Harry menambahkan bahwa sampah tersebut seharusnya dikelola secara mandiri, seperti digunakan untuk pembuatan kompos atau pakan ternak.
Namun, ia mengakui bahwa hal ini sulit dilakukan di kawasan perkotaan, seperti di kota Wonosari, karena keterbatasan lahan.
Saat ini, sampah yang dihasilkan dibuang ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Wukirsari, yang mampu menampung 50 ton sampah per hari.
Sisa sampah lainnya masih dikelola secara mandiri oleh masyarakat, mengingat luasnya lahan di Gunungkidul.
"Seharusnya TPA itu menjadi residu, yaitu sampah yang tidak dapat diolah sebelum masuk. Namun, beberapa aktivitas tidak dilakukan pengolahan dan pemilihan, sehingga akhirnya diterima," jelas Harry.
DLH Gunungkidul berupaya mengurangi sampah dari sumbernya, termasuk dengan mengurangi penggunaan produk sampah, seperti tidak menggunakan plastik saat rapat.
"Untuk sampah organik sisa makanan, seharusnya bisa dimanfaatkan, misalnya sebagai pakan ternak ayam. Kita juga perlu mengurangi porsi makanan yang diambil agar tidak terbuang," tambahnya.
Baca juga: Pabrik Tahu Gunakan Sampah Plastik sebagai Bahan Bakar, Ini Rekomendasi IPEN