Dia menyebut kenaikan tarif pajak menjadi 32 persen ini berlaku di semua produk yang diekspor oleh Indonesia, hal ini lanjut dia merupakan pembalasan Amerika.
"Kita dulu memang mengenakan tarif tinggi juga ke Amerika,” ujar Tim.
Baca juga: Prabowo Utus Airlangga ke AS Negosiasi Tarif Impor Trump
Sebelumnya, Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, telah menerapkan tarif sebesar 10 persen terhadap barang-barang impor dari berbagai negara dan memberlakukan tarif yang lebih tinggi lagi untuk negara-negara yang disebutnya sebagai "pelanggar terburuk".
Indonesia misalnya, dikenai tarif sebesar 32 persen.
Namun, bagaimana cara menghitung pajak atas impor? Rumus apa yang dipakai pemerintah AS dalam menerapkan besaran tarif ke suatu negara?
BBC Verify meneliti hitung-hitungan di balik angka-angka tersebut.
Ketika Trump menunjukkan bagan raksasa yang menampilkan besaran tarif ke sejumlah negara di Gedung Putih, publik awalnya berasumsi bahwa angka tersebut didasarkan pada kombinasi tarif yang selama ini berlaku dan beragam hambatan perdagangan (semisal aturan soal impor).
Namun belakangan, Gedung Putih menerbitkan rumus matematika.
Jika rumus tersebut diurai, sebetulnya itu adalah matematika sederhana. Ambil angka defisit perdagangan AS dengan negara tertentu, lalu bagi dengan total impor barang dari negara tersebut. Hasilnya kemudian dibagi dua.
Defisit perdagangan terjadi ketika negara A membeli (mengimpor) lebih banyak produk fisik dari negara B daripada yang dijual negara A (diekspor) ke negara B.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang