Padahal menurut Hedi, sertifikat tanah tersebut sudah diblokir oleh BPN Sleman.
"Kan diblokir di BPN, saya tanya Pak ada lelang gimana? kalau diblokir itu tidak bisa diperjualbelikan, tidak bisa dibalik nama. Ternyata dalam prosesnya itu dibalik nama lagi," urainya.
Baca juga: Saya Merasa Berdagang Tidak Mudah, Ada Kesalahan Barang Disita, dan Langsung Dipidana
Dikatakan Hedi, balik nama untuk kedua kalinya ini dari SJ ke orang inisial RZA.
Hedi pun tidak mengenal dan mengetahui siapa orang inisial RZA tersebut.
Menurut Hedi, RZA sempat datang dua kali.
Saat datang kedua kalinya, Hedi menjelaskan kepada RZA jika tanah ini masih bermasalah dan dalam penanganan pihak kepolisian.
"Awalnya saya enggak tahu, Dia (RZA) datang ke sini dua kali, yang kedua saya suruh masuk. Duduk di depan saya terangkan kalau ini adalah tanah berperkara, masih proses di Polres," bebernya.
Hedi menuturkan pada 2024, sertifikat posisinya dibalik nama atas nama RZA.
Namun dirinya tidak tahu saat ini apakah sudah dibalik nama lagi atau tetap atas nama RZA.
Baca juga: Mulai Juni, Warga Jabar Pembuat Onar hingga Tukang Mabuk Bakal Dijebloskan ke Barak Militer
Hedi berjuang 12 tahun sampai tak mampu belikan susu anak
Diketahui, Hedi Ludiman (49) merupakan guru honorer salah satu sekolah swasta di Kabupaten Sleman.
Dengan berbagai keterbatasan, Hedi belasan tahun berjuang demi untuk mencari keadilan dan sertifikat tanah milik istrinya bisa kembali.
Bapak tiga orang anak ini pun tak kuasa menahan air matanya menceritakan betapa berat perjuanganya selama belasan tahun untuk mencari keadilan.
"Saya sangat berat sekali, sampai menelantarkan anak dan istri saya," ujar Hedi.
Baca juga: Ledakan Amunisi di Garut, TNI Beberkan Dugaan Penyebab dan Kebiasaan Warga
Sebagai guru honorer di sekolah swasta, Hedi menerima gaji Rp 150.000 per bulan.
Hedi pun harus nyambi menjadi montir mobil untuk dapat menghidupi istri dan ketiga anaknya.
Di tengah kondisi tersebut, Hedi masih harus berjuang melawan mafia tanah yang menyita tenaga dan pikiranya.
"Sampai tidak bisa membelikan susu karena melawan mafia sangat berat, terintimidasi pikiran dan batin saya. Selama ini mengadu kemana-mana selalu dimentahkan," ucapnya sembari berlinang air mata.
Hedi beserta istrinya hanya berharap sertifikat tanah bisa kembali.
Hedi pun sangat berharap ada bantuan dari pemerintah pusat dan Komisi III DPR RI.
"Saya minta tolong pada Komisi III RI untuk membantu saya. Saya tertindas, saya guru honorer, tolong saya dibantu dengan kasus ini. Tolong kembalikan sertifikat istri saya, seperti semula," ungkapnya.
Baca juga: Penjelasan Al Azhar IIBS Karanganyar soal Study Tour Siswanya ke Paris
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang