Salin Artikel

Jeritan PKL Menyikapi Rencana Relokasi Mereka dari Kawasan Malioboro

Yati Dimanto salah satunya. Pedagang angkringan di kawasan Malioboro sejak 18 tahun silamitu waswas jika rencana relokasi benar-benar terealisasi pada waktu dekat.

Bagaimana tidak, sejak pandemi Covid-19 ia harus menggunakan tabungan miliknya untuk bertahan hidup.

Dia tak sendiri. Pandemi selama dua tahun ini juga menghantam telak perekonomian PKL-PKL lainnya yang tergabung dalam Paguyuban Angkringan Malioboro.

Para pedagang kuliner di Malioboro inilah yang merasakan dampak langsung dari pandemi Covid-19. Pada saat pembatasan dilakukan pelanggan tidak bisa makan di tempat dan harus memesan makanan melalui ojek online, sedangkan angkringan dan kuliner lain di Malioboro belum menggunakan layanan ojek online.

Praktis, sehari-hari Yati terpaksa bertahan hidup dengan menggunakan tabungannya yang ia kumpulkan selama belasan tahun itu.

Pembatasan mulai dilonggarkan oleh pemerintah memberikan angin segar bagi para PKL. Baru sekitar 2 bulan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) level 2, dengan kelonggaran pada level 2 ini mulai membangkitkan ekonomi PKL secara perlahan.

Tetapi, menyeruaknya kabar relokasi PKL Kawasan Malioboro membuat Yati kembali lagi waswas. Khawatir apakah ke depan saat relokasi terjadi dapurnya tetap bisa mengebul, atau justru sebaliknya.

Yati sering mendapatkan curhatan-curhatan dari PKL lain karena dirinya dituakan oleh para PKL di Kawasan Malioboro ini. Ia sering kebingungan bagaimana cara menentramkan hati para PKL lainnya.

"Yang jelas saya kaget, syok, karena ga ada angin ga ada kabar tahu-tahu beberapa hari lalu disosialisasi ada relokasi. Kemarin dalam sosialisasi katanya kuliner dimasukkan di bekas gedung bioskop Indra," kata dia, ditemui di Malioboro, Kamis (1/12/2021).

Yati menyampaikan bahwa ia mengetahui lokasi dimana bekas gedung Bioskop Indra, tetapi ia belum mengetahui dimana dirinya akan menempati di sisi mana dari bekas gedung bioskop Indra ini.

"Saya belum pernah masuk ke dalamnya, tetapi kalau informasi dari teman lokasinya itu kecil. Jadi tidak bisa untuk jualan kuliner," kata dia.

Jika nanti relokasi jadi dilakukan, ia khawatir dirinya akan kesulitan mendapatkan pelanggan. Karena jika dimasukkan ke gedung bioskop Indra, menurut dia seperti dimasukkan ke sebuah kantong.

Ditambah lagi lokasi bioskop Indra tepat diseberang Pasar Beringharjo. Praktis, para PKL Malioboro yang dipindah ke gedung bioskop secara tidak langsung akan bersaing dengan para penjual di Pasar Beringharjo.

"Sedangkan di depannya Pasar Beringharjo, Otomatis (bersaing dengan Pasar Beringharjo)," imbuh dia.

Dengan adanya rencana relokasi ini dirinya menegaskan tidak melakukan penolakan tetapi juga tidak menerima rencana relokasi ini, dan merasa keberatan.

"PKL khususnya kuliner bukannya menolak tetapi juga tidak menerima, kita hanya keberatan. Selain sulit dapat pelanggan dan keberatan dengan tempat, PKL kuliner di sirip-sirip tidak dipindah," ucapnya.

Faktor yang membuatnya merasa sangat keberatan adalah saat ini, para pedagang baru bisa bangkit dari keterpurukan karena terdampak pandemi Covid-19, tetapi harus direlokasi.

"Ibarat kita ini baru mau sadar, mau normal seutuhnya untuk bangun ekonominya. Kita ga bisa jualan saat pandemi, makan tabungan entek (habis), hutang di bank untuk usaha. Ini malah ada rencana relokasi," kata dia.

"Di belakang PKL itu ada banyak. Ada istri, anak, kita itu baru saja terpuruk kok wes dingenekke (sudah dibeginikan). Saya minta pemerintah duwe roso sithik lah (punya perasaan sedikit)," kata dia.

Ia berharap relokasi tidak dilakukan dalam waktu dekat ini tetapi relokasi dapat dilakukan 5 atau 10 tahun lagi. Menurutnya yang terpenting bukanlah merelokasi PKL tetapi mempercantik PKL agar tetap menarik wisatawan berkunjung ke Malioboro.

"Percantik itu PKL-nya misalnya, gerobaknya diseragamkan, untuk kuliner payungnya diseragamkan. Karena Malioboro dan PKLnya ini ikon, jangan sampai hilang ciri khasnya," ucap dia.

Pada hari Selasa Wage PKL se-Malioboro diliburkan untuk bersih-bersih, pada hari itu kunjungan wisatawan sedikit jika dibandingkan dengan hari-hari biasa.

"Coba lihat saat Selasa Wage sepi sekali. Bahkan saat Selasa Wage banyak wisatawan yang gak jadi berkunjung ke Malioboro karena PKL libur," imbuh dia.

PKL lainnya, Sukino (50), juga kaget mendengar adanya rencana relokasi Malioboro. Pasalnya, informasi relokasi Malioboro didapatnya secara mendadak.

"Kami sempat syok terkait informasi itu (relokasi) karena mendadak pada dasarnya kami keberatan adanya relokasi itu," ujarnya.

Sukino menyampaikan sosialisasi yang diterima oleh pihaknya hanya sebatas melalui sambungan telepon belum ada sosialisasi lanjutan dari pihak pemerintah.

"Ya diundang lewat telepon saat itu. Menurut pemerintah mungkin itu sosialisasi, tapi kan itu mendadak sekali kalau gitu," ucap dia.

Sukino diberitahu bahwa ia dan rekan-rekan PKL sebelum pindah ke eks gedung bioskop Indra PKL dipindahkan ke shelter yang dibangun di dekat Hotel Grand Inna.

"Untuk pemindahan teman-teman sementara ada yang ditaruh di shelter deketnya Hotel Grand Inna, dan untuk yang teman-teman kuliner saya serta teman-teman di eks bioskop Indra," jelas dia.

Sukino dan rekan-rekan PKL lain rencananya direlokasi pada Januari 2022 mendatang. "Kalau seingat saya bulan Januari," imbuh dia.

Ia bersama rekan PKL ain menyayangkan adanya rencana relokasi PKL Malioboro ini, menurut dia PKL di Malioboro yang membuat Jalan Malioboro menjadi ramai seperti sekarang.

Sukino yang berjualan sejak 1995 itu menceritakan, pada awal ia berjualan di Malioboro saat itu masih sangat sepi. Tetapi seiring berjalannya waktu Malioboro menjadi ramai seperti sekarang ini.

"Saya jualan dari tahun 95, Malioboro dulu sepi mungkin bagian dari kenapa Malioboro ramai karena perjuangan PKL, menurut saya" ucap dia.

Paguyuban Handayani sendiri berisi sebanyak 60 PKL, menurut informasi yang dia terima seluruh PKL baik itu yang ada di barat dan timur jalan akan direlokasi ke eks gedung bioskop Indra.

"Iya emang semua, bahkan saat mengadakan pertemuan, saya tanya sifatnya keseluruhan  baik yang di timur jalan dan barat jalan," katanya.

https://yogyakarta.kompas.com/read/2021/12/01/194428678/jeritan-pkl-menyikapi-rencana-relokasi-mereka-dari-kawasan-malioboro

Terkini Lainnya

Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Regional
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Regional
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com