Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menyongsong HUT RI, Bendera Merah Putih Raksasa Dikibarkan di Bukit Klangon, Sleman

Kompas.com, 16 Agustus 2024, 13:55 WIB
Wijaya Kusuma,
Robertus Belarminus

Tim Redaksi

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Ratusan orang mengikuti upacara bendera di Bukit Klangon, Kapanewon Cangkringan, Kabupaten Sleman, yang berjarak sekitar 4 Km dari puncak Gunung Merapi.

Upacara ini digelar untuk menyongsong peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-79 Republik Indonesia.

Upacara bendera yang digelar pada Jumat (16/08/2024) pagi diikuti oleh warga masyarakat, perangkat Kalurahan Glagaharjo, TNI, Polri dan komunitas relawan. Bahkan, turut pula mengikuti upacara sejumlah wisatawan.

Lurah Glagaharjo, Kapanewon Cangkringan, Kabupaten Sleman, Suroto mengatakan, kegiatan upacara bendera di Bukit Klangon ini sudah beberapa kali digelar.

Baca juga: Avanza Tabrak Tebing di Bantul Yogyakarta, Empat Orang Luka-luka

"Menyongsong (HUT Republik Indonesia), besok kita resmi ada upacara. Jadi ini sudah beberapa kali dilaksanakan karena kegiatan kita menyongsong. Ini kali yang enam kalau enggak tujuh," ujar Suroto, usai mengikuti upacara bendera di Bukit Klangon, Sleman, Jumat (16/08/2024).

Bendera Merah Putih yang dikibarkan dalam upacara di Bukit Klangon berukuran cukup besar yakni 9x6 meter.

Bendera ini dibawa belasan orang berjalan kaki dari gerbang masuk kawasan wisata Bukit Klangon.

Bendera tersebut kemudian dikibarkan di tiang setinggi 17 meter yang berada di atas bukit Klangon dengan latar Gunung Merapi.

Selain itu, ada juga bendera Merah Putih berukuran kecil yang dikibarkan di sekitar kawasan Bukti Klangon. Jumlah bendera Merah Putih berukuran kecil yang dipasang ada 79.

"Ukuran bendera sama seperti tahun lalu. Untuk bendera kecil yang dipasang di sekitar Bukit Klangon jumlahnya sesuai HUT, 79," tuturnya.

Dijelaskan Suroto upacara bendera yang digelar tepat satu hari sebelum peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-79 Republik Indonesia ini sebagai bentuk penghormatan kepada para pahlawan kemerdekaan.

"Di sini dulu pejuang dengan penjajah ada pertempuran di sini. Jadi memang di sini ada ceritanya, bukan hanya kita ada acara saja tapi memang kita memperingati di sini karena untuk menghormati para pejuang-pejuang yang telah gugur itu," urai dia.

Suroto menyampaikan, peserta yang diundang ada sekitar 300 orang dari berbagai elemen. Kemudian, di luar undangan juga tetap diperbolehkan untuk mengikuti kegiatan upacara.

"Lepas dari undangan kita yang ada di sini, kita juga bebas untuk warga masyarakat dan pengunjung yang ada di sini," ujar dia.

Baca juga: Novita Mawar Sharon, Mahasiswi Akuntansi Jadi Anggota DPRD Termuda di Yogyakarta

Menurut Suroto, warga masyarakat dan pengunjung antusias mengikuti kegiatan upacara bendera di kawasan wisata Bukit Klangon.

Setiap tahun wisatawan yang datang untuk mengikuti ucapacara bendera semakin bertambah.

Bahkan, ada wisatawan yang sudah datang ke kawasan wisata Bukit Klangon pada malam harinya.

"Masyarakat dan juga dari pengunjung sangat antusias untuk mengikuti upacara di sini. Jadi mereka sudah mengagendakan, contoh tadi malam itu juga sudah ada banyak yang ada di sini karena pengen mengikuti upacara untuk pengunjung khususnya," ucap dia.

Salah satu wisatawan asal Medan yang sedang menempuh kuliah di Solo, Jawa Tengah, Dea Hutabarat mengaku baru pertama kali ini datang melihat upacara bendera di Bukit Klangon.

"Kita dari Solo. Baru pertama kali, keren sih," ucap Dea.

Menurut Dea, upacara bendera ini dari sisi suasana berbeda dengan lainya. Sebab, digelar di kawasan Bukit Klangon dan terlebih dengan latar Gunung Merapi.

"Background Gunung Merapi kan keren ya, ya itu sih. Suasananya," pungkasnya.

Halaman:


Terkini Lainnya
Pedagang TTS dan Kartu Pos di Yogyakarta Terus Bertahan: Tetap Laris di Kalangan Turis
Pedagang TTS dan Kartu Pos di Yogyakarta Terus Bertahan: Tetap Laris di Kalangan Turis
Yogyakarta
Berpotensi Viral, Pelaku Wisata di Gunungkidul Diimbau Tak 'Nutuk' Harga saat Libur Nataru
Berpotensi Viral, Pelaku Wisata di Gunungkidul Diimbau Tak 'Nutuk' Harga saat Libur Nataru
Yogyakarta
Cerita Kusir Andong Malioboro Sambut Nataru: Kuda Diberi Jamu Bergizi hingga Waspada Musik
Cerita Kusir Andong Malioboro Sambut Nataru: Kuda Diberi Jamu Bergizi hingga Waspada Musik
Yogyakarta
Basuki Pastikan Kantor Wapres di IKN Segera Selesai
Basuki Pastikan Kantor Wapres di IKN Segera Selesai
Yogyakarta
Simak Jalur Alternatif Masuk Yogyakarta di Libur Natal-Tahun Baru, Jangan Sampai Terjebak Macet!
Simak Jalur Alternatif Masuk Yogyakarta di Libur Natal-Tahun Baru, Jangan Sampai Terjebak Macet!
Yogyakarta
Bantul kirim Tim Kesehatan ke Aceh Tamiang
Bantul kirim Tim Kesehatan ke Aceh Tamiang
Yogyakarta
Target Kunjungan Wisatawan ke Sleman Saat Nataru Turun Dibandingkan Tahun Lalu, Ini Alasannya
Target Kunjungan Wisatawan ke Sleman Saat Nataru Turun Dibandingkan Tahun Lalu, Ini Alasannya
Yogyakarta
Viral Video Mahasiswa Diduga Mabuk Bikin Onar di Gamping Sleman, Ditangkap Polisi
Viral Video Mahasiswa Diduga Mabuk Bikin Onar di Gamping Sleman, Ditangkap Polisi
Yogyakarta
UMP 2026 Tak Kunjung Terbit, Buruh Yogyakarta Resah dan Khawatir Dialog Jadi Formalitas
UMP 2026 Tak Kunjung Terbit, Buruh Yogyakarta Resah dan Khawatir Dialog Jadi Formalitas
Yogyakarta
Sleman Bersiap Hadapi Lonjakan Arus Nataru, Dishub Petakan Titik Rawan Macet
Sleman Bersiap Hadapi Lonjakan Arus Nataru, Dishub Petakan Titik Rawan Macet
Yogyakarta
Pemerintah Tak Kunjung Tetapkan Formula UMP, Pengusaha Yogyakarta: Kami Butuh Kepastian Aturan
Pemerintah Tak Kunjung Tetapkan Formula UMP, Pengusaha Yogyakarta: Kami Butuh Kepastian Aturan
Yogyakarta
Swasta Boleh Tarik Tarif Parkir 5 Kali Lipat di Jogja, Aturannya Terbit Era Haryadi Suyuti
Swasta Boleh Tarik Tarif Parkir 5 Kali Lipat di Jogja, Aturannya Terbit Era Haryadi Suyuti
Yogyakarta
Sultan Minta Pemkot Yogyakarta Tertibkan Parkir Liar: Kalau Kewalahan, Saya Terjun!
Sultan Minta Pemkot Yogyakarta Tertibkan Parkir Liar: Kalau Kewalahan, Saya Terjun!
Yogyakarta
Baru Saja Dilantik, 2.018 PPPK Kulon Progo Langsung Pecahkan Rekor Dunia Lewat Macapat
Baru Saja Dilantik, 2.018 PPPK Kulon Progo Langsung Pecahkan Rekor Dunia Lewat Macapat
Yogyakarta
Tak Pandang Hari Libur, Pengawasan Ibu Hamil di Gunungkidul Diperketat demi Kelahiran yang Aman
Tak Pandang Hari Libur, Pengawasan Ibu Hamil di Gunungkidul Diperketat demi Kelahiran yang Aman
Yogyakarta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau