Editor
KOMPAS.com - Polisi mengamankan empat orang terkait kasus jual beli bayi lintas daerah di Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).
Seluruhnya adalah warga Jawa Tengah, terdiri dari AH (41), laki-laki asal Sukoharjo, MM (52) perempuan asal Karanganyar, NNR (20) perempuan dari Grobogan, dan A (39) laki-laki beralamat di Sukoharjo.
Dalam kasus ini, MM adalah otak dari sindikat jual beli bayi. Sementara tiga pelaku lainnya berperan mencari pembeli dan mengantarkan bayi.
Polisi menangkap para pelaku di wilayah Kedunggong, Wates, Kulon Progo, dan langsung menetapkan mereka sebagai tersangka dalam tindak pidana perdagangan orang dan anak.
Kapolres Kulon Progo, AKBP Wilson Bugner F Pasaribu, menyatakan bahwa salah satu pelaku adalah PNS yang bekerja di pemerintah daerah di Jawa Tengah.
"Ada yang PNS (yang bekerja) di Jawa Tengah dan ada pula (yang) ibu rumah tangga. PNS ini (kerja) di pemerintah daerah," ujar Wilson, Selasa (26/11/2024).
Menurut AKBP Wilson, modus yang digunakan para pelaku adalah pura-pura sebagai keluarga yang ingin mengadopsi anak.
Lalu bayi tersebut dijual dengan harga bervariasi sesuai dengan jenis kelamin
"Bila laki-laki harganya Rp 20-70 juta, perempuan Rp 25-100 juta, sedangkan blasteran atau keturunan luar negeri bisa di atas Rp 100 juta," kata Wilson.
Kebanyakan korban adalah bayi hasil hubungan di luar pernikahan, terutama di kalangan mahasiswa dan pelajar.
Para pelaku telah melakukan praktik ini belasan kali, menjual bayi ke berbagai daerah, termasuk Manado, Jawa Timur, dan Jawa Tengah.
Pengakuan tersebut diperoleh polisi dari hasil pemeriksaan terhadap para pelaku dan penelusuran data di handphone mereka.
Baca juga: 4 Pelaku Perdagangan Bayi lewat Medsos di Kulon Progo Ditangkap, Incar Perempuan Hamil
Korban terakhir adalah seorang mahasiswa luar Kulon Progo yang melahirkan tanpa menikah. Ia mengalami tekanan psikologis akibat hubungan gelap dengan pacarnya.
Dalam kondisi panik, mahasiswa tersebut mencari orang yang mau mengadopsi anaknya dengan harapan masih bisa bertemu kembali dengan anaknya di kemudian hari.
"Mereka tidak tahu anak ini akan dijual," jelas dia.