YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Bupati Gunungkidul, Endah Subekti Kuntariningsih, mengungkapkan keraguannya terkait takaran produk Minyakita yang beredar di wilayahnya.
Dinas Perdagangan Gunungkidul telah melakukan uji petik dan menemukan bahwa Minyakita yang dijual dalam kemasan botol tidak sesuai takaran.
"Ragu sempat saya tanyakan, karena kami tidak ingin membohongi masyarakat di saat membeli harganya murah tetapi takarannya dikurangi," ujar Endah di sela operasi pasar di Pasar Argosari, Wonosari, Rabu (12/3/2025).
Sebelumnya, kurangnya takaran Minyakita juga terjadi di Solo, Purworejo, Banjarnegara, Yogyakarta hingga Kendari.
Baca juga: Respons Polisi soal Temuan Minyakita di Solo yang Takarannya Kurang
Keraguan tersebut muncul ketika Endah melihat Merek minyakita yang akan dijual kepada masyarakat.
Ia sempat menanyakan hal ini kepada Kepala Dinas Perdagangan Gunungkidul, Kelik Yuniantoro.
Endah menekankan pentingnya menjaga kejujuran dalam takaran, mengingat dalam ajaran agama, mengurangi takaran merupakan dosa besar.
"Bahwa tidak boleh mengurangi takaran. Tadi saya berpesan kepada 30 pedagang mandat dan amanat untuk menjual ini dengan harga murah tanpa mengambil lebih, supaya semua warga yang membutuhkan bisa terakomodir," tegasnya.
Baca juga: Praktik Pengoplosan Minyakita di Gorontalo, Dilakukan sejak November 2024
Pemerintah setempat juga melaksanakan operasi pasar untuk menjual gula dan minyak dengan harga di bawah Harga Eceran Tertinggi (HET).
Minyak dijual seharga Rp 15.500 per liter, lebih rendah dari HET yang ditentukan sebesar Rp 15.700 per liter.
Sementara itu, gula pasir dijual seharga Rp 16.000 per kilogram, turun dari harga normal Rp 17.500 per kilogram.
Baca juga: Jadi Calo CPNS, ASN Ini Minta Mahar Rp 200 Juta kepada 6 Korbannya agar Lolos Seleksi
Endah berharap agar semua pedagang yang terlibat dalam operasi pasar diumumkan oleh Pemkab Gunungkidul, sehingga tidak ada oknum yang memanfaatkan situasi tersebut. "
Harapan kita satu pedagang melayani pembelian dua kemasan, supaya semua orang yang membutuhkan mendapatkan porsi yang sama," ujarnya.
“Mereka yang sangat membutuhkan mau antre, kalau ekonominya baik tidak akan mau antre,” tambahnya.
Baca juga: Minyakita di Tiga Lokasi Jateng Tak Sesuai Ukuran, Daerah Mana Saja?
Sementara itu, Kepala Dinas Perdagangan Gunungkidul, Kelik Yuniantoro, menjelaskan skema pasar murah dan operasi pasar yang sedang berlangsung.