Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Upacara Adat Saparan Bekakak, Tradisi Bulan Sapar di Ambarketawang

Kompas.com - 05/09/2023, 20:42 WIB
Puspasari Setyaningrum

Editor

KOMPAS.com - Setiap tahun tepatnya di bulan Sapar dalam kalender Jawa, masyarakat di Yogyakarta akan menggelar Kirab Ageng Tradisi Adat Bekakak atau Saparan Bekakak.

Lokasi pelaksanaan Saparan Bekakak tepatnya di di Kalurahan Ambarketawang, Kapanewon Gamping, Kabupaten Sleman.

Baca juga: Jenang Sapar: Tradisi, Makna, dan Resep

Waktu pelaksanaan Saparan Bekakak biasanya digelar pada hari Jumat antara tanggal 10 hingga tanggal 20 di bulan Sapar.

Bekakak berarti korban penyembelihan hewan atau manusia yang pada tradisi ini dilakukan dengan menggunakan tiruan manusia yang terbuat dari tepung ketan berwujud boneka pengantin dengan posisi duduk bersila.

Baca juga: Apa Itu Rebo Wekasan? Mengenal Berbagai Tradisi Tiap Rabu Terakhir di Bulan Safar

Acara Ini biasanya digelar meriah, sehingga masyarakat dan wisatawan akan antusias untuk datang dan menyaksikan prosesinya.

Daya tarik Saparan Bekakak adalah kemeriahan puncak acara kirab bekakak yang juga menyajikan barisan bregada, kereta kuda, hingga ogoh-ogoh raksasa.

Baca juga: Sejarah Keraton Yogyakarta

Tak hanya meriah, namun digelarnya tradisi ini setiap tahun ternyata memiliki makna tersendiri.

Hal Ini pula yang menjadi alasan Saparan Bekakak ditetapkan sebagai Warisan Budaya Tak Benda (WBTB) oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan pada tahun 2015.

Sejarah Upacara Adat Saparan Bekakak

Dilansir dari laman bpad.jogjaprov.go.id dan mediacenter.slemankab.go.id, sejarah upacara adat Saparan Bekakak sangat terkait dengan keberadaan Gunung Gamping dan pembangunan Keraton Yogyakarta oleh Sri Sultan Hamengku Buwono I.

Hal ini bermula saat pembangunan Keraton Yogyakarta berlangsung, di mana para abdi dalem tinggal di pesanggrahan Ambarketawang.

Salah satu abdi dalem tersebut adalah Ki Wirasuta yang membawa payung kebesaran setiap Ngarsa Dalem berada.

Ketika terjadi perpindahan keraton dari Ambarketawang, Ki Wirasuta dan keluarganya kemudian justru memilih tinggal di sebuah gua di Gunung Gamping.

Sehingga kemudian Ki Wirasuta dan keluarganya dianggap sebagai cikal bakal penduduk di Gunung Gamping.

Sayangnya pada bulan purnama antara tanggal 10 dan 15, tepatnya pada hari Jumat terjadi sebuah musibah yaitu longsornya Gunung Gamping.

Ki Wirasuta dan keluarganya yang tinggal di lokasi tersebut tertimpa longsoran dan dinyatakan hilang karena jasadnya tidak ditemukan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jadwal KRL Jogja-Solo 1-31 Mei 2024, Berangkat dari Yogyakarta ke Arah Solo

Jadwal KRL Jogja-Solo 1-31 Mei 2024, Berangkat dari Yogyakarta ke Arah Solo

Yogyakarta
Hari Jadi Gunungkidul Berubah dari 27 Mei Menjadi 4 Oktober

Hari Jadi Gunungkidul Berubah dari 27 Mei Menjadi 4 Oktober

Yogyakarta
Jadwal KRL Jogja-Solo 1- 31 Mei 2024, Berangkat dari Stasiun Tugu, Lempuyangan dan Maguwo

Jadwal KRL Jogja-Solo 1- 31 Mei 2024, Berangkat dari Stasiun Tugu, Lempuyangan dan Maguwo

Yogyakarta
Sakit Setelah Latihan Bela Diri, Mahasiswa di Sleman Meninggal

Sakit Setelah Latihan Bela Diri, Mahasiswa di Sleman Meninggal

Yogyakarta
May Day 2024, Buruh Perempuan di Jateng Tuntut Perlindungan dari Negara

May Day 2024, Buruh Perempuan di Jateng Tuntut Perlindungan dari Negara

Yogyakarta
Cerita Buruh DIY yang Tak Bisa Beli Rumah: Gaji Kecil, Harga Hunian Gila-gilaan

Cerita Buruh DIY yang Tak Bisa Beli Rumah: Gaji Kecil, Harga Hunian Gila-gilaan

Yogyakarta
'May Day', Buruh di Yogyakarta Tuntut Perumahan Murah, Subsidi Transportasi, dan soal Pendidikan

"May Day", Buruh di Yogyakarta Tuntut Perumahan Murah, Subsidi Transportasi, dan soal Pendidikan

Yogyakarta
Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Rabu 1 Mei 2024, dan Besok : Malam Berawan

Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Rabu 1 Mei 2024, dan Besok : Malam Berawan

Yogyakarta
Prakiraan Cuaca Yogyakarta Hari Ini Rabu 1 Mei 2024, dan Besok : Malam Berawan

Prakiraan Cuaca Yogyakarta Hari Ini Rabu 1 Mei 2024, dan Besok : Malam Berawan

Yogyakarta
Kronologi Demo Warga di Pendapa Bupati Banjarnegara Ricuh, 12 Orang Luka-luka

Kronologi Demo Warga di Pendapa Bupati Banjarnegara Ricuh, 12 Orang Luka-luka

Yogyakarta
Buka Pendaftaran Pilkada, Demokrat Gunungkidul Ingin Ada Calon Perempuan

Buka Pendaftaran Pilkada, Demokrat Gunungkidul Ingin Ada Calon Perempuan

Yogyakarta
Arti 3 Semboyan Pendidikan Ki Hajar Dewantara, Trilogi yang Dicetuskan Bapak Pendidikan Indonesia

Arti 3 Semboyan Pendidikan Ki Hajar Dewantara, Trilogi yang Dicetuskan Bapak Pendidikan Indonesia

Yogyakarta
Soal Langkah Setelah Pilpres, Mahfud MD: Ya Kita Lihat, Semua Perkembangan Kan Dinamis

Soal Langkah Setelah Pilpres, Mahfud MD: Ya Kita Lihat, Semua Perkembangan Kan Dinamis

Yogyakarta
Soal Tewasnya Brigadir RAT, Mahfud MD: Informasi yang Bisa Dibuka ke Publik Jangan Ditutupi

Soal Tewasnya Brigadir RAT, Mahfud MD: Informasi yang Bisa Dibuka ke Publik Jangan Ditutupi

Yogyakarta
Cerita Perjalanan Karier, Mahfud MD: Ikut Pilpres Kalah, Ya Sudah 'Move On'

Cerita Perjalanan Karier, Mahfud MD: Ikut Pilpres Kalah, Ya Sudah "Move On"

Yogyakarta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com