Editor
View this post on Instagram
Ismanto mengaku, video viral soal tagihan pajak Rp 2,9 miliar itu bukan diunggah dan diedarkan dirinya dan keluarga.
"Saya mau mohon maaf untuk pihak-pihak terkait dengan beredarnya video viral kemarin, tidak sepenuhnya benar. Petugas pajak yang datang memang benar adanya, namun bukan untuk menagih pajak, melainkan untuk mengklarifikasi data atas nama suami saya yang disalahgunakan oleh orang lain," ujar Ulfa, istri Ismanto, dalam video yang diunggah akun Instagram KPP Pratama Pekalongan.
Kepala KPP Pratama Pekalongan, Subandi, membenarkan pihaknya mengirim petugas ke rumah Ismanto dengan membawa surat resmi.
Namun, ia menegaskan tujuan kedatangan itu hanya untuk klarifikasi, bukan penagihan pajak.
"Memang benar surat tersebut resmi dari KPP Pratama dan petugas datang sesuai SOP. Maksud kami hanya untuk mengonfirmasi, bukan menagih. Dalam data administrasi kami, terdapat transaksi atas nama yang bersangkutan senilai Rp 2,9 miliar. Itu nilai transaksinya, bukan pajaknya," kata Subandi.
Menurut Subandi, data tersebut berasal dari Kantor Pusat Direktorat Jenderal Pajak pada 2021.
Saat itu, Nomor Induk Kependudukan (NIK) milik Ismanto tercatat digunakan dalam transaksi dengan salah satu perusahaan.
Baca juga: Buruh Jahit Pekalongan Bukan Ditagih Pajak Rp 2,8 Miliar, Ini Penjelasan Kantor Pajak
"Kedatangan kami ke rumah Wajib Pajak hanya untuk mencari kejelasan. Apakah benar Wajib Pajak yang melakukan transaksi tersebut? Bisa jadi NIK-nya dipinjam. Kami ingin tahu kebenarannya," jelas Subandi.
Subandi menyebut kejadian serupa sudah beberapa kali terjadi di Pekalongan, di mana nama dan NIK warga digunakan tanpa sepengetahuan pemiliknya.
"Jangan sembarangan meminjamkan KTP atau NPWP kepada orang lain. Jika menerima surat dari kantor pajak, segera lakukan klarifikasi agar tidak terjadi kesalahpahaman," imbaunya.
Sebagian artikel ini telah tayang di TribunJateng.com dengan judul "Syok Buruh Jahit Harian di Pekalongan Terima Tagihan Pajak Rp2,8 Miliar, Ismanto: Petugas Juga Heran".
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang