Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Diduga Diintimidasi Usai Tanyakan soal Seragam Sekolah, Orangtua Murid SMAN 1 Wates Pilih Mengungsi

Kompas.com, 3 Oktober 2022, 20:45 WIB
Wisang Seto Pangaribowo,
Dita Angga Rusiana

Tim Redaksi

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Intimidasi yang diterima oleh orangtua murid SMAN 1 Wates berinisial AP ternyata tak hanya saat berada di kantor Satpol PP Kabupaten Kulon Progo. AP mengaku mendapatkan berbagai macam intimidasi setelah pulang ke rumah.

Bahkan saat berada di kantornya, intimidasi juga tetap dilakukan oleh oknum-oknum Pol PP Kulon Progo. Hal ini yang akhirnya membuat AP memutuskan untuk mengungsi ke luar Kabupaten Kulon Progo.

"Maka saya mengambil langkah saya pindah ngungsi anak saya enggak masuk sekolah, saya juga cuti beberapa hari sampai saya dapat solusi," katanya di Kantor LBH Yogyakarta, Senin (3/10/2022).

Baca juga: Orangtua Murid SMAN 1 Wates Diduga Disekap Satpol PP karena Menanyakan Harga Seragam Sekolah yang Mahal

Ia mulai pindah dari rumahnya sejak Jumat sore, pekan lalu sampai dengan hari ini.

"Hari Jumat memutuskan ngungsi sama anak istri saya ke luar kota, keluar kabupaten," ujar dia.

Dia juga menyebut ada aparat lain yang juga melakukan intimidasi, selain Satpol PP.

AP menjelaskan bentuk intimidasi yakni didatangi langsung oleh pihak Satpol PP di ruangan kantornya. Oknum tersebut datang mencari dirinya dan langsung menyuruhnya masuk ke dalam ruangan pimpinannya yang saat itu kosong, lalu pintu ditutup.

"Ndi (mana) agung, melbu kono (masuk sana), mengarahkan sebuah ruangan itu ruangan kepala saya, enggak ada kepala (pimpinan) saya waktu itu. Ditanyain banyak," katanya.

Lalu oknum aparat lainnya mendatangi rumahnya langsung. Kemudian saat berada di dalam rumah tiba-tiba oknum aparat menerima telepon, dan ia mendengarkan percakapannya.

"Di depan saya dia angkat telpon dan bilang siap bu itu, siap bu itu. Ini saya dapat telepon dari Mabes Polri untuk menyelesaikan masalah ini. Walaupun menyampaikan dengan pelan dan lembut tapi di dalamnya ancaman," katanya.

"Di Mabes Polri pangkatnya Iptu putra atau putri pak kepsek. Dari pihak Polres saya tahu tapi saya tidak bisa menyebutkan," kata dia.

Saat disinggung soal kondisi psikologis anak, menurutnya saat ini baik-baik saja.

"Anak saya mentalnya kuat. Saya khawatir kalau anak saya ke sekolah dengan kondisi seperti ini. Saya saja diperlakukan seperti ini bagaimana anak saya," kata dia.

Baca juga: Kisah Pilu 3 Bersaudara di Mamuju, Putus Sekolah karena Tak Mampu Beli Seragam

Sementara itu, Penjabat (Pj) Bupati Kulon Progo Tri Saktiyana menyampaikan dirinya tidak mengetahui jika Agung Purnomo mengambil cuti untuk mengungsi.

"Saya ndak tahu kalau sampai gitu. Saya setahunya karakternya tangguh AP itu, dia penyidik," ujar dia.

Dia juga belum mengetauhi secara detail apakah ada pelanggaran yang dilakukan oleh Satpol PP, karena diperlukan penyelidikan lebih lanjut oleh inspektorat.

"Saya kan nggak bisa langsung ngomong begitu (ada pelanggaran). Nanti dari inspektorat daerah lah biar menelisik seperti apa kondisinya," ucap dia.

Ia akan meminta kepada inspektorat Kulon Progo untuk mengetahui duduk permasalahan ini seperti apa.

"Ya nanti tentu kita minta inspektorat untuk membantu jan-jane kepiye (sebenarnya seperti apa)," katanya.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Cerita Kusir Andong Malioboro Sambut Nataru: Kuda Diberi Jamu Bergizi hingga Waspada Musik
Cerita Kusir Andong Malioboro Sambut Nataru: Kuda Diberi Jamu Bergizi hingga Waspada Musik
Yogyakarta
Basuki Pastikan Kantor Wapres di IKN Segera Selesai
Basuki Pastikan Kantor Wapres di IKN Segera Selesai
Yogyakarta
Simak Jalur Alternatif Masuk Yogyakarta di Libur Natal-Tahun Baru, Jangan Sampai Terjebak Macet!
Simak Jalur Alternatif Masuk Yogyakarta di Libur Natal-Tahun Baru, Jangan Sampai Terjebak Macet!
Yogyakarta
Bantul kirim Tim Kesehatan ke Aceh Tamiang
Bantul kirim Tim Kesehatan ke Aceh Tamiang
Yogyakarta
Target Kunjungan Wisatawan ke Sleman Saat Nataru Turun Dibandingkan Tahun Lalu, Ini Alasannya
Target Kunjungan Wisatawan ke Sleman Saat Nataru Turun Dibandingkan Tahun Lalu, Ini Alasannya
Yogyakarta
Viral Video Mahasiswa Diduga Mabuk Bikin Onar di Gamping Sleman, Ditangkap Polisi
Viral Video Mahasiswa Diduga Mabuk Bikin Onar di Gamping Sleman, Ditangkap Polisi
Yogyakarta
UMP 2026 Tak Kunjung Terbit, Buruh Yogyakarta Resah dan Khawatir Dialog Jadi Formalitas
UMP 2026 Tak Kunjung Terbit, Buruh Yogyakarta Resah dan Khawatir Dialog Jadi Formalitas
Yogyakarta
Sleman Bersiap Hadapi Lonjakan Arus Nataru, Dishub Petakan Titik Rawan Macet
Sleman Bersiap Hadapi Lonjakan Arus Nataru, Dishub Petakan Titik Rawan Macet
Yogyakarta
Pemerintah Tak Kunjung Tetapkan Formula UMP, Pengusaha Yogyakarta: Kami Butuh Kepastian Aturan
Pemerintah Tak Kunjung Tetapkan Formula UMP, Pengusaha Yogyakarta: Kami Butuh Kepastian Aturan
Yogyakarta
Swasta Boleh Tarik Tarif Parkir 5 Kali Lipat di Jogja, Aturannya Terbit Era Haryadi Suyuti
Swasta Boleh Tarik Tarif Parkir 5 Kali Lipat di Jogja, Aturannya Terbit Era Haryadi Suyuti
Yogyakarta
Sultan Minta Pemkot Yogyakarta Tertibkan Parkir Liar: Kalau Kewalahan, Saya Terjun!
Sultan Minta Pemkot Yogyakarta Tertibkan Parkir Liar: Kalau Kewalahan, Saya Terjun!
Yogyakarta
Baru Saja Dilantik, 2.018 PPPK Kulon Progo Langsung Pecahkan Rekor Dunia Lewat Macapat
Baru Saja Dilantik, 2.018 PPPK Kulon Progo Langsung Pecahkan Rekor Dunia Lewat Macapat
Yogyakarta
Tak Pandang Hari Libur, Pengawasan Ibu Hamil di Gunungkidul Diperketat demi Kelahiran yang Aman
Tak Pandang Hari Libur, Pengawasan Ibu Hamil di Gunungkidul Diperketat demi Kelahiran yang Aman
Yogyakarta
Kecelakaan Maut di Bantul, 4 orang Tercebur ke Sungai Usai Tabrakan Motor, 1 Tewas
Kecelakaan Maut di Bantul, 4 orang Tercebur ke Sungai Usai Tabrakan Motor, 1 Tewas
Yogyakarta
Jalani Sidang Perdana, Staf BEM UNY Perdana Arie Didakwa Bakar Tenda Polisi Saat Demo Agustus
Jalani Sidang Perdana, Staf BEM UNY Perdana Arie Didakwa Bakar Tenda Polisi Saat Demo Agustus
Yogyakarta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau