KOMPAS.com - Keraton Yogyakarta memiliki dua lapis tembok pertahanan yang mengelilingi lingkungan keraton.
Lapisan tembok pertahanan dalam dikenal dengan istilah cepuri yang mengelilingi bagian kedhaton atau kawasan keraton.
Baca juga: Temuan Kerangka Manusia di Proyek Revitalisasi Benteng Keraton Yogyakarta, Kondisinya Utuh
Tembok berikutnya jauh lebih besar dan kuat serta melingkupi kawasan yang luas disebut dengan tembok Baluwarti, atau kerap hanya disebut sebagai beteng.
Istilah Baluwarti memiliki kesamaan bunyi dengan kata baluarte yang dalam Bahasa Portugis juga berarti benteng.
Sementara penyebutan beteng alih-alih disebut dengan benteng adalah karena masyarakat Yogyakarta yang kerap mempersingkat kata.
Baca juga: Mengenal Mubeng Beteng, Tradisi Keraton Yogyakarta Menyambut Tahun Baru Islam
Salah satu bagian menarik dari bagian benteng Keraton Yogyakarta ada pada setiap sudutnya.
Keempat sudut benteng Keraton Yogyakarta memiliki ciri khas dengan adanya keberadaan bangunan yang dibuat menonjol keluar.
Pada 13 November 1809, Sri Sultan Hamengku Buwono II membuat bangunan tambahan pada tembok Baluwarti sehingga berwujud segi lima.
Kemudian pada ketiga sudutnya dibangun tempat penjagaan yang disebut sebagai bastion.
Bangunan baru itu disebut juga sebagai Tulak Bala, yang oleh masyarakat Yogyakarta kerap disebut Jokteng yaitu akronim dari Pojok Beteng.
Baca juga: Benteng Baluwerti, Saksi Sejarah Perkembangan Keraton Yogyakarta
Terdapat empat lokasi Jokteng sesuai arah mata angin, yaitu Jokteng Wetan, Jokteng Kulon, Jokteng Lor, dan Jokteng Lor Wetan.
Jokteng Wetan adalah pojok beteng bagian timur Keraton Yogyakarta. Lokasinya berada di simpang empat antara Jalan Brigjen Katamso, Jalan Parangtritis, Jalan Mayjend Sutoyo, dan Jalan Kolonel Sugiono.
Jokteng Kulon adalah pojok beteng bagian barat Keraton Yogyakarta. Lokasinya berada di simpang empat antara Jalan KH Wahid Hasyim, Jalan Bantul, Jalan Sugeng Jeroni, dan Jalan Letjen MT Haryono.
Jokteng Lor adalah pojok beteng bagian utara Keraton Yogyakarta. Lokasinya berada di simpang tiga antara Jalan KH Wahid Hasyim dan Jalan H Agus Salim.
Jokteng Lor Wetan adalah pojok beteng bagian timur laut Keraton Yogyakarta yang sempat hancur pada peristiwa Geger Sepehi. Lokasinya berada di simpang tiga antara Jalan Brigjen Katamso dan Jalan Ibu Ruswo.