Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Temuan Kurangnya Takaran Minyakita Meluas, Juga Terjadi di Gunungkidul

Kompas.com, 12 Maret 2025, 10:34 WIB
Markus Yuwono,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Bupati Gunungkidul, Endah Subekti Kuntariningsih, mengungkapkan keraguannya terkait takaran produk Minyakita yang beredar di wilayahnya.

Dinas Perdagangan Gunungkidul telah melakukan uji petik dan menemukan bahwa Minyakita yang dijual dalam kemasan botol tidak sesuai takaran.

"Ragu sempat saya tanyakan, karena kami tidak ingin membohongi masyarakat di saat membeli harganya murah tetapi takarannya dikurangi," ujar Endah di sela operasi pasar di Pasar Argosari, Wonosari, Rabu (12/3/2025).

Sebelumnya, kurangnya takaran Minyakita juga terjadi di Solo, Purworejo, Banjarnegara, Yogyakarta hingga Kendari.

Baca juga: Respons Polisi soal Temuan Minyakita di Solo yang Takarannya Kurang

Keraguan tersebut muncul ketika Endah melihat Merek minyakita yang akan dijual kepada masyarakat.

Ia sempat menanyakan hal ini kepada Kepala Dinas Perdagangan Gunungkidul, Kelik Yuniantoro.

Endah menekankan pentingnya menjaga kejujuran dalam takaran, mengingat dalam ajaran agama, mengurangi takaran merupakan dosa besar.

"Bahwa tidak boleh mengurangi takaran. Tadi saya berpesan kepada 30 pedagang mandat dan amanat untuk menjual ini dengan harga murah tanpa mengambil lebih, supaya semua warga yang membutuhkan bisa terakomodir," tegasnya.

Baca juga: Praktik Pengoplosan Minyakita di Gorontalo, Dilakukan sejak November 2024


Pemerintah setempat juga melaksanakan operasi pasar untuk menjual gula dan minyak dengan harga di bawah Harga Eceran Tertinggi (HET).

Minyak dijual seharga Rp 15.500 per liter, lebih rendah dari HET yang ditentukan sebesar Rp 15.700 per liter.

Sementara itu, gula pasir dijual seharga Rp 16.000 per kilogram, turun dari harga normal Rp 17.500 per kilogram.

Baca juga: Jadi Calo CPNS, ASN Ini Minta Mahar Rp 200 Juta kepada 6 Korbannya agar Lolos Seleksi

Endah berharap agar semua pedagang yang terlibat dalam operasi pasar diumumkan oleh Pemkab Gunungkidul, sehingga tidak ada oknum yang memanfaatkan situasi tersebut. "

Harapan kita satu pedagang melayani pembelian dua kemasan, supaya semua orang yang membutuhkan mendapatkan porsi yang sama," ujarnya.

“Mereka yang sangat membutuhkan mau antre, kalau ekonominya baik tidak akan mau antre,” tambahnya.

Baca juga: Minyakita di Tiga Lokasi Jateng Tak Sesuai Ukuran, Daerah Mana Saja?

Sementara itu, Kepala Dinas Perdagangan Gunungkidul, Kelik Yuniantoro, menjelaskan skema pasar murah dan operasi pasar yang sedang berlangsung.

Pasar murah sudah digelar di Kapanewon Rongkop dan akan dilanjutkan di Semin dengan total 12 ton minyak dan gula.

Untuk hari ini, sebanyak 6,5 ton minyak dan 3,5 ton gula pasir dibagikan kepada 30 pedagang di Pasar Argosari.

Baca juga: Langkah Mentan Usai Temukan Produk Minyakita yang Kurangi Takaran

Kelik menambahkan bahwa APBD Kabupaten akan menggelar 16 ton untuk operasi pasar, dan pasar murah juga akan dilakukan di Kapanewon dan UMKM.

"Harapannya sudah diundang TAPD anggaran baru untuk operasi pasar, jika memungkinkan akan digelar lagi sebelum Lebaran," kata Kelik.

Mengenai takaran minyakita, Kelik mengungkapkan bahwa pihaknya telah melakukan pemeriksaan melalui unit meteorologi menggunakan gelas ukur yang sudah ditera.

"Yang refill sudah tepat satu liter, memang yang kemasan botol menjadi 980 mililiter, kurang 20 mililiter," jelasnya.

Pihaknya telah melaporkan temuan ini ke direktorat Meteorologi dan akan ditindaklanjuti.

Kelik menegaskan bahwa pengawasan dan uji petik akan terus dilakukan untuk memastikan kualitas produk yang beredar di masyarakat.

Baca juga: Temuan Minyakita Tak Sesuai Takaran Juga Terjadi di Kendari, Berikut Perinciannya...

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Pedagang TTS dan Kartu Pos di Yogyakarta Terus Bertahan: Tetap Laris di Kalangan Turis
Pedagang TTS dan Kartu Pos di Yogyakarta Terus Bertahan: Tetap Laris di Kalangan Turis
Yogyakarta
Berpotensi Viral, Pelaku Wisata di Gunungkidul Diimbau Tak 'Nutuk' Harga saat Libur Nataru
Berpotensi Viral, Pelaku Wisata di Gunungkidul Diimbau Tak 'Nutuk' Harga saat Libur Nataru
Yogyakarta
Cerita Kusir Andong Malioboro Sambut Nataru: Kuda Diberi Jamu Bergizi hingga Waspada Musik
Cerita Kusir Andong Malioboro Sambut Nataru: Kuda Diberi Jamu Bergizi hingga Waspada Musik
Yogyakarta
Basuki Pastikan Kantor Wapres di IKN Segera Selesai
Basuki Pastikan Kantor Wapres di IKN Segera Selesai
Yogyakarta
Simak Jalur Alternatif Masuk Yogyakarta di Libur Natal-Tahun Baru, Jangan Sampai Terjebak Macet!
Simak Jalur Alternatif Masuk Yogyakarta di Libur Natal-Tahun Baru, Jangan Sampai Terjebak Macet!
Yogyakarta
Bantul kirim Tim Kesehatan ke Aceh Tamiang
Bantul kirim Tim Kesehatan ke Aceh Tamiang
Yogyakarta
Target Kunjungan Wisatawan ke Sleman Saat Nataru Turun Dibandingkan Tahun Lalu, Ini Alasannya
Target Kunjungan Wisatawan ke Sleman Saat Nataru Turun Dibandingkan Tahun Lalu, Ini Alasannya
Yogyakarta
Viral Video Mahasiswa Diduga Mabuk Bikin Onar di Gamping Sleman, Ditangkap Polisi
Viral Video Mahasiswa Diduga Mabuk Bikin Onar di Gamping Sleman, Ditangkap Polisi
Yogyakarta
UMP 2026 Tak Kunjung Terbit, Buruh Yogyakarta Resah dan Khawatir Dialog Jadi Formalitas
UMP 2026 Tak Kunjung Terbit, Buruh Yogyakarta Resah dan Khawatir Dialog Jadi Formalitas
Yogyakarta
Sleman Bersiap Hadapi Lonjakan Arus Nataru, Dishub Petakan Titik Rawan Macet
Sleman Bersiap Hadapi Lonjakan Arus Nataru, Dishub Petakan Titik Rawan Macet
Yogyakarta
Pemerintah Tak Kunjung Tetapkan Formula UMP, Pengusaha Yogyakarta: Kami Butuh Kepastian Aturan
Pemerintah Tak Kunjung Tetapkan Formula UMP, Pengusaha Yogyakarta: Kami Butuh Kepastian Aturan
Yogyakarta
Swasta Boleh Tarik Tarif Parkir 5 Kali Lipat di Jogja, Aturannya Terbit Era Haryadi Suyuti
Swasta Boleh Tarik Tarif Parkir 5 Kali Lipat di Jogja, Aturannya Terbit Era Haryadi Suyuti
Yogyakarta
Sultan Minta Pemkot Yogyakarta Tertibkan Parkir Liar: Kalau Kewalahan, Saya Terjun!
Sultan Minta Pemkot Yogyakarta Tertibkan Parkir Liar: Kalau Kewalahan, Saya Terjun!
Yogyakarta
Baru Saja Dilantik, 2.018 PPPK Kulon Progo Langsung Pecahkan Rekor Dunia Lewat Macapat
Baru Saja Dilantik, 2.018 PPPK Kulon Progo Langsung Pecahkan Rekor Dunia Lewat Macapat
Yogyakarta
Tak Pandang Hari Libur, Pengawasan Ibu Hamil di Gunungkidul Diperketat demi Kelahiran yang Aman
Tak Pandang Hari Libur, Pengawasan Ibu Hamil di Gunungkidul Diperketat demi Kelahiran yang Aman
Yogyakarta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau