KULON PROGO, KOMPAS.com – Sejumlah sekolah di Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) minim pendaftar pada tahun ajaran 2024/2025.
Tidak hanya tingkat sekolah dasar (SD), tetapi juga tingkat menengah pertama.
Sekolah minim pendaftar itu berada di daerah pegunungan Bukit Menoreh.
“Itu wilayah Utara, wilayah pegunungan, akses ke tempat pendidikan memang jauh,” ucap Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga Kulon Progo, Nur Wahyudi, Jumat (28/6/2024).
Baca juga: Diduga Pakai Piagam Palsu, 25 Calon Siswa di SMAN 3 Semarang Terancam Tereliminasi
Baca juga: 17 SDN di Semarang Masih Kekurangan Murid, Mana Saja?
Nur mencontohkan, SD Negeri 1 Balong yang hanya mendapatkan satu siswa di Kapanewon Samigaluh.
Selain itu, ada satu SD di Kapanewon Kokap yang hanya mendapatkan empat siswa saja.
Ini belum menggambarkan seluruh sekolah di Kulon Progo karena rekapitulasi hasil PPDB di tingkat SD masih berjalan.
“Disebut kekurangan siswa kalau satu rombongan belajar kurang dari 28 siswa dalam satu kelas. Tapi kalau satu siswa atau empat siswa saja itu, sangat jauh kekurangannya,” katanya lagi.
Baca juga: 70.000 Calon Siswa Miskin di Jateng Kesulitan Daftar PPDB Jalur Afirmasi, Mengapa?
Tidak cuma SD, Kepala Bidang SMP Disdikpora Kulonprogo, Dorojatun Kuncoroyakti mengungkapkan, ada 10 dari 36 SMP yang minim pendaftar sehingga potensial kekurangan siswa.
Sekolah ini ada di perbukitan, yakni di Kokap Girimulyo dan Samigaluh.
“Karena medan yang beragam, tidak seperti perkotaan,” kata Kuncoro.
Baca juga: Keluhan PPDB SMP di Gunungkidul, Sebagian Mengenai Afirmasi dan Upload Berkas Pendaftaran
Pemerintah kata Nur, masih mengkaji jalan keluar bagi sekolah yang kekurangan murid.
Regrouping atau menjadikan satu dengan sekolah lain menjadi salah satu jalan keluar. Namun, hal itu perlu pengkajian mendalam karena terkait dengan kesulitan siswa dan orangtua murid.
“Kebanyakan di wilayah Kokap, Girimulyo, Samigaluh. Regrouping memang salah satu jalan keluar. Akan dirasa lebih jauh untuk masyarakat tertentu,” pungkas Nur Wahyudi.
Baca juga: 2 SDN di Purworejo Kondisinya Memprihatinkan, Ruang Kelasnya Roboh, Mana Saja?
Hal serupa juga terjadi di tingkat menengah atas dan kejuruan.