KOMPAS.com - Masjid Pathok Negoro atau Masjid Pathok Negara adalah sebutan bagi lima buah masjid Keraton Kasultanan Yogyakarta, salah satunya adalah Masjid Plosokuning.
Lokasi masjid yang berada di wilayah pinggiran Kuthanegara, tepat berada di perbatasan wilayah Negaragung (sebutan hirarki tata ruang dalam wilayah kerajaan Mataram Islam) membuat pathok negara bisa diartikan sebagai batas wilayah negara.
Masjid Pathok Negoro ini juga disebut sebagai benteng spiritual Keraton Kasultanan Yogyakarta.
Baca juga: Masjid Pathok Negara di Kasultanan Yogyakarta: Lokasi, Sejarah, dan Fungsi
Masjid Plosokuning terletak di Dusun Plosokuning, Desa Plosokuning, Kecamatan Ngaglik, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta.
Nama Masjid Plosokuning yang juga dikenal sebagai Masjid Sulthoni Plosokuning diambil dari nama pohon Ploso yang daunnya berwarna kuning yang dulu banyak terdapat di sekitar Masjid.
Masjid Plosokuning ini berdiri di atas tanah seluas 2.500 meter persegi, dengan luas bangunannya sendiri adalah 288 meter persegi yang setelah mengalami perombakan menjadi 328 meter persegi.
Baca juga: Sejarah Masjid Pathok Negoro Wonokromo, Bentuk Syukur Kiai Welit Atas Tanah Perdikan dari HB I
Dilansir dari laman ngaglik.slemankab.go.id, Masjid Sulthoni Plosokuning dibangun pada masa Sri Sultan Hamengku Buwono III yang merupakan ayahanda Pangeran Diponegoro, yaitu saat Kyai Raden Mustafa (Hanafi I) menjadi abdi dalem masjid.
Baca juga: Kisah Masjid Sulthoni Wotgaleh, Makam Pangeran Purbaya, dan Mitos Pesawat Jatuh
Sementara dilansir dari laman dpad.jogjaprov.go.id, menurut salah satu takmir, Masjid Plosokuning sebenarnya berdiri sebelum keraton dibangun.
Masjid ini didirikan oleh Kyai Mursodo yang merupakan anak dari Kyai Nur Iman Mlangi di selatan bangunan yang sekarang.
Setelah Sri Sultan Hamengku Buwono I membangun keraton dan Masjid Gedhe, beliau kemudian memindahkan Masjid Plosokuning dari posisi sebelumnya ke posisi yang sekarang.
Dilansir dari laman TribunJogja.com, Masjid Pathok Negoro Plosokuning didirikan oleh Kyai Mursodo di tahun 1724, yang merupakan anak dari Kyai Nur Iman Mlangi, saudara dari Sri Sultan Hamengku Buwono I.
Menurut literatur yang ada di perpustakaan kraton, Masjid Plosokuning ini menjadi salah satu masjid tertua di Yogyakarta yang usianya hampir mendekati tiga abad.
Dilansir dari laman ngaglik.slemankab.go.id, Masjid Plosokuning dibangun setelah Masjid Agung Kauman didirikan, sehingga bentuknya terlihat mirip.
Bentuk Masjid Plosokuning yang meniru Masjid Agung Kauman, dapat diamati dari komponen masjid yang terdiri dari mihrab, kentongan, dan bedug juga sama.
Di antara kelima Masjid Pathok Negara, Masjid Plosokuning termasuk yang paling terjaga keasliannya.