunia). Tapi saya suruh terus sampai rumah sakit," kata Beni.

Baca juga: 10 Siswi MTsN di Tulungagung Keracunan Usai Minum Capucino Cincau, 5 Dirawat

Sesampainya di rumah sakit masuk IGD, dokter memeriksa kondisi anaknya. Dokter saat itu berkata sudah meninggal dunia. "Setelah tau kondisi itu sedih. Saya sampai pingsan," kata dia.

Istrinya sempat bertanya kepada dokter penyebab meninggalnya anak pertamanya itu. Dijawab dokter kemungkinan usus buntu pecah.

Panewu Girisubo, Slamet Winarno mengatakan makanan tersebut diantarkan karena ayahnya pegawai di Kalurahan Jerukwudel. Selain itu, ada belasan orang yang lain mengalami muntah dan diare.

"Diperiksa sekitar 18, 19 termasuk itu (anak meninggal) muntahannya dibawa ke dinas kesehatan," kata Panewu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Arti 3 Semboyan Pendidikan Ki Hajar Dewantara, Trilogi yang Dicetuskan Bapak Pendidikan Indonesia

Arti 3 Semboyan Pendidikan Ki Hajar Dewantara, Trilogi yang Dicetuskan Bapak Pendidikan Indonesia

Yogyakarta
Soal Langkah Setelah Pilpres, Mahfud MD: Ya Kita Lihat, Semua Perkembangan Kan Dinamis

Soal Langkah Setelah Pilpres, Mahfud MD: Ya Kita Lihat, Semua Perkembangan Kan Dinamis

Yogyakarta
Soal Tewasnya Brigadir RAT, Mahfud MD: Informasi yang Bisa Dibuka ke Publik Jangan Ditutupi

Soal Tewasnya Brigadir RAT, Mahfud MD: Informasi yang Bisa Dibuka ke Publik Jangan Ditutupi

Yogyakarta
Cerita Perjalanan Karier, Mahfud MD: Ikut Pilpres Kalah, Ya Sudah 'Move On'

Cerita Perjalanan Karier, Mahfud MD: Ikut Pilpres Kalah, Ya Sudah "Move On"

Yogyakarta
Bupati dan Wakil Bupati Bantul Resmi Mendaftar ke PDI Perjuangan untuk Maju di Pilkada 2024

Bupati dan Wakil Bupati Bantul Resmi Mendaftar ke PDI Perjuangan untuk Maju di Pilkada 2024

Yogyakarta
Viral, Peziarah Makam Raja Imogiri Ditarik Tarif Rp 500.000, Keraton Yogyakarta Buka Suara

Viral, Peziarah Makam Raja Imogiri Ditarik Tarif Rp 500.000, Keraton Yogyakarta Buka Suara

Yogyakarta
Pejabat ASN yang Terlibat Korupsi RSUD Wonosari Gunungkidul Akhirnya Dipecat

Pejabat ASN yang Terlibat Korupsi RSUD Wonosari Gunungkidul Akhirnya Dipecat

Yogyakarta
Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Selasa 30 April 2024, dan Besok : Malam Berawan

Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Selasa 30 April 2024, dan Besok : Malam Berawan

Yogyakarta
Prakiraan Cuaca Yogyakarta Hari Ini Selasa 30 April 2024, dan Besok : Siang Berawan

Prakiraan Cuaca Yogyakarta Hari Ini Selasa 30 April 2024, dan Besok : Siang Berawan

Yogyakarta
Jasad Bertato Kepala Naga yang Terdampar di Pantai Imorenggo Ternyata Warga Sleman

Jasad Bertato Kepala Naga yang Terdampar di Pantai Imorenggo Ternyata Warga Sleman

Yogyakarta
Kala Raja Yogyakarta Sri Sultan HB X Duduk Lesehan Bareng Suporter Dukung Timnas U23

Kala Raja Yogyakarta Sri Sultan HB X Duduk Lesehan Bareng Suporter Dukung Timnas U23

Yogyakarta
PDI-P Buka Penjaringan Bacawalkot Yogyakarta, Ini Kriterianya...

PDI-P Buka Penjaringan Bacawalkot Yogyakarta, Ini Kriterianya...

Yogyakarta
Jenazah Tanpa Identitas Bertato Kepala Naga Terdampar di Pantai Imorenggo

Jenazah Tanpa Identitas Bertato Kepala Naga Terdampar di Pantai Imorenggo

Yogyakarta
Ikut Penjaringan di Golkar, Pj Wali Kota Yogyakarta Segera Dipanggil Pemprov DIY

Ikut Penjaringan di Golkar, Pj Wali Kota Yogyakarta Segera Dipanggil Pemprov DIY

Yogyakarta
Museum Benteng Vredeburg Bakal Miliki 'Coworking Space' dan 'Coffee Shop'

Museum Benteng Vredeburg Bakal Miliki "Coworking Space" dan "Coffee Shop"

Yogyakarta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com