Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jeritan PKL Menyikapi Rencana Relokasi Mereka dari Kawasan Malioboro

Kompas.com, 1 Desember 2021, 19:44 WIB
Wisang Seto Pangaribowo,
Ardi Priyatno Utomo

Tim Redaksi

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Pedagang Kaki Lima (PKL) menjerit merespons adanya rencana relokasi PKL kawasan Malioboro, Yogyakarta, ke eks Gedung Bioskop Indra.

Yati Dimanto salah satunya. Pedagang angkringan di kawasan Malioboro sejak 18 tahun silamitu waswas jika rencana relokasi benar-benar terealisasi pada waktu dekat.

Bagaimana tidak, sejak pandemi Covid-19 ia harus menggunakan tabungan miliknya untuk bertahan hidup.

Baca juga: Tempat Relokasi Hanya untuk PKL Malioboro yang Berizin

Dia tak sendiri. Pandemi selama dua tahun ini juga menghantam telak perekonomian PKL-PKL lainnya yang tergabung dalam Paguyuban Angkringan Malioboro.

Para pedagang kuliner di Malioboro inilah yang merasakan dampak langsung dari pandemi Covid-19. Pada saat pembatasan dilakukan pelanggan tidak bisa makan di tempat dan harus memesan makanan melalui ojek online, sedangkan angkringan dan kuliner lain di Malioboro belum menggunakan layanan ojek online.

Praktis, sehari-hari Yati terpaksa bertahan hidup dengan menggunakan tabungannya yang ia kumpulkan selama belasan tahun itu.

Pembatasan mulai dilonggarkan oleh pemerintah memberikan angin segar bagi para PKL. Baru sekitar 2 bulan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) level 2, dengan kelonggaran pada level 2 ini mulai membangkitkan ekonomi PKL secara perlahan.

Tetapi, menyeruaknya kabar relokasi PKL Kawasan Malioboro membuat Yati kembali lagi waswas. Khawatir apakah ke depan saat relokasi terjadi dapurnya tetap bisa mengebul, atau justru sebaliknya.

Yati sering mendapatkan curhatan-curhatan dari PKL lain karena dirinya dituakan oleh para PKL di Kawasan Malioboro ini. Ia sering kebingungan bagaimana cara menentramkan hati para PKL lainnya.

Baca juga: PKL di Jalan Malioboro Tolak Rencana Relokasi

"Yang jelas saya kaget, syok, karena ga ada angin ga ada kabar tahu-tahu beberapa hari lalu disosialisasi ada relokasi. Kemarin dalam sosialisasi katanya kuliner dimasukkan di bekas gedung bioskop Indra," kata dia, ditemui di Malioboro, Kamis (1/12/2021).

Yati menyampaikan bahwa ia mengetahui lokasi dimana bekas gedung Bioskop Indra, tetapi ia belum mengetahui dimana dirinya akan menempati di sisi mana dari bekas gedung bioskop Indra ini.

"Saya belum pernah masuk ke dalamnya, tetapi kalau informasi dari teman lokasinya itu kecil. Jadi tidak bisa untuk jualan kuliner," kata dia.

Jika nanti relokasi jadi dilakukan, ia khawatir dirinya akan kesulitan mendapatkan pelanggan. Karena jika dimasukkan ke gedung bioskop Indra, menurut dia seperti dimasukkan ke sebuah kantong.

Ditambah lagi lokasi bioskop Indra tepat diseberang Pasar Beringharjo. Praktis, para PKL Malioboro yang dipindah ke gedung bioskop secara tidak langsung akan bersaing dengan para penjual di Pasar Beringharjo.

"Sedangkan di depannya Pasar Beringharjo, Otomatis (bersaing dengan Pasar Beringharjo)," imbuh dia.

Baca juga: Pemprov DIY Berencana Merelokasi Pedagang Kaki Lima di Jalan Malioboro

Halaman:


Terkini Lainnya
Penyu Lekang Terdampar Lemas di Pantai Glagah, Satlinmas: Kurus, Berenangnya Tak Normal
Penyu Lekang Terdampar Lemas di Pantai Glagah, Satlinmas: Kurus, Berenangnya Tak Normal
Yogyakarta
Pedagang TTS dan Kartu Pos di Yogyakarta Terus Bertahan: Tetap Laris di Kalangan Turis
Pedagang TTS dan Kartu Pos di Yogyakarta Terus Bertahan: Tetap Laris di Kalangan Turis
Yogyakarta
Berpotensi Viral, Pelaku Wisata di Gunungkidul Diimbau Tak 'Nutuk' Harga saat Libur Nataru
Berpotensi Viral, Pelaku Wisata di Gunungkidul Diimbau Tak 'Nutuk' Harga saat Libur Nataru
Yogyakarta
Cerita Kusir Andong Malioboro Sambut Nataru: Kuda Diberi Jamu Bergizi hingga Waspada Musik
Cerita Kusir Andong Malioboro Sambut Nataru: Kuda Diberi Jamu Bergizi hingga Waspada Musik
Yogyakarta
Basuki Pastikan Kantor Wapres di IKN Segera Selesai
Basuki Pastikan Kantor Wapres di IKN Segera Selesai
Yogyakarta
Simak Jalur Alternatif Masuk Yogyakarta di Libur Natal-Tahun Baru, Jangan Sampai Terjebak Macet!
Simak Jalur Alternatif Masuk Yogyakarta di Libur Natal-Tahun Baru, Jangan Sampai Terjebak Macet!
Yogyakarta
Bantul kirim Tim Kesehatan ke Aceh Tamiang
Bantul kirim Tim Kesehatan ke Aceh Tamiang
Yogyakarta
Target Kunjungan Wisatawan ke Sleman Saat Nataru Turun Dibandingkan Tahun Lalu, Ini Alasannya
Target Kunjungan Wisatawan ke Sleman Saat Nataru Turun Dibandingkan Tahun Lalu, Ini Alasannya
Yogyakarta
Viral Video Mahasiswa Diduga Mabuk Bikin Onar di Gamping Sleman, Ditangkap Polisi
Viral Video Mahasiswa Diduga Mabuk Bikin Onar di Gamping Sleman, Ditangkap Polisi
Yogyakarta
UMP 2026 Tak Kunjung Terbit, Buruh Yogyakarta Resah dan Khawatir Dialog Jadi Formalitas
UMP 2026 Tak Kunjung Terbit, Buruh Yogyakarta Resah dan Khawatir Dialog Jadi Formalitas
Yogyakarta
Sleman Bersiap Hadapi Lonjakan Arus Nataru, Dishub Petakan Titik Rawan Macet
Sleman Bersiap Hadapi Lonjakan Arus Nataru, Dishub Petakan Titik Rawan Macet
Yogyakarta
Pemerintah Tak Kunjung Tetapkan Formula UMP, Pengusaha Yogyakarta: Kami Butuh Kepastian Aturan
Pemerintah Tak Kunjung Tetapkan Formula UMP, Pengusaha Yogyakarta: Kami Butuh Kepastian Aturan
Yogyakarta
Swasta Boleh Tarik Tarif Parkir 5 Kali Lipat di Jogja, Aturannya Terbit Era Haryadi Suyuti
Swasta Boleh Tarik Tarif Parkir 5 Kali Lipat di Jogja, Aturannya Terbit Era Haryadi Suyuti
Yogyakarta
Sultan Minta Pemkot Yogyakarta Tertibkan Parkir Liar: Kalau Kewalahan, Saya Terjun!
Sultan Minta Pemkot Yogyakarta Tertibkan Parkir Liar: Kalau Kewalahan, Saya Terjun!
Yogyakarta
Baru Saja Dilantik, 2.018 PPPK Kulon Progo Langsung Pecahkan Rekor Dunia Lewat Macapat
Baru Saja Dilantik, 2.018 PPPK Kulon Progo Langsung Pecahkan Rekor Dunia Lewat Macapat
Yogyakarta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau